44.Keributan pagi hari

144 31 3
                                    

"to the point" kata Shuyang saat mereka sampai di belakang gedung kelas 11.

"Ara dalam bahaya" lalu Leon menyahut begitu, tampak khawatir begitu jelas.

Shuyang mengangguk, "gue tau, to the point"

"Oke, masih orang yang sama seperti yang lo tau"

Lalu Shuyang mengumpat, kenapa hidupnya jadi serumit ini.

"Kali ini serangan macam apa?"

"Masa lalu"

🌼🌼🌼

"Lo tuh sadar diri!, Nggak pantes lo dapat hadiah itu!" Ara mendengar suara samar samar itu dari dalam UKS.

Niatnya mau bodo amat, tapi kalau itu pembullyan Ara tidak boleh diam seperti dulu. Ia betul betul tau semenyeramkan apa rasanya.

Lagi pula ia sangat mengenal suara siapa itu. Yeji.

"Yang sopan sama Kakak kelas!"

"Emang modelan lo pantes di hargai?" Kata Ara membuat Yeji menoleh cepat, Ara tau Yeji sekarang sedang marah besar.

"JAGA UCAPAN LO!" lalu detik itu juga Yeji menampar pipi kiri Ara, cukup nyaring, sampai beberapa orang dari luar ruangan mulai melihatnya.

"Anjing!" Lalu Ara membalasnya, fisik di balas fisik, biar Impas!.

"Bisa nggak sih, nggak usah ikut campur urusan orang!" Dan setelah itu adegan saling jambak terjadi, gadis yang tadi di tindas Yeji kini merasa bingung.

"Oh, lo orang?. Gue kira setan, Soalnya kelakuan lo nggak manusiawi!"

"BACOT BANGET LO!"
"CEWEK MURAHAN!"
"SASIMO!"
"SOK JADI PAHLAWAN!"

"Lo nggak pernah ngerasain di bully kan?!, Lo nggak pernah tau se seram apa!, ORANG YANG LO TINDAS BUKAN NYA LEMAH!, TAPI ORANG KAYAK LO NYA YANG TOLOL!" Ara menarik nafas sejenak.

"Nggak semuanya harus lo bentak bentak, bicara baik baik!, Lo nggak akan pernah tau setakut apa mereka setelahnya!, MIKIR!"

Yeji diam melihat Ara yang begitu mengintimidasi, tatapan itu penuh amarah, disini harusnya dia yang marah besar, tapi baru kali ini Yeji terdiam oleh lawannya.

Mereka sudah tidak saling jambak, Yeji menyangga tubuhnya di tepi brankar UKS, kepalanya sakit.

Tapi Ara masih berdiri kokoh di tempatnya, kepalanya juga tak kalah nyeri, tapi hatinya lebih terasa kebas. Seperti ada tembok penghalang yang ia tahan sejak dulu, dan hari ini ia berani mendorongnya, melepas beban.

Lalu dari belakang Shuyang datang, ia kemudian mengangkat tubuh Ara, Shuyang menggendongnya seperti koala.

"Lo salah nyari lawan" itu yang Shuyang ucapkan pada Yeji sebelum keluar, meninggalkan keramaian itu.

Dalam gendongan itu, Ara tidak memberontak, Ara malah memeluk Shuyang erat, lalu ia menangis di pundak Shuyang.

"Kak.. aku berlebihan.. aku egois.." Shuyang semakin erat menggendong Ara, entah mau kemana.

"Aku jahat kak.."

"Tutup mulut cantik kamu sebentar aja" lalu Shuyang mengusap kepalanya penuh sayang.

🌼🌼🌼


"Kamu nggak salah kok" Kata Shuyang masih setia mengusap sayang kepala Ara. Mereka di roftoop.

"Aku harusnya nggak marah marah, ah enggak, harusnya aku marah, tapi bukan sama kak Yeji.." kata Ara yang tengah menatap kosong langit.

"Kamu cuma nggak suka kan?, Kamu nggak suka ada bullying di sekitar kamu"

"Tapi cara aku barusan salah, cuma karna aku pernah di bully, harusnya aku nggak perlu lepas emosi gitu aja, aku cukup bawa pergi korbannya, selesai"

"Apa yang perlu disesali lagi?, Udah terjadi. Nggak papa, nggak semuanya harus pakai cara yang halus, sesekali kasar juga nggak papa"

"Dih sesat!" Lalu Shuyang tertawa pelan.

"Aku serius, contohnya Polisi, nggak bisa di pakai cara kekeluargaan buat tangkep pengedar narkoba, atau para kriminal lain,  pelaku pasti akan kabur. Bahkan kalau berontak kakinya pasti di tembak. Semuanya biar apa?, Biar adil. Orang yang salah harus dapat konsekuensinya"

"Kesimpulannya?"

"Kamu nggak seutuhnya salah" Ara mengangguk paham.

"Tapi aku masih mau marah" Ara menegakkan tubuhnya, membuat tangan Shuyang yang mulanya ada di atas kepala Ara kini melayang di udara.

"Kenapa lagi?"

"Kita ketinggalan jam pertama gara gara kamu!"

"Aku??, Serius kamu nyalahin aku?"

Ara mengangguk, ya memang, "harusnya kamu anterin aku ke kelas, bukan disini"

"Kalau tadi aku antar kamu ke kelas, sampai detik ini kamu pasti belum berhenti nangis" ledek Shuyang.

"APAAN?, dih enggak, gue nggak cengeng kali!"

"Terus tadi yang bikin seragam aku basah siapa ya??" Ejek Shuyang lagi.

"Kak!!"

"Udah udah sini, nggak ada kelas, guru nya rapat ujian sayang.."

"Pasti lo yang nyuruh"

"Terserah kamu ah"

"Idih ngambek nya jelek banget"

"Iyaa makasih cantikk"

🌼🌼🌼

(🚫 = Unsend )Btw abaikan jam nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(🚫 = Unsend )
Btw abaikan jam nya

Murid lelaki yang katanya anak baru itu menggeram kesal, sebelum akhirnya kembali menaruh kepalanya dilipatan tangannya.

🌼🌼🌼

Itu barusan sedikit spoiler next part..
Jangan lupa vote ya..
Thank u❤️

Sandal Jepit | FF Shuyang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang