Siang di awal bulan Febuari di selimuti mendung, namun hujan belum juga turun.
Anak kelas 12 mendapat kelas tambahan alias les, jadi mereka masih belum pulang disaat kelas 10 dan 11 sudah bubar.
"Ara!" Sang pemilik nama menoleh menemukan cowok dengan seragam yang sama dengannya berlari mendekat.
"Bumi?" Lalu cowok itu terkekeh pelan.
"Kenapa lo selalu manggil gue bumi? Padahal semua orang manggil gue Theo" Bumi sudah berdiri di sebelah Ara.
"Nama Theo terlalu sangar buat wajah lo yang happy kiyowok gitu" lalu Bumi kembali terkekeh, jujur ya, mereka akhir akhir ini memang dekat.
"Ada ada aja lo" lalu Ara merasakan surai nya yang di usap lembut.
"Ayo balik, di jemput nggak?" Tanya yang lelaki.
"Naik angkot yuk!" Ajak Ara.
"Serius?, Cewek kayak lo mau naik angkot?" Lalu Ara memukul bahu Bumi kesal.
"Emang gue cewek kayak apa?!, Sama aja kayak cewek biasanya!, Ayok udah, mumpung supir gue belum jemput, bisa kena omel mama nanti gue" lalu dengan gelak tawa mereka berlari keluar gerbang dan menghentikan angkot lalu masuk dan duduk dengan hati-hati.
"Lo keliatan seneng banget?" Kata Bumi yang melihat Ara tak melunturkan senyumnya sejak tadi.
"Gue merasa bebas, kalau dilihat mungkin memang hal biasa, hal yang norak, tapi lo tau?, Gue seneng bangettt" Bumi ikut tersenyum, Ara bukan cewek biasa, dia luar biasa karna dia jadi dirinya sendiri.
"Kalau gitu gue harus sering ajak lo pulang naik angkot" Lalu Ara menoleh cepat dan mengangguk semangat.
"Harus!" Lalu mereka menikmati siang itu, siang di awal Februari yang tadinya terlihat mendung, kini awan itu hilang terhembus angin entah kemana. Yang pasti langit Jakarta menjadi cerah, secerah senyum yang Ara torehkan.
🌧️🌧️🌧️
Siang yang menyenangkan, sayangnya Ara harus turun lebih dulu ketimbang Bumi, lalu mereka berpisah.
Ara kini harus jalan ke dalam komplek menuju rumahnya, ya nggak mungkin Angkot itu masuk ke komplek nya kan.
Tin tin!!
Setelah menoleh Ara berdecak melihat empat motor yang berjalan mendekat.
"Kenapa pulang jalan kaki?" Siapa lagi kalau bukan Shuyang.
"Nggak jalan kaki, ya kali, patah kaki gue yang ada, tadi naik angkot, nggak mungkin kan itu angkot gue suruh berhenti depan rumah" Kata Ara membuat Shuyang mengangguk.
"Ya udah ayo naik"
Ara menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "kayaknya nggak perlu deh, lima langkah lagi juga nyampe"
Lalu di belakang mereka, Mingrui, Dianjia dan Zeyu tergelak, termasuk Ara.
🌧️🌧️🌧️
"Ara mau pake mayonaise nggak?" Dari dapur Mas Nana bertanya dengan sedikit berteriak, takut Ara nggak dengar.
"Nggak Mas, sebentar aku kesana!" Setelah menggeplak bahu Shuyang, Ara berlari ke dapur melihat sosis yang di bakar Mas Nana tadi sudah matang.
"Kenapa nggak suka mayonaise?" Tanya Mas Nana yang memberikan saus pada Ara.
"Rasanya aneh nggak enak" kata Ara membuat Mas Nana terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandal Jepit | FF Shuyang (END)
Fanfictiondiciptakan seperti sandal jepit sepasang maksudnya. Kisah nya semulus jalan tol. Anti menye menye. Anti pelakor masa lalu. Mungkin kisah nya semulus jalan tol, tapi hubungannya seburuk panci gosong yang susah di gosok. Tidak ada kata damai. Note: h...