Ara menggerutu sebal saat ponselnya mati, padahal ia belum sempat mengatakan pada bunda nya kalau dia nggak bawa uang cash, dan sekarang ponselnya mati.
Ini bukan jam pulang sekolah, tapi ia baru saja pulang Les, sekarang pukul 22.45, iya sudah larut malam.
Mau tau hal sial lain di hari ini untuk Ara?, Ia satu kelas dengan Yeji di Les hari ini.
Tapi syukurlah sekarang kakak kelasnya itu tidak terlihat dari pandangannya.
Dingin menerpa kulit begitu menusuk, Ara yakin setelah ini kalau ia tidak mendapatkan stop kontak untuk mengisi daya ponselnya, ia akan sakit esok hari, percayalah.
Sampai di halte bus, Ara baru saja duduk, tapi kemudian beberapa pria datang dan menariknya.
"LEPASIN GUE!!, Kalian siapa sih!" Pekik Ara.
"Diem lo, ikut aja kalau lo gak mau luka"
"Dih, lo pikir gue takut" oke kali ini Ara hanya bisa mengandalkan mulutnya, untuk mengecoh mereka dan lari, sebab tenaganya sudah terkuras habis.
Namun bukannya terpancing emosi, salah satu dari tiga pria itu menariknya lebih kencang, untuk mempercepat jalan.
Ara sedikit menyesal, sebab di depan sana lampu jalan mati, dan suasana semakin gelap.
Gue lemah banget anjir, begitu kata Ara dalam hati.
Bugh!
"Kalau berani jangan sama cewek bang, jantan kan lo?" Tubuh Ara jatuh ke tanah saat ia terlepas dari cekalan pria pria itu.
"Lo gapapa kan?" Seorang gadis membantunya berdiri.
"Nggak papa kak" Membiarkan cowok tinggi di depan sana melawan tiga pria itu, mereka duduk di tepi jalan.
"Makasih kak" kata Ara.
"Tangan lo luka, eh Arla bukan?" Ara mungkin memang tidak mengenalnya tapi gadis itu mengenal Ara.
"Gue kakak kelas lo, gue kenal lo dari pertengkaran lo sama Yeji tadi pagi, gue Karin"
"Arla kak" kata Ara sedikit canggung.
"Kenapa bisa disini tengah malem, masih pakai seragam?"
Lalu Ara segera membalas dengan senyumnya, "Aku pulang les, emang nggak sempat ganti baju" kata Ara dan menunjuk gedung tempat Les nya.
"Lain kali jangan jalan sendiri ya, gue yang takut malah, bentar-" Ara mengamati gerak-gerik Kak Karin yang berjalan ke seberang jalan dan menarik seseorang yang bersembunyi di balik pohon.
"Oh jadi elo biang kerok nya?" Kata Karin saat berhasil menarik keluar orang itu, dia Yeji.
"Maksud lo apa si hah?!, Baru dateng maen asal tuduh aja!" Kata Yeji tentu tak terima.
"Kenapa?" Itu cowok yang tadi menolongnya, kini berdiri di antara tiga gadis.
Yeji diam kikuk, ia tertangkap basah, tapi tentu tidak akan ia biarkan ia malu seperti ini.
"Lo kurang pinter ternyata, harusnya lo awasi dari dalam mobil, nggak ngendap ngendap kayak maling" kata karin.
"Kalian ini spesies apa si, lo bahas apa gue nggak paham, gue mau pulang awas!" Lalu akhirnya Karin melepaskan Yeji begitu saja, biarlah.
"Lo nggak papa?" Karin kembali bertanya namun kali ini pada cowok di hadapannya, si mantan ketua Legals, alias pendiri nya, iya Xinlong.
"kayak nggak asing deh" kata Ara berbisik, namun masih terdengar.
"Lo kenal dia?, Leader Legals, geng motor yang kalo ngumpul cuma bikin berisik" kata karin lagi, jelas Xinlong sedikit merubah raut wajahnya menjadi masam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandal Jepit | FF Shuyang (END)
Fanfictiondiciptakan seperti sandal jepit sepasang maksudnya. Kisah nya semulus jalan tol. Anti menye menye. Anti pelakor masa lalu. Mungkin kisah nya semulus jalan tol, tapi hubungannya seburuk panci gosong yang susah di gosok. Tidak ada kata damai. Note: h...