Arla Rheano Prasya

551 81 8
                                    

Arla Rheano Prasya. Anak satu satunya yang terlahir di keluarga Prasya, saat ini ia memiliki dua orang ibu dan dua orang ayah.

Iya benar sekali, kedua orang tuanya berpisah sejak ia masih duduk di bangku SMP kelas 8, banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi, mulai dari kesibukan masing masing di tempat kerja, sampai perselingkuhan.

Gadis yang kerap di sapa Rere di sekolah itu sebenarnya bukan gadis lemah yang mudah di perbabu, hanya saja ancaman tentang kesalahannya saat masuk pertamakali membuatnya harus patuh, Rere melukai teman kelasnya dengan benda tajam, bukan pisau, melainkan gunting.

Gadis itu tak ingin berurusan dengan guru dan berakhir akan merepotkan mamanya, ya walau sang ibu tak akan marah besar, tapi Rere selalu sungkan, dan memilih dirinya yang harus mengalah.

Gadis itu masih duduk di bangku SMA kelas 11, ujian akhir semester 1 sudah selesai seminggu kemarin, dan libur sudah tiba.

Senang rasanya, ia benci harus berada di dua lingkup yang terasa seperti penjara kebahagiaan.

Bayangkan saja, berangkat sekolah ia harus siap mental, pulang ke rumah juga sama, lalu dimana rumah yang sebenarnya? Teman pun Rere gak punya, paling juga si cimot alias kucing oren miliknya.

Tapi bersyukurnya Rere adalah, Bandung sangat indah untuk di susuri, banyak tempat yang bisa ia datangi, ia punya banyak uang, tapi bukan itu yang ia mau.

Ia juga cerdas namun sampai sekarangpun ia tak tau apa tujuan nya hidup, tak tau akan digunakan untuk apa kecerdasannya nanti, ia terlalu fokus pada kesenangan dirinya, padahal yang sebenarnya ia butuhkan hanya sedikit kasih sayang.

Rere cerdas bukan tanpa alasan, sejak kecil pun ia di didik untuk disiplin, mandiri, dan sebagainya, Rere bahkan sampai sekarang memiliki banyak jadwal les, seni sampai matematika juga kepenulisan.

Tapi percuma, bukan itu yang ia mau, bukannya tidak bersyukur diberikan banyak kenikmatan, tapi itu memang benar benar tidak membuatnya bahagia, ia merasa sangat bodoh karna tidak bisa tau apa yang membuatnya bahagia.

Kicauan burung membuyarkan lamunannya, burung perkutut itu nangkring di pembatas balkon kamarnya.

"Kamu ngagetin tau." Oceh Rere dan menutup bukunya asal lalu mendekat ke arah balkon yang terbuka.

Sayangnya burung itu terbang jauh saat dirinya sampai di balkon, awan mendung menutup langit, padahal sebelum Rere menulis diary Langit masih cerah, memang ya benar, tuhan itu pandai membolak balikan, termasuk hati manusia.

"Ara? Kamu di dalam?" Ketukan pintu di barengi suara sang ibu dari luar, gadis yang di panggil 'Ara' segera membuka pintu. (Ara adalah nama panggilan orang terdekatnya, tak banyak yang mengetahui)

"Ma, ada apa?" Tanya nya setelah membuka pintu kamar, sang ibu terlihat cemas namun masih menampakkan senyumnya.

"Ra, Kita malam ini pindah ke Jakarta, kamu kemasi barang barang mu ya." Ucapnya lembut, Rere malah terkejut, takut sekaligus.

"Ma, mama gak dapat chat apa apa dari pihak sekolah kan?" tanya nya hati hati.

"Engga, memangnya kamu buat masalah? Enggak kan sayang? Gak mungkin juga, anak mama secerdas dan secantik ini buat onar. Ya sudah ya, sekarang kemasi barang kamu yang penting saja, mama juga belum beres, dah sayang." Sebelum pergi sang ibu sempat mengusap rambut Rere.

"Tapi setidaknya mama tidak tahu." Menghela nafas dan sekarang ia akan menuruti perkataan ibunya, berkemas.

Ada rasa senang bercampur sedih, ia akan kehilangan semua temannya, bukan apa, ia hanya berpikir siapa selanjutnya yang akan menggantikan dirinya, ia merasa kasian pada orang orang itu.

Soal pertengkaran Aska dengan Rere tentang ibunya yang seorang jalang itu fitnah, ibunya tidak seperti yang dibicarakan, apa alasan mereka mengatakan hal keji itu? Apa hanya karna sang ibu menikahi pria duda yang umurnya terpaut 5 tahun diatasnya. Lol.

Sudahlah tidak penting, yang terpenting apa yang di katakan orang orang lemah itu tidak pernah benar dan tidak berdasarkan bukti.

Sekarang ia akan pindah ke Jakarta, dimana tempat ayah kandungnya tinggal bersama keluarga barunya.

Rasa rindu tentu ada, dan mungkin nanti ia akan menemui sang ayah kandung.

Tak apa walau sedikit berbeda suasananya, nantinya ia hanya ingin menemui sang ayah dan memeluknya erat.

Mungkin.

🌧️🌧️🌧️

Malam ini angin bertiup kencang, namun dirinya tak bisa merasakan, bau mint dan dinginnya AC lebih mendominasi penciumannya.

Dirinya duduk di kursi belakang, tidak sendiri, ada bibi mita alias asisten rumah tangga yang sudah bekerja dirumahnya sebelum orang tuanya berpisah, Ara menganggap nya seperti nenek sendiri, sebab dirumah hanya bibi yang selalu bertanya bagaimana kegiatan-kegiatannya, bagaimana suasana hatinya setiap hari.

Bibi ikut pindah ke Jakarta karna memang ia hanya sebatang kara saat ini, dan ya bibi akan tinggal bersama, lagipula Ara tak mau sampai bibi tidak ikut, ia akan benar benar sendirian nantinya.

Pukul tujuh malam di hari sabtu ini mereka dalam perjalanan menuju Jakarta, Ara tak berniat tidur karna kantuk juga tak kunjung datang.

Saat ini ada sepercik rasa takut dalam dirinya soal Jakarta, bukan apa apa, ia pindah kota, yang dalam artian semua akan terasa baru, sekolah baru, tempat les baru, rumah baru, seragam baru, suasana baru, udara baru, teman baru? Mungkin, sejauh ini ia tidak memiliki teman, ada hanya teman yang datang saat butuh dan pergi seenaknya, yang perlu di ingat untuk pertemanan adalah, semakin kamu besar semakin kejam pertemanan, pandai-pandailah memilih teman.

Kembali ke topik, ada satu yang belum Ara ceritakan tentang Aska, cowok itu memang menebar kebencian sejak kelas 10, ia bisa membacanya lewat tatapan cowok itu, entah tentang apa itu yang pasti Ara pun belum puas membuat memar wajah brengsek nya.

Sangat di sayangkan memang, harusnya sebelum pergi, ia menitipkan salam berupa bogeman ke wajah teman kelasnya secara rata, sungguh Ara baru teringat.

Jangan berpikir Ara seorang psycho, atau pembunuh berdarah dingin, tidak, ini rasa Manusiawi kok, bayangkan dirimu di posisinya, mungkin tidak kesal hanya sedikit benci, iya sedikit. Bercanda, Ara tidak membenci mereka, hanya saja jika nanti ia bertemu mereka di tempat lain, tak akan ia biarkan begitu saja.

Tak lama kantuk menepi dan matanya terpejam mulai masuk ke alam bawah sadar.

Selamat malam..

-sendal jepit-

Maaf ya baru mulai udah dibuat bete aja^^

Jangan lupa vote kalau suka y pren
Terimakasih ❤️

-pacartiway ❤️

Sandal Jepit | FF Shuyang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang