Nocte coquina
[ night in the kitchen ]_____________________
Tersisa Yuna dan Karina di meja makan panjang tersebut, Jeno izin pergi terlebih dahulu, begitu pula dengan Jaemin, Leon Gabby sibuk diajak main sama Sus Siti di ruang tengah. "kamu punya hubungan sama adik Jeno?" tanya Yuna sambil membersihkan piring piring disana.
Melihat Yuna yang membersihkan meja, sontak Karina menghentikan tangan Yuna. Dia tersenyum lalu menyuruh Yuna untuk duduk saja, biar dia yang melakukan semuanya. "Karina sayang, tante nanya" seru Yuna karena tak juga mendapat respon.
Karina tersenyum kikuk. "maaf, tadi tante nanya apa?"
"kamu punya hubungan sama adik Jeno?"
"Jaemin? Tidak kok tante, kita temenan doang"
Yuna menghela nafas leganya, matanya tak kunjung lepas dari Karina yang sibuk mengangkat piring piring kotor ke sink dapur. "tante harap begitu"
Saat Karina ingin mencuci piring, tangannya berhenti saat mendengar ucapan Jeno dibalik punggungnya. "kalau kamu beneran sama Jaemin, maaf tante ga bisa kasih kalian restu tante. Restu tante ke Kamu cuman buat Jeno, Rin."
"dan tante harap kalian bisa rujuk ya, kasihan kakak dan adek"
Ternyata Yuna dan Irene tak ada bedanya, mereka sama sama masih ingin Jeno dan Karina bersatu. Kalau bukan Jeno dan Karina yang berjuang untuk kembali, Karina yakin dua orang tua mereka yang akan memperjuangkan hal tersebut apapun yang terjadi. Huh, sama aja gumam Karina.
"tante ke depan ya, kayaknya seru main sama kakak dan adek" sambung Yuna setelah menepuk pelan bahu Karina. Rasanya beban Karina saat cerai sama Jeno bukannya berkurang, tapi semakin bertambah.
Iya rin, itu karena saat sama Jeno kamu punya tempat berbagi beban dan tekanan yang kamu rasain. Sekarang, ya kamu cuman punya diri kamu sendiri, gak mungkin kan kamu kasih bebannya ke kakak dan adek.
_____________________
Jeno berdiri di halaman belakang sambil menikmati angin petang menuju malam itu sambil mendengarkan suara deburan air yang ada di kolam renang. Tangannya merogoh sekotak rokok yang tersisa setengahnya dan satu mancis dari saku celana. Dia butuh asupan tembakau sekarang, demi kabur dari semua yang terjadi meja makan tadi.
"sejak kapan lo ngerokok lagi?" suara Jaemin muncul dari belakang.
"sejak kapan lo serius sama Karina?" bukannya menjawab pertanyaan Jaemin, Jeno malah kembali bertanya.
"sejak semua yang lo lakuin ke dia terkuak"
Jeno berdecih, dia mengisap dalam batangan rokok tersebut lalu meniupkan asapnya diluar, memenuhi rongga mulutnya dengan rasa mint kesukaannya.
"kenapa masih berjuang rujuk sama Karina kalau tau dia gabakal mau?" Jaemin mendudukkan dirinya di kursi santai tepi kolam.
Lagi lagi Jeno berdecih, dia menoleh pada Jaemin yang sibuk melihat langit yang mulai menggelap secara perlahan "bukannya gue yang harus nanya gitu ke elo?"
"apa?"
"kenapa masih berjuang dekatin dia kalau tau Karina akan selalu nolak elo?" tanya Jeno.
"dan pasti hasilnya sama, sama seperti SMA dulu." Sambung Jeno.
Jaemin terdiam, pertanyaannya barusan berhasil Jeno gunakan untuk membalas apa yang dia lempar. Layaknya boomerang buat Jaemin. Tanpa Jeno sadari, Jaemin mengepalkan tangan kanannya di dalam saku.

KAMU SEDANG MEMBACA
faded and broken
FanficDimana sang tuan ternyata memiliki prioritas yang berbeda. Lantas menggoyahkan kapal yang mereka tumpangi. Beberapa dinding kapal pecah, menghilang, dan sulit untuk diperbaiki. Mengharuskan kapal itu menepi pada sebuah dermaga yang bukan tujuan utam...