06.Royko di bonceng tiga

294 61 6
                                    

Langit gelap siang ini berhasil membuat Ara menghela nafas berat, entah ini kesialan keberapa, yang pasti ia baru saja mendapat pesan dari sang supir yang katanya mobilnya mogok.

Iya ini jam pulang, soal tadi yang bersama kakak kelas mereka itu sudah berakhir singkat, sebab bel pulang berbunyi, jadi ya mereka bubar, melupakan apa yang diributkan sebelumnya. Konyol memang.

Ngomong-ngomong soal itu, Ara gak suka deh sama cowok yang selalu menuduhnya maling, kenapa selalu berkata begitu padahal dia tau ini hanya salah paham, seakan mengibarkan bendera perang!. Menyebalkan.

Ara tandain tuh mukanya!.

"Ar!, Belum pulang lo?" Seorang gadis menyapanya. Dia kayla.

"Belum nih, mau pesan ojek online aja kayaknya" 

"Lho, nggak di jemput?"

"Harusnya iya, tapi mogok"

"Bareng gue aja yuk!" Gimana ya, rumah mereka tuh gak searah, Ara kan gak enak ,mana baru kenal.

"Gak papa kay, lo duluan aja, beda arah nanti yang ada muter muter" tolak Ara.

"Yah, iya juga, tapi gue gak papa si, yauda gue duluan ya!" Setelah Ara mengucapkan hati hati di jalan, detik itu juga Kayla berlalu.

Belum ada satu menit ia berpikir, suara bising mengalihkan perhatiannya.

"Yang onoh Yang!, Kanan lagi, bukan bukan!" Mingrui menginterupsi pergerakan temannya yang sedang nangkring di atas pohon mangga parkiran.

"Yang mana?!" Di atas sana Shuyang menggerutu kesal.

"Atas lo itu lho!!" Zeyu dan Dianjia sejak tadi sudah frustasi sendiri melihatnya.

"Kiri lo Yang!, Bukan kanan!" Akhirnya setelah sekian gunung dan lembah Zeyu membenarkan kebingungan ini.

Lain dengan Zeyu yang berbicara pada Shuyang, Dianjia hanya menoyor kepala temannya yang satu ini.

"Tangkep cug!!" Shuyang melempar mangga mengkel yang ia petik pada ketiga temannya di bawah sana, oh iya kenapa gak di omelin itu sebab mereka awalnya ke-gep kepala sekolah sedang memandangi pohon mangga dengan lamat-lamat, lalu akhirnya kepala sekolah mereka meminta tolong untuk memetik mangga muda, katanya si buat sang istri yang tengah hamil muda, jadilah mereka boleh minta tanda harus berurusan dengan guru BK.

"Tangkep itu Rui!!"

"Ya lo jangan ngalangin awas!!"

Seperti biasa, repot, Dianjia juga Mingrui saling dorong takut takut mangga nya jatoh, kan sayang.

Tapi yang nangkap malah Zeyu, padahal bocah itu hanya mendorong keduanya sekali dorongan saja.

Ingin marah pun rasanya gak guna, jadi Dianjia juga Mingrui menghela nafas, setidaknya mangga itu tidak jatuh, gak papa ia mengorbankan bokongnya untuk mencium aspal parkiran.

"Ayo balik!" Belum ada dua langkah Mingrui sudah di seret Zeyu. enak aja maen balik balik.

"Itu tangga siapa yang bawa kesini?" Mingrui menyengir lebar, lalu pura pura amnesia.

"Balikin dulu, ini ngambil dimana?" Dianjia sudah menggotong tangga besi yang tadi mingrui bawa seorang diri.

"Gudang deket parkiran kelas 10, sana gih" Mingrui seenak jidat nyuruh nyuruh.

"Ya udah tunggu, awas lo ninggalin, gue aduin mang Renjun lo pada nyolong mangga!" Ancam Dianjia, membuat ketiganya mendelik sebal.

Soalnya mang Renjun tuh suka banget ngomel, perkara kecil pun, pernah waktu itu ngomel gara gara kucing mas Nana si Nono itu, kecemplung got, sebab kejar kejaran sama Mingrui dan Shuyang, Alhasil mereka kena omel mang Renjun yang habis bantuin mas Nana mandiin Nono.

Sandal Jepit | FF Shuyang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang