30.Serangan Mendadak

180 49 4
                                    

Masih di hari Minggu yang sama.
Seperti yang Shuyang inginkan semalam sambil merengek pada Mas Nana.

Ia ingin bertemu Cio.

"Cio tuh lucu banget tau Ra!!" Heboh Shuyang seperti gemas sendiri, Ara yang liat cuma ketawa tipis tipis.

Shuyang mengetuk pintu sebelum masuk ke ruangan bernuansa putih namun memiliki banyak sticker dinding bergambar hewan.

"Cio!!"

"Abang!!" Bocah kecil itu langsung melompat pada gendongan Shuyang.

"Abang kemana aja?!!, Cio kangen tau.." bocah kecil berkelamin laki-laki itu memukul bahu Shuyang kesal.

"Abang juga kangen Cio" lalu Shuyang memeluk bocah itu gemas.

"Mas Nana, kak Giselle?"

"Boleh kok, udah selesai kan Jaem?" Giselle adalah kakak Cio yang mengantar bocah ini cek up.

Jadi, Mas Nana itu dokter penanggung jawab Cio. Bocah umur lima tahun itu memiliki daya tahan tubuh yang lemah.

"Yuk kita jalan!, Let's go! Yuhu!!" Shuyang bersama Ara dan Cio keluar dari ruangan itu.

🥕🥕🥕


"Terimakasih dok" Rega menunduk sopan pada dokter muda yang sudah menanganinya selama seminggu ini.

Cowok berinisial R itu boleh pulang. Ia sengaja tidak memberi tau siapa pun. Niatnya mau bikin mereka kaget.

Dengan santai Rega mengendarai motornya melewati jalanan Jakarta yang mulai padat. Karna kalau di ingat ingat ini jam pulang kerja.

Lagi asik asik nikmatin padatnya kota Jakarta, setelah sekian lama dikurung di ruang rawat. Rega kembali mengalami kesialan.

Mulanya ia hanya mengira pria di balik helm full face itu adalah pengendara yang mungkin saja searah dengannya. Tapi setelah Rega melaju dengan cepat, motor itu juga mengikutinya.

Orang itu sendiri, dengan jaket hitam juga celana hitam, sok misterius sekali.

Ia punya firasat kalau orang itu adalah dalang dari semua masalah sejak dua tahun lalu. Rega yakin.

Lalu dari pada buang buang kesempatan.

Citt

Rega mengerem mendadak. Orang itu juga reflek berhenti, karna posisi mereka cukup dekat.

Rega turun dari motornya.
Menatap dari tempatnya berdiri.

Cowok itu juga turun dari motornya, lalu membuka helm full face nya.
Sayang Rega gak bisa tau wajahnya, karna cowok itu pakai masker.

"Jadi lo tau?" Cowok itu bersuara lebih dahulu.

"Ck. Pecundang, berbuat tapi nggak pernah mau unjuk diri. Cowok bukan lo?" Rega tentu menyahut.

"Pecundang?, Lebih baik jadi pecundang dari pada kalah"

Setelahnya Cowok misterius itu menyerang Rega yang belum pulih seutuhnya. Pertarungan sengit tak terhindari.

Rega awalnya percaya diri kalau ia tidak akan kalah. Tapi saat lima orang lain dari arah belakang muncul dan ikut menyerang nya. Rega rasa setelah ini ia akan terbaring di ruang rawat itu lagi.

🥕🥕🥕

"Bang!, Rega.. Rega di keroyok lagi!, Bantuin gue!. Di jalan Kamboja deket gedung Muara Cita!!" Suara Fajar dari sebrang sana begitu keras.

Shuyang yang tengah menggendong Cio kemudian mengkode Ara untuk mengambil alih gendongan.

"Cio sama kaka Lala dulu ya" kata Shuyang pada bocah kecil itu.

Sandal Jepit | FF Shuyang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang