nox, tu, et ego

2K 209 35
                                    

nox, tu, et ego
[ night, you, and I ]

____________________



Mereka kembali ke villa tepat pukul 10.30 malam. Setelah ciuman itu, entah kenapa waktu berjalan begitu lama saat mereka berjalan menyusuri pantai kembali ke villa. Atau mungkin mereka sengaja? Hanya untuk sekadar menikmati waktu berdua sambil mengenang masa masa muda mereka yang penuh dengan modus. Dari Jeno yang selalu pura pura beli minuman berlebih agar bisa dia berikan ke Karina dengan alibi minumannya kelebihan, Jeno yang akan menawarkan boncengan dengan alasan gue lagi di sekitar situ kok padahal jauh, Karina yang sengaja salah di beberapa nomor soal akuntasi agar bisa belajar dengan Jeno, hingga Karina yang akan selalu menolak Tyo atau supir untuk menjemputnya agar dia bisa pulang dengan Jeno dan singgah makan bakso. Benar benar modus ala anak SMA dengan modal pas pasan.

Pukul setengah 11 malam saat itu, Villa sudah sepi. Beberapa lampu di dalamnya sudah dipadamkan. Sepertinya Tyo dan Jisu menikmati family time mereka dengan Jia di kamar mereka. "mau ngapain?" tanya Jeno saat melihat Karina medekati pintu kamar Jarrel.

"mau nanya sesuatu"

"kasihan kalau udah tidur , Rin" tegur Jeno.

Karina menggeleng, dia menunjuk lobang pintu dibawah yang masih mengantarkan cahaya kuning dari kamar mereka. "masih bangun kok, aku takut kakak sama adek malah ketiduran di dalam"

Jeno pun mengangguk "aku ke kamar dulu kalau gitu"

Karina hanya mengangguk lalu mulai mengetuk pelan pintu kamar Jarrel. Dia benar benar berharap Yocelyn atau Jarrel belum tidur, sehingga ketukannya sama sekali tidak membangunkan mereka. Baru di ketukan kedua, pintu kamar itu terbuka menampilkan Jia di bawah.

"eh, kak. Kenapa?" tanya Yocelyn dari tempat tidur.

Mata Karina tak mendapatkan wujud Leon juga Gabby disana. Seakan paham raut wajah Karina, Yocelyn pun bersuara "kakak sama adek udah tidur di kamar elo, tadi mereka ketiduran di karpet sini, terus akhirnya diangkat sama Jarrel ama Calvin" jelas Yocelyn.

"Jarrel Calvin kemana?" tanya Yocelyn.

"katanya mau ngopi gitu sambil ngerokok, kayaknya mereka ke lorong depan deh kak" jelas Yocelyn lagi.

Karina mengangguk, lalu dia menolehkan pandangannya jatuh pada tangan Yocelyn yang mengusap usap perut "perut kamu gapapa kan?"

Senyum Yocelyn mengembang, dia mengangguk mantap "kalau kenapa kenapa kenapa telpon aku ya. Jangan Jisu" ucap Karina. Karena di villa ini hanya dialah yang sedang tidak hamil, jadi dia merasa yang paling mengerti Yocelyn dan Jisu, yang pasti mereka akan tetap butuh bantuan wanita lainnya.

"maaf ngengganggu ya, Lyn. Dan makasih udah bantu jagain kakak sama adek" ucap Karina dan diangguki oleh Yocelyn.

"udah baikannya?" tanya Yocelyn.

Karina terkekeh "apaan sih"

"ciuman ga?" goda Yocelyn lagi.

"kagak, ngapain coba" sanggah Karina.

Setelah berbicara singkat dengan Yocelyn, Karina menutup pintu dan berbalik. Dia mendapati Jeno yang juga baru turun dari lantai dua. "kakak sama adek ada di kamar, mereka udah tidur" lapor Jeno.

"iya, tadi yang ngangkat mereka Jarrel sama Calvin" jawab Karina.

Senyum Jeno pun mengembang, dia merasa jadi punya waktu berdua lebih lama dengan Karina. Batinnya berterima kasih pada Tuhan yang mengabulkan doanya setiap minggu di gereja juga setiap waktu. Semoga berakhir sesuai dengan yang gue mau batin Jeno.

faded and brokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang