aemulor

2K 245 32
                                    

Aemulor
[ jealous ]

___________________

Setelah kejadian semalam, Karina benar benar mendiami Jeno. Dia mengabaikan semua yang Jeno katakan, topik tpik yang coba Jeno bangun layaknya angin lewat semata bagi Karina. Tak ada sama sekali yang dia respon, Wanita itu terus mencoba menyibukkan dirinya, entah dengan handphone, menelpon seseorang, membaca buku, atau kabur main bersama Gabby di lantai bawah.

Diamnya Karina berhasil membuat Jeno frustasi. Bahkan, saat tidur semalam, wanita itu membelakangi Jeno dan selalu menyingkirkan tangan Jeno yang memeluknya. Begitu pula dengan pagi ini, setelah Karina mengantar Leon dan Gabby di depan teras sebelum berangkat sekolah, wanita itu naik kembali ke kamar.

"Rin, kamu denger ga sih apa yang aku omongin sejak semalam?" tanya Jeno menghapus bungkam diantara mereka.

"emang kamu ngomong sesuatu semalam?" jawab Karina singkat. Karina mencoba menyibukkan dirinya dengan paket majalah model yang baru saja sampai dari langganannya tadi pagi.

Mendengar respon Karina akan pertanyaannya, Jeno berdecak kesal. Ia benar benar bisa gila kalau Karina memperlakukannya seperti ini. Silent treatment bisa membuatnya gila di umur mudanya. She know how to play with Jeno's heart, actually. Dan Jeno lemah akan semua itu.

"sebentar aku mau main" sahut Karina tiba tiba.

"kemana?" tanya Jeno sambil menggunakan belt nya pada celana bahannya yang sedikit longgar.

"ke bandung lagi."

Alis Jeno terangkat, secara otomatis kepalanya menoleh pada wanita yang begitu tenggelam pada dunianya di iPad. "ngapain?"

"ketemuan temen." Ujar Karina singkat, padat, dan jelas.

"siapa?"

"temen SMA"

Jeno hanya mengangguk, Jeno kini sedang sibuk menggunakan kemeja kerjanya dan bersiap siap untuk pergi ke kantor. Hari ini dia tak mengantar Leon juga Gabby ke sekolah, karena dia mengejar waktu untuk berduaan dengan Karina agar bisa membicarakan apa yang semalam belum selesai dan belum jelas.

Dering handphone Jeno terdengar, Karina tersenyum miris ketika tak sempat melihat layar handphone Jeno. Si unknown number yang Karina yakini adalah wanita yang bersama Jeno di Jepang. Hm, siapa dulu namanya? Lona? Lola? Ah iya, Luna. Her name is Luna. Si unknown number yang tak Jeno simpan nomornya, tapi Jeno hafal dengan angka angka layaknya nomor togel itu.

"cewek kamu nelpon tuh. Angkat gih" seru Karina beranjak meraih handuknya. Dia ingin menenangkan dirinya dengan berendam di air hangat beraroma mawar di kamar mandi. Huh, padahal dia sedang tidak punya job schedule apapun, tapi kenapa Karina begitu pusing.

Jeno berdecak kesal melihat siapa yang menelponnya. Terlebih bagaimana Karina menyikapi Luna yang menelponnya. Dengan cepat, Jeno segera mengangkat telpon Luna.

"bisa gak sih lo tuh stop tel---"

"gue di indonesia, Jen" potong Luna pada permintaan Jeno.

For God's sake, rasanya Jeno ingin kabur ke ujung dunia saja agar bisa menjauh dari parasit yang muncul sejak tugasnya di Jepang.

____________

Karina merendamkan seluruh tubuhnya pada genangan air yang penuh dengan gumpalan busa putih beraroma mawar. Dia berharap semua perasaan tidak tenangnya bisa larut dengan air itu. Wanita itu memunculkan kepalanya di atas permukaan air, mengambil nafas sebanyak banyaknya setelah berendam cukup lama.

faded and brokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang