45.Sticky Note penuh arti

185 31 2
                                    

Sepertinya memang betul hari ini hari kelam untuk Ara.

"Hellow!, Long time no see ya, Re?. Oh sorry Ara ya sekarang nama lo" Ara yang terdiam setelah ponselnya retak itu kini semakin terdiam.

Cowok itu..

Bukan, dia bukan mantan Ara..

Tapi kalau kalian ingat di bagian prolog..
Kalian pasti tau siapa dia..

"Sombong banget lo Sekarang, masa di sapa diam aja?" Lalu cowok itu mengulurkan tangannya, berniat berjabat tangan dengan Ara.

"Lama, tangan ganteng gue nggak bisa di anggurin gitu aja" lalu Cowok itu menarik tangan kanan Ara untuk menyambut tangannya.

Yang cowok itu lakukan barusan berhasil membuat Ara semakin terdiam, detak jantungnya berdetak begitu kencang, nafasnya juga tak beraturan.

"Kenalin, Gue Aska. Kalau lo lupa" kemudian cowok itu kembali tersenyum, senyum yang membuat Ara seakan tersengat.

Ara yang sudah sadar, mulai menetralkan detak jantungnya, menarik tangannya dari genggaman Aska.

Iya, masih ada yang ingat dia?, Cek prolog okay.

"Sorry, gue buru buru" gadis itu bergerak ke kiri, berniat melangkah pergi, tapi lengan kekar Aska menghalanginya.

"Apa apaan sih?!" Ujar Ara, tapi setelah itu dia memejamkan matanya, rasa takut kemudian datang dengan cepat memenuhi dadanya.

"Wey, santai dong" interaksi mereka berhasil menarik perhatian sekitar, selain karna suara Ara yang membentak tadi, Wajah Aska yang terbilang tampan itu membuat warga sekolah penasaran.

Ara kemudian mundur, kembali berhadapan dengan Aska.

"Pindah ke Jakarta bikin lo makin cantik ya Re?" Aska tersenyum miring. Sekitar mulai ricuh.

"Sayang banget kenapa nggak dari dulu gue pacarin lo.." Aska semakin melangkah maju, membuat Ara juga memundurkan langkahnya.

"Berhenti!" Aska menulikan pendengarannya.

"Gimana kalo sekarang aja?, Lo cantik-"

BUGH!

"BRENGSEK!" Shuyang memutar lengan Aska, menguncinya, lalu menghajarnya. Bumi dan Minghao yang datang bersama tadi memilih diam.
Biar saja cowok itu babak belur di tangan Shuyang.

BUGH!

BUGH!

"Jaga tangan lo, Takut takut patah" Shuyang berkata tepat di hadapan wajah lebam Aska, dia menepuk lengan Aska yang nyeri sekilas.

Dengan nafas yang mengebu, Shuyang kemudian meraih tangan Ara untuk ia genggam.

"Gapapa, jangan takut" lalu kemudian keduanya pergi dari sana.

"Anjing, gue nggak kebagian mukulin" kata Minghao masih di tempat.

Bumi dan Minghao menatap satu sama lain, seolah mengerti.

"BUBAR WOI!" teriak Minghao, lalu Bumi memapah Aska, engga mereka bukan kawan. Tenang saja.

"Bro, lanjut ribut di gudang aja ya biar seru" kata Bumi.

"Anjing!" Lalu Aska menjauh, memegangi perutnya.

"Makanya punya tangan di jaga!" Bumi menendang perut Aska sebelum akhirnya berlalu.

Minghao hanya menggeplak kepala Aska dengan topinya, melihat Aska yang tersungkur di lantai ia sedikit kasian.

"Bro, kalo cari lawan yang seimbang. Biar nggak babak belur gitu" nyinyir Minghao lalu menyusul Bumi.

Sandal Jepit | FF Shuyang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang