Sore ini Ara hanya duduk di depan jendela, matanya tak lepas dari rumah di sebrang nya itu, iya rumah Shuyang.
Rumah itu tampak sepi sore ini, bahkan jendela kecil yang biasanya di buka saat ada orang mau pun tidak, jendela itu biasanya akan terus terbuka. Tapi kali ini jendela itu tertutup.
Lamunannya buyar saat bunyi nada dering dari ponselnya.
Mas Nana calling..
"Assalamualaikum Ara?"
"Waalaikumsalam Mas Nana.. kenapa mas?"
"Boleh minta tolong nggak ya Ra?"
"Boleh atuh, lagi nggak sibuk juga Ara"
"Kalau gitu minta tolong ya Ra. Tadi pagi lupa ngandangin Nono, jadi itu bocil biasanya ada di kursi teras, mau nitip Nono. Kamu keberatan enggak?"
"Engakkk kok, Aduh kesian Nono di tinggal gitu" Ara mendengar itu kemudian langsung berjalan keluar rumah menghampiri Nono yang mungkin ada di teras rumah.
"Iya kelupaan abis nya buru buru" kekeh mas Nana dari sebrang sana.
"Nono nya ada nih di teras, aku bawa pulang ya.."
"Maaf ya, Ra. ngerepotin."
"Enggak kok. Oh iya Mas Nana.. emangnya pada kemana? Kak Shuyang juga kemana ya? Pesan aku nggak di balas padahal terkirim" tanya Ara ragu.
Lalu di seberang sini Mas Nana hanya bisa membatin, 'gimana bisa balas pesan kamu Ra, anaknya aja masih terbaring lemah gak berdaya begitu..'
"Oh anaknya lagi istirahat aja Ra, belum bisa balas pesan kayaknya.. nanti Mas Kabarin lagi ya.. assalamualaikum"
Ara kembali diam, gadis itu mengantongi ponselnya dan memasukan Nono ke kandang milik emeng.
🌼🌼🌼
"Jadi aku sendirian?"
"Cuma dua minggu aja Ra, kalau kamu kesepian bisa main sama Theo" kata Mama.
"Ara sih nggak akan kesepian, ya udah sana mama prepare" Ara kemudian melanjutkan acara nonton tv nya.
"Eh eh maaaa, mama tau nggak kak Shuyang sama keluarga nya kemana? Biasanya kan mama gosip terus sama bunda" ujar Ara pada sang ibu yang tengah mengupas jeruk.
"Ke rumah neneknya di Bekasi"
Detik itu juga Ara merasa udara di sekitarnya habis, ia kembali overthinking.
"Shuyang sakit" sejujurnya Mama tidak mau mengatakan yang sebenarnya, tapi ia lebih tidak mau anaknya cemas tidak dapat kabar.
"Jangan khawatir, besok mereka pulang kok" Mama kemudian mengusap Surai anaknya.
"Udah nih makan jeruknya, jangan dipikirin berlebihan. Cuma demam katanya"
Ara mengangguk setengah sadar, karna sebetulnya pikiran nya masih melayang jauh.
🌼🌼🌼
"Aku sebetulnya mau marah kak, tapi aku lebih khawatir"
"Marah aja dong, gemes tauu" bibir pucat itu tersenyum hanya dengan mendengar suara gadisnya.
"Kak aku serius, aku tuh bingung nyariin kamu, tau tau udah di Bekasi. Demam pula, gimana aku nggak khawatir coba??"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandal Jepit | FF Shuyang (END)
Fanfictiondiciptakan seperti sandal jepit sepasang maksudnya. Kisah nya semulus jalan tol. Anti menye menye. Anti pelakor masa lalu. Mungkin kisah nya semulus jalan tol, tapi hubungannya seburuk panci gosong yang susah di gosok. Tidak ada kata damai. Note: h...