MEONG..
Mata tajam Cowok dengan kaos hitam berpadu kolor itu menelisik pinggiran pagar rumahnya, pukul lima lewat dua puluh menit dirinya sudah mengitari komplek, dan kini ia sudah sampai dirumah.
"Pusss, sini sini" saat menemukan anak kucing oren ketakutan Shuyang mengendong nya lalu membawa masuk duduk di teras.
"Mama mu mana?" Sembari mengusap anak kucing itu ia bertanya seolah-olah pertanyaan itu akan terjawab.
"Kok kamu sendirian, Mau temenan sama Nono nggak?" Katanya lagi.
Lalu dari ambang pintu Mas nana dengan rambut basah nya itu menatap dari belakang, "habis keluar kamu?" Katanya, Shuyang menoleh dan mengangguk.
"Iya, nyari angin ketemu nya kucing" Shuyang kembali mengusap lembut anak kucing itu.
"Mimpi buruk lagi?" Pertanyaan Mas Nana berhasil membuat Shuyang berhenti mengusap, tak lama karna setelahnya ia berdiri dan memilih duduk di kursi kayu jati.
Mas Nana hapal betul, Shuyang tidak mungkin mau berjalan keluar rumah sepagi ini kalau bukan karna mimpi buruk, bahkan kalau ia terbangun di pukul satu pun ia akan tetap keluar, setidaknya duduk di teras, yang penting tidak di dalam kamar, katanya biar mimpi itu hilang dari ingatannya.
Tak jarang Mas Nana memergoki dirinya seperti ini, kadang ia khawatir sendiri, tapi bocah tengil itu selalu berkata ia baik baik saja.
Lalu kalau soal mimpi buruk adiknya, Shuyang tidak pernah bercerita, di tanya berkali-kali pun jawaban tetap sama, "kalau di ceritain yang ada aku keinget terus, gak mau nanti gamon."
Dan sampai sekarang pun mas Nana tidak tau apa setiap mimpi buruk bocah itu akan hilang ketika dirinya melakukan aktivitas 'mencari angin.'
"Bapak udah bangun?" Mas Nana mengangguk dan mulai memperhatikan anak kucing di pangkuan Shuyang.
"Nemu dimana lo?, Kagak nyolong anak kucing neng Lia kan lo?"
"Sembarangan!, Ya enggak lah, itu ada di depan pager, cari mama nya yuk mas, kasian masih kecil masih butuh ibunya" kata Shuyang membuat mas Nana bangkit.
"Kayaknya gue tau mak nya dimana, ayok" Shuyang yang menggendong anak kucing itu hanya mengikuti dari belakang, hingga sampailah mereka di sebelah rumah Renjun.
Ada sebuah kardus kotak kira kira bekas mie instan, didalamnya ada dua ekor anak kucing bersama induknya di alasi kain bekas.
Shuyang lalu menaruh anak kucing itu disana, dan benar saja itu memang keluarganya, rasa senang menghampiri kedua anak bapak Gama.
Sepertinya tidak ada hal yang paling menyenangkan selain bersama keluarga.
Bagaimanapun keluarga tetap nomor satu, begitu kata Shuyang.
"Ya udah yok balik, mandi lo kan sekolah!" Langit mulai menjingga, mungkin Sekarang sudah pukul enam, oh tidak ia bisa terlambat.
"Mas, lo udah mandi kan?" Jaemin mengangguk membuat Shuyang bernafas lega, enggak banget kalau harus rebutan kamar mandi, lagi.
Tiba tiba Jaemin teringat sesuatu, hal yang amat sangat penting, "Shuyang, lo semalem ngandangin Nono kan?"
Cowok dengan kaos hitam itu berlagak mengingat, padahal ia hanya sedang berfikir cara mengelak, jujur ia lupa masukin Nono ke kandang, soalnya semalem dia ketiduran di sofa, iya habis makan mie dia main sama Nono, soalnya Nono juga bangun.
"Heh Kuyang!, Jangan bilang lo lupa?!" Mas Nana berkacak pinggang, Serempak dengan itu Shuyang ngacir dengan cengir nya itu ke dalam rumah, menghindari amukan abang tercintah.
"YAK!, Awas lo kalo Nono pulang pulang cemong, mandiin dia!"
🌧️🌧️🌧️
"Neng hari ini pulang sekolah jadwal les Music" Ara bergumam menjawabnya, sungguh ia sangat malas dengan jadwal padat Les nya itu, sebenarnya untuk apa sih?!."Neng Ara sakit?, Kurang enak badan?, Mau saya antar ke rumah sakit?, Atau-"
"Enggak pak, Ara baik baik aja kok, cuma kurang semangat sekolah" kata Ara dengan senyumnya.
"Kalo gitu saya yang semangatin deh, Semangat belajarnya neng!" Ara tergelak lalu mengangguk dan turun dari mobil, melambai saat mobil itu bejalan menjauh.
Ara mulai berjalan menelusuri koridor pagi ini, mulanya ia merasa tidak ada yang aneh, tapi semakin ia berjalan kedalam, semakin banyak yang menatapnya dengan banyak bisik bisik, sayangnya Ara tak dapat menangkap apa yang mereka semua bicarakan.
"ARLA!!, SUMPAHH" Zeela datang dengan tergesa.
"Zee, pelan pelan, jangan lari, ada apa, tarik nafas dulu" kata ara yang menahan lengan Zeela, takut jatoh.
"Lo jadi bahan gosip hangat satero sekolah!!" Ara tentu heran, atas dasar apa anj?. Eh sorry.
"Emang ada apa?, Apa aku buat masalah?" Zeela mengangguk dan menunjukkan ponselnya yang memaparkan Tweet berisi.
'Keren ya anak baru udah bisa di bonceng Shuyang, di pinjemin jaket juga, deket sama Sq nya pula, Anak baru oh anak baru'
Lalu tweet balasannya.
'padahal gue yang dari kelas 9 suka sama dia aja gak di respon'
Tak hanya itu, Ara lebih fokus pada foto Dimana dirinya kemarin meneduh bersama keempat cowok itu, ah sial, apa sefamous itu mereka?, Cuma pulang bareng lho?!, Gimana kalo dating.
"Gue cuma di tebengin pulang, kenapa sampe trending?" Beo Ara.
"Lo nggak tau?, Shuyang itu mantan ketua geng motor LEGAL, gak mungkin lo nggak tau geng motor itu"
Oh shit, Ara tentu tau, siapa sih yang nggak tau, cuma yang baru ara ketahui itu Shuyang adalah mantan ketuanya, apa iya?, Jujur dirinya sedikit meragukan itu.
"Arla!, Kok bengong!"
"Eh iya sorry, yauda sih udah mantan ketua, yang gue tau ketua LEGAL itu Ravesarega" kemudian mereka berjalan bersama menuju kelas.
"Nah iya!!, Yang merekrut Rega itu Shuyang, memang Shuyang gak lama memimpin, cuma masa-masa paling ramai itu waktu pimpinan dia" Ara terus mengangguk, jadi gitu..
"Bentar, kok lo bisa tau banyak soal dia?" Ara benar benar penasaran.
"Lo tanya bi uni di kantin pun bakal tau"
Oke sampai sini Ara paham seberpengaruh apa cowok itu, ya tuhan cukup sampai sini, jangan lagi pertemukan kami. Ara mau resign-
"Dan yang bikin heboh itu, Jok belakang Shuyang baru lo satu satunya cewek yang duduk"
"Tau dari mana lo?!" Sungguh Ara semakin di buat frustasi, akan ada musibah apa lagi setelah ini..
"Ya taulah, dari jaman kapan juga itu motor jok belakang kalau bukan Mingrui, Dianjia ya paling Zeyu yang duduk"
"Oke cukup Zee, cukup, lebih baik kita ke kelas"
"Satu lagi Ar!!, Lo satu satunya cewek yang dengan mudah deketin dia!!"
oke Ara mau hilang dan kembali tahun depan, selamat tinggal semuanya ( ◜‿◝ )
-Sandal Jepit-
Ditulis setengah sadar, ngantuk setengah idup, berharap gak kena omel karna kelamaan maen hp, oke sekian semoga masih layak baca.
Komen nya di tunggu ❤️🌧️
-pacartiway
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandal Jepit | FF Shuyang (END)
Fanfictiondiciptakan seperti sandal jepit sepasang maksudnya. Kisah nya semulus jalan tol. Anti menye menye. Anti pelakor masa lalu. Mungkin kisah nya semulus jalan tol, tapi hubungannya seburuk panci gosong yang susah di gosok. Tidak ada kata damai. Note: h...