"Ara!" Seorang pria berlari menghampirinya.
"Kenapa kak?" Setelah mereka berbelahan, Ara bertanya.
"Gue nitip ini buat Zeela, kasih ke dia, bilangin jangan suka ketingalan, ceroboh banget dia" cowok itu Minghao.
Ara mengangguk lalu menerima gelang yang diulurkan Minghao. Agak bingung dari kata kata kakak kelasnya itu, tapi ya sudahlah.
"Oke makasihh" lalu Minghao berlalu dari sana, kelihatan buru buru.
Dan Ara melanjutkan jalannya, menuju toilet.
"Ck!, Ara ara.." saat di depan toilet, Ara menoleh pada gadis yang berdecak memanggil namanya itu.
"Sasimo banget sih lo" Ara masih diam, tau kalau masih ada yang akan Yeji katakan.
"Murahan banget tau nggak lo, Kemarin gue liat lo sama Bumi, tadi pagi sama Shuyang, terus barusan?, Sama Minghao?. Apa coba kalau bukan murahan?" Yeji bersedekap dada, menatap rendah Ara, Ara tau, gadis di hadapannya ini sengaja berbicara keras, agar murid lain bisa mendengar dan memancing atensi sekitar.
"Gaya lo nggak banget"
"Oh iya yang paling bisa gaya" kata Ara lalu tersenyum semanis mungkin, hanya untuk membuat Yeji mencebik kesal.
"Nggak tau diri tau nggak lo!"
"Aku nggak di biayai hidup sama kamu kok, kenapa marah marah?, Iri? Nggak terima?"
Jujur saja Yeji sudah malas berkata kata, "cewek kayak lo itu nggak pantes Ra ada di sini"
"Kamu yang punya sekolah?, Anak kepala sekolah? Atau yang punya?. Kenapa sih kak?, Mau nyebar gosip?, Silahkan. Gue nggak merasa jadi cewek seperti yang lo bilang. Jadi nggak masalah" Ara masuk ke dalam toilet. Tapi Yeji ikut masuk.
Keduanya berdiri bersebelahan, menatap pantulan masing masing di cermin.
"Lo itu cewek bukan sih?" Lantas Ara menoleh.
"Menurut lo aja gimana" Yeji mematikan keran.
"Diantara cewek cewek yang deketin Shuyang, cuma lo yang bikin gue kewalahan"
"Deketin Shuyang?, Jadi lo ngira gue deketin dia?"
"Lo emang deket sama dia kan?"
"Ya memang, tapi bukan berarti gue deketin dia"
Hening, hanya suara plastik dari bungkus permen yang Ara buka.
"Mau kak?" Tawar Ara pada kakak kelasnya itu. Tapi Yeji diam, seperti memikirkan sesuatu.
"Ra.." Ara hanya bergumam karena sedang mengikat tali sepatu.
"Gue mau ngomong penting sama lo, pulang sekolah di gudang deket tangga" lalu Ara kembali bergumam.
Saat dirinya ingin bertanya, percakapan penting apa yang Yeji maksud, tapi gadis itu sudah berjalan keluar toilet.
"Apaan deh?"
🥕🥕🥕
"Kenapa suka banget sama Legals?" Suara Shuyang terdengar saat motor mereka berhenti di perkirakan rumah sakit terkenal di Jakarta.
"Ya keren aja mereka" balas Ara memberikan helm yang ia pakai tadi pada si lelaki.
"Di Bandung juga banyak Ra geng motor, keren keren lagi anak nya" kata Shuyang saat mereka sudah berjalan masuk.
"Ya banyak sih, tapi ya beda aja. Lagian aku nggak begitu kenal anak motor di Bandung" begitu Ara menjawab.
"Bedanya apa coba?, Wong sama sama nakal kok"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandal Jepit | FF Shuyang (END)
Fanfictiondiciptakan seperti sandal jepit sepasang maksudnya. Kisah nya semulus jalan tol. Anti menye menye. Anti pelakor masa lalu. Mungkin kisah nya semulus jalan tol, tapi hubungannya seburuk panci gosong yang susah di gosok. Tidak ada kata damai. Note: h...