Part 5

41 10 1
                                    

Keesokan harinya, aku dan Agha ada jadwal dikampus. Jadi kami berdua pagi - pagi sudah siap dan rapih. Aku kebawah terlebih dahulu untuk menyiapkan sarapan untuk aku dan juga Agha. Ku taruh tas ku di atas sofa, lalu aku pergi kedapur untuk memanggang roti dan juga menggoreng telur diatas pan.

Disaat aku sibuk menyiapkan sarapan, terdengar seseorang menuruni tangga lalu menghampiriku.

"Bolehkah aku minta dibuatkan juga?"

Lalu aku melirik kesamping kiriku "pagi Bim, kau mau juga?baiklah, apa Anna juga kekampus?biar kubuatkan sekalian" tanyaku padanya

"Pagi, sweety. Ah maksudku Nadine. Yes please?hehe Anna tidak kekampus, jadi satu saja Nadine and thank you" seru Bima diselingi dengan senyumnya

"Baiklah, kau bisa tunggu dimeja makan Bim"

"By the way, thank you for last night and sorry if you don't like" Ucap Bima

"Bolehkah aku tahu alasannya?"

"I don't know"

Mendengar jawaban Bima, Nadine pun hanya menyibukkan diri dengan menyiapkan sarapannya. Tidak lama Agha pun turun, langsung menghampiri keberadaan Nadine.

Dikecupnya hangat bersama dengan pelukan dari belakang yang agak mengganggu pekerjaan menyiapkan sarapannya pagi ini.

"Bisakah lepas sebentar?aku kesulitan jika kau begini terus, Agha" ucap Nadine sambil membawa dua piring di tangan kanan juga kirinya

"Dingin sekali sih kekasihku ini"

"Mari kita sarapan dahulu, sebelum kita telat untuk kekampus, babe please"

"Oke sayang oke" seru Agha dengan wajah cemberutnya itu

Akhirnya Agha, Bima juga Nadine sarapan bersama. Lalu Agha dan Bima yang membahas tentang perkuliahan serta project bersama mereka.

Setelah selesai dengan acara sarapan, kita bertiga berangkat bersama. Dijalan aku terdiam karena mereka tidak memberikan ku kesempatan untuk mengobrol, tetapi jari - jariku selalu berada dalam jari - jarinya Agha, seperti biasanya.

Sesampainya di kampus, Agha dan juga Nadine berpisah diparkiran karena kelas Agha dan juga Nadine tidak sama. Dikecupnya kening Nadine "jangan nakal dikelas" bisik Agha

Lalu Nadine pun hanya tersenyum gemas dan sekarang Nadine menuju kelasnya bersama Bima, dikarenakan mereka satu kelas jadi mata pelajarannya pun sama.

"Bim" ucapku sambil melirik dia yang berjalan disampingku

"Ya Nad" jawab Bima sambil menoleh kearahku

"By the way, Thank you tempo hari udah bantuin aku cari alesan buat Agha sampai akhirnya dia mempercayainya"

"Itu hal kecil Nadine, aku boleh tanya satu hal?" Ucapnya sambil menimbang - nimbang apa yang dibicarakannya

"Apa Bim?" Lirikku padanya

"Mengapa kamu mengerti kodeku malam tadi?"

"Kode?" pikirku

"Ah tentang kau menggelengkan kepalamu?" Lanjutku

"Mmm"

"Entahlah, karena pandanganmu hanya tertuju padaku malam itu. Jadi kurasa itu memang untukku. Dan juga, kau berucap terimakasih di sela - sela kau mencuri pandang, apakah aku salah?" Tanyaku pada Bima

Terlihat Bima tersenyum sambil menunduk saat kami masih berjalan menuju kelas kami siang itu.

"Tidak, kamu tidak salah. Memang benar. Dan aku berterimakasih kau mau menurutiku, padahal aku pun tidak tahu apa yang kulakukan semalam" ucap Bima

"Aku pun bingung, padahal jelas - jelas Anna sedang menyesap rokoknya tepat disampingmu" ucapku keheranan

Bima tertawa disampingku "sudah tidak usah dibahas ya?aku tidak tahu alasannya apa melarangmu, maaf jika keterlaluan dan kau cukup abaikan saja jika tidak menyukainya"

Aku mengusap tengkuk leherku "uhm, aku pun tidak tahu alasanku menurutimu apa. Pasalnya Agha sering kali melarangku untuk merokok, tapi aku tetap lakukan. Dan kemarin, dua kali kau melarangku dan dua kali juga aku menurutimu, itu sungguh diluar nalarku"

Kulihat Bima menoleh dengan wajah yang sedikit terkejut kurasa.

"Ah benarkah?"

"Uhm, aneh bukan?tapi tidak usah dipikirkan" diselingi dengan tawaku yang renyah disana

Lalu kami berdua sampai dikelas, tidak lama kami duduk bersama, dosen pun masuk dan memulai jadwal perkuliahan.

Pada saat dosenku sedang menjelaskan didepan sana, aku hanya melamun memikirkan apa yang aku bicarakan pada Bima, aku banyak berpikir apakah boleh aku berkata jujur padanya seperti tadi?tapi aku tidak bermaksud apa - apa, aku hanya salut dengannya karena hanya dengan ia merampas rokokku dan menasihatiku seperti dimobil kemarin membuatku benar - benar menurutinya dan bahkan pada saat semalam hanya dengan kode menggelengkan kepala serta mengucapkan terimakasih aku merasakan bahwa dia memperhatikanku lebih, maka dari itu aku berani untuk mengatakan jujur seperti tadi padanya. Memang benar adanya, Agha sering kali melarangku merokok tapi aku susah sekali dilarang mengenai hal itu berbeda dengan minum, aku bisa dilarangnya tetapi tidak dengan rokok. Namun, aku merasa aneh dan heran pada diriku sendiri karena aku bisa menuruti Bima pada saat ia melarangku merokok dan bukan hanya sekali tapi dua kali. Ini aneh tapi begitu nyatanya.




To be Continued...


Thank you for reading my story🥂 minta tolong bantu follow akunku dan minta Vote atau komen mengenai ceritanya yaaa💋

With Love,

My Min Sugar

Forbidden ✔️ [MMS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang