20.Tawaran dari Minghao

250 60 8
                                    

(Usahakan buka pict nya ya, biar paham konfliknya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Usahakan buka pict nya ya, biar paham konfliknya)

🌧️🌧️🌧️

Siang sebelum chat itu terjadi.

Shuyang bersama Zeyu berjalan bersama salah satu teman Ara. Kayla.

"Kalian ngapain ngikutin gue sih?" Kata Kayla melirik keduanya sinis.

"Pengen aja" balasan Zeyu yang selalu sama jika di tanya kenapa.

Kayla lalu hanya pasrah, biasanya hanya Zeyu yang kadang mengantarnya ke kelas, nah kalau Shuyang ikutan berarti ada apa apa nih.

"Kay kay!, Tadi waktu di kantin, Minghao sama Ara ngobrol apa aja?" Nahkan tebakan kayla bener.

"Kak Minghao minta id line nya Ara, udah itu aja, sama kenalan, dia bilang dia temen lo ke Ara, sebenernya gue mau ketawa pas itu, tapi lo udah dateng, jadi pending dulu" lalu Kayla bersama Zeyu tertawa bersama tanpa sadar, hanya untuk membuat Shuyang sebal.

"Itu aja?" Kayla mengangguk samar masih dengan sisa tawanya.

"Ya udah gue duluan" Shuyang pergi setelah menepuk bahu Zeyu kencang, melampiaskan kesalnya.

"Bisa bisa nya musuh bebuyutan ngaku temen demi jaga image depan doi musuh, Kak Minghao ngajak damai, Dunia nggak baik baik aja!!" Lalu keduanya kembali tertawa mengacuhkan pandangan aneh murid di koridor.

🌧️🌧️🌧️

Hujan turun begitu deras, gadis cantik itu duduk di depan jendela mengamati rintik-rintik air yang turun, lalu merekamnya dengan jelas dalam ingatan, seolah olah itu bisa di putar lain waktu.

Galau. Dirinya dilanda galau, sama seperti hujan, dirinya juga sendu. Gelap nya awan sore ini terasa begitu menyeramkan.

Kalau di tanya kenapa?, Ara akan menjawab ia galau, ia merindukan mamanya, ia merindukan sahabat lamanya yang sudah tenang disana. Ara sangat merindukannya.

Di tambah, ia merindukan Ayah kandungnya. Setelah Ayahnya pergi dari rumah, Ara belum pernah bertemu lagi, padahal saat itu Ara benar-benar membutuhkan Ayahnya.

Mengingat satu hal yang di katakan Mas Nana sore hari beberapa hari lalu pada mang Renjun yang tengah dilanda galau.

Sore itu mereka berkumpul sebelum Sholat Maghrib, mula nya mang Renjun yang seharian tidak terlihat kini muncul dan ikut duduk di dipan rumah bunda dengan wajah begitu lesu, seperti tidak makan seharian.

Lalu Mingrui dengan usilnya bertanya, "Mang Renjun kenapa lesu bener?, Kayak manusia yang habis putus cinta tau nggak?" Renjun yang baru saja duduk, menyender lesu pada bahu Jeno.

Sandal Jepit | FF Shuyang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang