Part 49

11 4 0
                                    

Aku pun berpikir lama untuk menjawab pertanyaan dari Bima. Mengapa ia harus menanyakan hal yang tidak mungkin aku jawab sih?

"Kau sebegitu tidak maunya Nad? Apa sulit untuk menjawab pertanyaanku?" Tanya Bima lagi

Sangat sulit! Jika kau ingin tahu kebenarannya Bim.

Aku memasang wajah tersenyum semanis - manisnya "bukan begitu Bim, ada beberapa hal yang masih aku pertimbangkan dari diriku. Bukan aku tidak mau, sudah kubilang kau pasti tahu aku bagaimana tetapi untuk saat ini, masing - masing adalah jalan yang paling baik untuk kita berdua" ucapku

Lalu Bima memasang wajah kecewanya atas jawabanku "Aku terima mau bagaimanapun dirimu Nad. Kau tidak usah terlalu banyak mempertimbangkan dirimu untukku, jika kita masing - masing, aku dan juga kamu masih bisa untuk didekati yang lain dan aku tidak ingin itu. Kau tahu aku sangat tidak menyukainya, Nadine"

Aku pun bangun dari baringanku di paha Bima, aku duduk mendekatinya dan saling berhadapan "kalau begitu kau akan tahu jawabannya besok, aku tidak ingin egois dan jika ingin kau tahu, aku sangat ingin menjawab aku mau saat ini juga Bim tapi aku harus mempertimbangkannya sampai besok, kau tidak apa kan? Kau pun pasti akan mempertimbangkannya lagi maksud dari perkataanku ini, maafkan aku Bim" ucapku

Bima pun memelukku dan mengecupku hangat "mengapa yang aku rasa kau itu akan meninggalkan aku lagi, Nad?"

Lalu aku mengusap surainya lembut "jika memang jawabannya iya kau akan bagaimana?" Tanyaku menahan air mataku

Bima menggelengkan kepalanya diatas pundakku "aku tidak akan membiarkannya, aku tidak ingin lagi sesakit itu Nad. Kau jahat"

Aku memejamkan mataku dan mulai meneteskan air mata mendengar perkataan dari Bima "aku tahu aku jahat, tetapi bukankah hal itu yang terbaik untuk kita berdua?"

"Lebih baik untukmu tetapi tidak denganku Nad, jangan tinggalkan aku lagi tolong" ucapnya yang masih dalam pelukanku

"Aku tidak bisa berjanji untuk itu, Bima. Maafkan aku" ucapku lirih

"Maka dari itu aku akan terus selalu didekatmu agar kau tidak bisa pergi seperti kemarin lagi" ucapnya mengancamku

Lalu aku tersenyum "baiklah, jaga aku dan jangan sampai memberiku celah untuk pergi, mengerti?"

Bima pun mengangguk bersemangat "can i play with you now? I miss you so much, Nadine"

Rasanya aku tidak ingin menjawab apapun, mengapa dia justru terang - terangan mengatakannya? Mengapa tidak to the point saja? Kalau begini kan aku menjadi malu sendiri.

Belum juga aku menjawab pertanyaannya, ia mulai mengecup - ngecup leherku dan aku sangat yakin ia pasti akan meninggalkan beberapa tanda merahnya pada leher dan tubuhku. Aku dibuat gila olehnya.

Lalu Bima pelan - pelan mulai menidurkanku di sofa ini, mengecup - ngecup leherku dan telingaku hangat. Dan sesaat aku mulai merasa terangsang, aku tidak sengaja mengerang tanpa aku sadari. Bima pun tersenyum dan membisikkan sesuatu padaku "aku suka saat kau seperti itu" ucapnya

Perlahan ia pun membuka kancing bajuku dan menuruni bajuku yang membuat bagian atas tubuhku terekspos saat ini.

"Tubuh ini masih sama dengan tubuh yang terakhir kali aku lihat, bedanya sekarang tidak ada tanda merah yang selalu ku tinggalkan" ucapnya menggodaku

Aku menutup wajahku malu dan ku yakin pipiku saat ini memerah.

"Lihat aku" bisiknya yang membuatku semakin merinding

"Aku tidak mau" ucapku yang masih menutupi wajahku

"Nadine.. memangnya kau tidak merindukanku?tubuhku?bibirku?" Tanyanya yang masih berada diatasku saat ini

Forbidden ✔️ [MMS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang