bonus chapter

309 49 18
                                    

"Morning Theo!" Bocah berumur 6 tahun itu tersenyum manis, madu pun kalah manis dengan senyumnya.

"Morning kakak!, Theo hari ini mau main layang layang sama teman teman" ceritanya.

"Oh ya? Sudah izin Papa belum?" Gadis itu mengolesi rotinya dengan mentega.

"Sudah!! Papa hari ini tidak bekerja, papa katanya mau jalan jalan" Theo dengan ceria bercerita.

"Loh, papa tidak bekerja? Mau jalan jalan ya?.. Theo ikut?"

Theo menggeleng, "Tidakk!! Papa mau menikmati masa remajanya" gurau Theo, kecil kecil gini otaknya cerdas sekali.

"Remaja anak dua ya?" Lalu keduanya tertawa bersama.

"Papa dengar semua loh!"

"HEHEH PAPA BERCANDA!!"

Pagi itu cukup indah untuk mengawali hari.

💌

"Jam kelas gue diundur tiba tiba Kay"

"Nah kebetulan banget!, Ke cafe Bujang aja! Temenin gue ayo!"

"Boleh, gue otw deh, lo juga buruan!"

"Okay syapp sayang.."

"Eww Kayla!"

Kemudian Ara kembali fokus menyetir, cukup menyebalkan soal kelas yang di undur, karna mengumpulkan niat untuk datang kelas pagi hari itu sedikit sulit, apalagi untuk kaum mageran seperti Arla Raresha Prasya.

Mobil putih cantik itu terparkir di halaman Cafe, Ara masuk dan take order.

"Saya mau coffe capuccino dua ya"

"Oh iya, atas nama siapa neng?"

"Atas nama-"

"Yang bener Zey!, Buset masih pagi udah loyo aja!"

"Elo ngalangin jalan gue pea!"

"Udah napa!, Riweh pisan! Minggir!"

"Aih barudak teh, gandeng pisan!" Barista yang melayani nya tersenyum canggung, "maaf ya neng, emang kitu dah suka pada ribut"

Ara hanya diam mematung, cowok di hadapannya adalah Shuyang, entah hanya khayalan nya atau nyata Ara tidak tahu, yang ia tau sekarang di hadapannya terpampang jelas wujud Shuyang dengan senyum yang tidak pernah berubah.

Dan tiga orang yang ribut di belakang tadi adalah Mingrui, Zeyu, dan Dianjia.

"Neng? Kunaon ya? Gapapa kan?"

"Eh enggak Ara gak papa, aduh iya udah itu aja kok"

"Atas nama  Ara ya jadinya?.."

"Iya Mas.."

"Silahkan ditunggu ya neng" Ara hanya mampu mengangguk.

"Mereka sama sekali nggak inget gue ya.."

Lalu daripada ia larut dalam kesedihannya, Ara berbalik berjalan menuju mejanya.

Bruk!

"Aduh i'm sorry" Ara menunduk meminta maaf.

"Nggak masalah, lain kali hati.. hati.." suara itu hilang di akhir.

"Ara.." Ara mendongak menemukan wajah yang sangat ia kenali.

Aska.. cowok itu..

Iya cowok yang pernah membuatnya ketakutan setengah mati, apa itu juga hanya mimpi? Semoga saja begitu.

"Maaf saya sedikit sibuk, sekali lagi maaf untuk yang tadi" Ara berlalu dan duduk di kursinya.

Tak lama Kayla datang dengan totebag kesayangannya.

"Semalam gue habis baca AU tau!! Seru banget lo mau gue rekomendasi in nggak?!" Cerocos Kayla, sedangkan mata Ara masih mengarah pada Aska.

"Au siapa tuh?"

"Haechan!, Beuh flufy parah, baper banget gue!!"

"Halah elo mah di panggil orang cakep dikit juga baper!, Dasar Korban AU!"

"Wah merendahkan gue banget lo!" Lalu keduanya tertawa.

Waktu berlalu cepat sampai pukul 10 siang, Kelas Ara ada setengah jam lagi, itu artinya mereka harus pergi sekarang.

"Ayo deh, sebentar deh gua mau beli milkshake buat Theo" Ara kemudian memesan dan menunggu di take order.

"Gue tunggu di depan ya"

Tak lama pesanannya selesai, lalu Ara berjalan keluar, namun sebelum keluar ia merasa bahunya di tahan.

"Ara tunggu, kita perlu bicara"

"Saya bilang saya buru buru!" Sentak Ara.

"Soal mimpi Ra.. lo mimpi yang sama kan?"

Ara mematung, matanya menatap Aska tajam.

"Maksudnya?"

"Kita bukan musuh Ra, gue nggak pernah nyakitin lo, kita kecelakaan bareng. Kita koma bareng. Sebelumnya kita teman deket di SMA Ra. Tapi gara gara mimpi itu-"

"Ara ayo!! Nanti lo kena omel dosen!"

"Iya sebentar!" Katanya, "hubungi gue nanti" Ara memberikan kertas berisi nomor telepon nya lalu segera pergi dari sana.

💌

Bonchap apa spoiler nih wkwk.
Kalo rame sih lanjut season 2, kalo sepi ya udah gak jadi.

See u n love u wkwk 🤍

Sandal Jepit | FF Shuyang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang