Jalan Mahakam memang selalu berisik dan berdebu, tapi itulah yang membuat Gule disini semakin enak saat di nikmati.
Suara bisingnya kendaraan bermotor juga berhasil membuat Ara merasakan kalau 'inilah Jakarta'
Ibukota Indonesia yang di ramalkan beberapa tahun kedepan akan tenggelam.
Terlepas dari itu, masih ada banyak kenangan indah yang bisa di buat di kota padat ini.
"Mas Nana tuh ya Ra, kalau kesini, nggak cukup makan seporsi doang mah. Minimal 4 porsi lah"
"Serius kamu?"
"Iyaa serius, terus katanya gule ini wajib banget di makan disini, kalau di bungkus terus di bawa pulang. Bakal beda rasanya. Kayak ada yang kurang."
Tapi memang benar, jika di makan dirumah, maka suara bisingnya jalan Mahakam tidak akan terasa, membuat gule itu terasa berbeda.
"Yang lucu juga, Mas Nana nggak mau kesini kalau nggak sama aku. Katanya takut pas dia makan porsinya nggak habis, kan kalo ada aku masih ada perut karet aku yang bisa nampung" lalu keduanya tergelak.
Selepas ghibah mereka soal Mas Nana, dan Acara makan mereka sudah selesai.
Mereka harusnya pulang.Mungkin yang Ara dan Shuyang rasakan tidak sampai ke pembaca, kecuali kalau kalian baca dengan pandangan 'ini kisah cinta sederhana, bukan kisah cinta penuh harta.'
Shuyang tidak tau perasaan apa yang dia punya, ia juga belum bisa menyatakan nya.
Jadi banyak banyak sabar ae wkwk
"Kak Mingrui tuh belum punya pacar kan ya?" Tanya Ara saat motor yang dikendarai Shuyang berhenti di lampu merah.
"Kenapa?, Kamu mau?" Begitu ledek Shuyang.
"Ih!, Aku suka nya kamu masa jadian nya sama Kak Rui" Ara sebal sampai tidak sadar apa yang dikatakannya barusan.
"Gimana Ra?" Sejujurnya Shuyang terkejut, tapi bocah ini kan jago sekali berekspresi.
"Gimana apanya?"
"Coba ulangi yang tadi ngomong apa?"
"Yang mana??"
"Ck, yang awal, yang lo bilang soal Mingrui"
"Kak Rui belum punya pacar kan?-"
"Bukan, bukan yang itu, setelah itu, yang gue bilang 'terus lo mau sama dia?' "
"Ohh, aku suka nya sama kamu masa jadian sama kak Rui- HA?!" nahkan dia kaget sendiri.
"Yang ngomong kamu loh, kok kaget" kekeh Shuyang, Cowok ini nggak tau Ara ngucapin sesuai hatinya atau gimana, tapi yang Shuyang tau, Ara itu agak bego soal hati.
"Kak, aku ngomong apa sih?" Nahkan, di bilang Ara tuh bego, dia malah nanya ke Shuyang.
"Deg deg an nggak?" Tanya Shuyang masih dengan senyumnya yang pantang luntur.
"Iyaa ihhh, kenapa yaa?" Lagi, Shuyang tertawa.
"Kata Mas Nana itu namanya Cinta"
🦊🦊🦊
"Di suruh jemurin baju Mas Nana""Mas Nana belum pulang?"
"Kalo udah aku nggak bakal mau sih" keduanya tergelak, Mereka lagi telpon sih, padahal rumah sebrangan kan?.
"Mas Nana akhir akhir ini pulang malem banget, nggak tau deh sesibuk apa"
"Pasti sibuk banget, sekarang lagi pergantian musim, pancaroba. Biasanya banyak anak anak yang batuk pilek"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandal Jepit | FF Shuyang (END)
Fanfictiondiciptakan seperti sandal jepit sepasang maksudnya. Kisah nya semulus jalan tol. Anti menye menye. Anti pelakor masa lalu. Mungkin kisah nya semulus jalan tol, tapi hubungannya seburuk panci gosong yang susah di gosok. Tidak ada kata damai. Note: h...