"ikut gue yuk" Ara dengan berani berdiri di hadapan cowok yang membuat dirinya hari ini mendapat banyak cuitan, juga kesulitan.
"Atas dasar apa gue mau nurut?" Ara menghela nafas, oh ayolah jangan tutup telinga soal kehebohan ini, Ara benar benar risih.
"Lo kemarin yang nyuruh gue patuh, sekarang gantian, supaya impas" Shuyang kemudian menaruh sendok nya di atas mangkuk baksonya, dan bangkit lalu mengangguk.
"Oke, mau kemana?" Tanpa banyak bacot, Ara menarik pergelangan tangan Shuyang dan membawanya keluar dari area kantin.
Sebenarnya bukan kemauan ia menemui Shuyang di kantin, sebab apa?, Sebab akan banyak lagi opini opini murid lain, dan seolah membenarkan soal kedekatan mereka, tapi Ara tidak ada pilihan lain, ia tak bisa menunggu sampai pulang sekolah atau bahkan menemui di tempat lain.
Hari ini Ara les, tanpa pulang kerumah dan ia akan pulang larut, tak mungkin bertamu ke rumah orang di larut malam.
Tak lama mereka sampai di ujung koridor dekat tangga yang sudah tak berfungsi.
Ara menghela nafas setelah bersedekap dada, menahan kesal, seharian ini ia di tanya banyak oleh para kerumunan siswi yang katanya Fans Shuyang, bibir Ara sampai kering buat balesnya.
"Lo harus tanggung jawab, lurusin soal kericuhan ini"
"Kericuhan?, Dari pagi gue liat gak ada yang tawuran tuh, gak ada juga yang berantem, soalnya Bu Ina hari ini gabut, gada murid nakal yang masuk Bk, terus kericuhan apa?" Kata Shuyang, ini cowok beneran tutup telinga ya?!.
"Jangan pura pura nggak tau!, Soal kemarin yang lo nganterin gue pulang, yang soal lo pinjemin jaket lo, gara gara itu gue-" Ara seketika terdiam saat Shuyang mengarahkan tangannya ke atas kepalanya.
"Ada daun, lanjut" Ara lalu mendengus kesal, keburu malas, rasanya percuma ngajak cowok ini bicara, katanya mantan ketua geng motor?!, Kok masalah ginian gak mau maju.
"Lo dengerin gue gak si?!"
"Iya dengar, tadi sampai gue pinjemin jaket ke lo, terus gara gara itu lo Kenapa?" Kata Shuyang yang memang menyimak.
"Ah udahlah!, Susah ngomong sama lo!" Ara kemudian memilih pergi, sayangnya sempat Shuyang tahan, ia tidak suka seperti ini, sudah di ganggu untuk hal yang tidak guna.
"Lo udah ganggu makan gue, jadi selesaikan apa yang mau lo sampaikan" Katanya.
"Enggak, udah cukup, harusnya lo paham" akhirnya Shuyang melepas cekalan itu dan membiarkan Ara pergi.
Cowok dengan seragam tak terkancing itu kemudian memandang punggung gadis cantik yang kini menghilang di balik tembok.
"Jadi salah gue dimana?"
Mau ngingetin kalau Shuyang itu punya kecerdasan yang Pas pas an, tapi Alhamdulillah kalau soal masalah hidup kalian bisa belajar darinya, cuma kalau soal cinta, Ia bahkan belum menemukan First love nya, atau mungkin setelah ini sudah?
🌧️🌧️🌧️
"Jadi tadi lo ngomongin apa sama Ara?" Tanya Dianjia, keempat cowok itu kini baru saja keluar kantin, berjalan menuju kelas."Dih kepo lo Dj!, Emang apaan Yang?" Mingrui menggeser Dianjia, dan sekarang dirinya yang ada di sebelah Shuyang.
"Yeu sama nya lo!" Itu Zeyu, kemudian tak lama Shuyang menjawab.
"Kayak yang Mingrui bilang tadi pagi"
"Apaan dah, lupa gua" karna greget, Shuyang menoyor Mingrui.
"Itu lho Rui, soal hebohnya sekolah gara gara mereka pulang bareng" kata Dianjia menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandal Jepit | FF Shuyang (END)
Fanfictiondiciptakan seperti sandal jepit sepasang maksudnya. Kisah nya semulus jalan tol. Anti menye menye. Anti pelakor masa lalu. Mungkin kisah nya semulus jalan tol, tapi hubungannya seburuk panci gosong yang susah di gosok. Tidak ada kata damai. Note: h...