Part 7

34 8 0
                                    

Aku berdiam diri di balkon atas menghadap ke arah kolam renang saat ini. Selesai makan malam barusan, Agha menghampiriku sebelum ke studionya, ia meminta izinku untuk mengerjakan pekerjaannya disana bersama Namu dan juga J-Hope, lalu aku membiarkannya dan dia mengecup pipiku hangat.

Selagi aku berdiam diri, ada seseorang yang mendekat lalu menyapaku hangat "hai, ngapain disini?ga dingin?"

Lalu aku menoleh kearah suara lembut itu "oh hai, ternyata kau. Uhm hanya menenangkan diri saja, kurasa udara saat ini panas haha" ucapku sambil tertawa malas

"Mau jalan - jalan keluar bersamaku?" ucap Bima

"Kemana?Anna dimana?"

"Keluar saja menghirup udara malam. Kita keliling saja dan Anna sedang main game bersama Jin hyung, tidak usah khawatir. Jadi bagaimana mau?"

"Baiklah"

Lalu kita berdua menuju ke parkiran mobil dan berangkat mengelilingi kota Seoul malam ini. Aku tidak izin pada Agha karena saat ini aku sedang tidak ingin dulu melihat wajahnya. Aku terdiam dan membuka kaca mobil saat ini, kurasa aku agak sedikit bingung sekarang. Aku perlu menghisap rokok saat ini, lalu entah mengapa aku meminta izin pada Bima.

"Bim" panggilku

"Ya Nadine, kenapa?"

"Aku boleh menghisap rokok tidak malam ini?satu batang saja. Kurasa aku membutuhkannya" ucapku lirih sambil melihat jalanan

Tiba - tiba saja tanganku diraihnya, lalu dia menggenggamnya dan menyelipkan jari - jarinya pada jari - jari tanganku. Aku sedikit terkejut dan refleks mau melepaskannya, tetapi Bima menahannya dan membawanya pada pahanya.

Lalu setelah ku diam dia mulai berbicara "jika aku tidak mengizinkan, kau akan bagaimana?" Sambil fokus menatap jalanan dan menyetir disampingku.

"Aku hanya membutuhkannya satu batang saja, tetap tidak boleh?" Ucapku sambil menolehnya

Bima mengecup punggung tanganku, lalu kulihat ia menghela nafasnya panjang "jika kau menginginkannya, maka baiklah. Hanya untuk malam ini ya?"

Aku terkejut saat merasakan tanganku dikecup olehnya. Tapi aku tidak protes untuk itu, salah tidak sih?salah sih, tapi mungkin itu hanya untuk menenangkanku saja bukan?ah sudahlah aku tidak tahu lagi. Pada akhirnya aku menimbang - nimbang lagi dan aku memilih untuk bercerita saja daripada berlari menghisap rokok.

"Baiklah, aku tidak akan merokok. Kau senang tidak?" Ucapku sambil menoleh kearahnya

"Bukan senang atau tidak, tapi kan demi kesehatanmu, Nadine. Tapi ya senang juga, kau mau menurutiku untuk yang ketiga kalinya" ucap Bima sambil terkekeh

"Wanitamu juga merokok, mengapa kau tidak melarangnya?" tanyaku heran

"Karena aku maunya hanya melarangmu saja"

"Tapikan kesehatannya juga penting" ucapku

Karena jujur saja aku bingung dan penasaran, apakah memang hanya melarangku atau pada Anna juga melarangnya tapi tidak bisa dilarang, atau juga memang ia tidak suka wanita yang merokok. Aku hanya ingin mengetahuinya.

Masih dengan tanganku yang digenggam dan diusap lembut menggunakan ibu jarinya, dia terlihat berpikir "iya memang penting, tapi entah mengapa hatiku hanya menyuruhku untuk melarangmu saja" sambil menoleh padaku sebentar lalu fokus kembali pada jalan didepan

Jadi maksud perkataannya barusan, ia itu tidak pernah melarang Anna merokok?tetapi padaku ia melarangnya?memang mungkin niat baiknya adalah demi kesehatanku, tetapi kan yang kekasihnya itu Anna bukan aku. Agak heran dan berpikir sedikit sih aku saat ini.

Forbidden ✔️ [MMS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang