Dua Human di rumah masing masing kini sedang mengejar waktu.
Berlari menuruni tangga rumah dengan buru buru, dasi juga tas yang tidak rapih itu melekat pada mereka.
Terlambat. Mereka kesiangan.
"MAS NANA!!!" Shuyang menjerit sambil berlari ke arah dapur.
"Mas Nana udah berangkat, Bang!!" Dari ruang tengah bapak menyahut.
"Loh?!, Pak terus piye loh iki aku kawanan" kata Shuyang yang duduk di sebelah bapak, memakai sepatunya. (Translate: "loh?!, Pak terus gimana loh ini aku kesiangan" )
"Salah mu, sopo sing ngakon kawanan?" Kata bapak sembari memangku Nono.
(Translate: "salah kamu, siapa yang nyuruh kesiangan?")
"Yo gak ono toh pak, tapi wes kelakon ape piye toh?" Shuyang masih saja menggerutu, "Terus ini Mas Nana tadi berangkat bawa motor pak?"
(Translate: "ya nggak ada toh pak, tapi udah kejadian mau gimana toh?")
"Engga bang, Mas Nana berangkat bawa mobil nya" lalu Shuyang menghembuskan nafas lega, artinya motor Mas Nana nganggur.
"Ya udah Shuyang berangkat pak, Assalamualaikum" setelah mengecup punggung tangan Bapak. Shuyang berlari keluar rumah.
Pukul 7 pas, Mungkin Cukup 15 menit sampai sekolah?, Mungkin.
Kedua nya membuka pagar rumah bersamaan.
Shuyang yang mengeluarkan motor dan Ara hanya berjalan.
Lalu Ara menghampirinya setelah menutup pagar.
"Ayo Ra, udah kesiangan!" Lalu Ara duduk di jok belakang.
"Kenapa bisa kesiangan bareng deh?" Keluh Ara benar benar tak habis pikir.
🌧️🌧️🌧️
"Lo kenapa bisa kesiangan?" Tanya Shuyang yang berdiri dengan sikap istirahat, alias dua tangan di belakang.
"Nggak bisa tidur, dirumah nggak ada siapa siapa" jawab Ara dengan posisi yang sama seperti Shuyang.
Mereka berada di tengah lapangan sepagi ini, ya apalagi kalau bukan di hukum karna terlambat?.
"Kok bisa?" Sejenak Ara menghela nafasnya, lalu kembali berucap.
"Bisa lah, Mama juga belum pulang, Ayah juga ada kerjaan di luar, bibi ikut Ayah. Ya aku sendiri. Nggak deh, Ada Meng"
"Kucing lo?" Ara mengangguk semangat, tapi ada rasa bersalah pada meng-nya. Gara gara kesiangan dia belum sempat ngasih makan kucingnya itu. Malang sekali.
"Ajak Nono kenalan dong sama Meng" kata Ara sedikit terkekeh.
"Spek nya Nono mah yang bahenol Ra, kucing lo kalo nggak masuk tipe nya ya di skip" Lalu keduanya tergelak. Apasih random banget!!
"Nono masa mandang Fisik?!" Kata Ara sewot, hanya untuk kembali mengundang tawa Shuyang.
Semakin hari Ara semakin merasa kalau hari hari nya menjadi hidup, ia merasakan Arti hidup yang sebenarnya. Hidup yang katanya penuh warna. Ara kini merasakannya.
Hanya karna cowok di sebelahnya. Karna anak Bapak Gama itu. Cowok sederhana yang memilih makan di kaki lima ketimbang resto. Cowok sederhana yang membawa hal luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandal Jepit | FF Shuyang (END)
Fanfictiondiciptakan seperti sandal jepit sepasang maksudnya. Kisah nya semulus jalan tol. Anti menye menye. Anti pelakor masa lalu. Mungkin kisah nya semulus jalan tol, tapi hubungannya seburuk panci gosong yang susah di gosok. Tidak ada kata damai. Note: h...