Luna explicatio

1.7K 202 62
                                    

Luna explicatio
[ luna's explaination ]

____________________ 

Jeno keluar dari ruangannya tepat saat jam pulang datang. Syukurlah karena menyelesaikan pekerjaannya kemarin, Jeno jadi tak perlu untuk lembur hari ini. "wah, tumben sudah pulang pak" seru salah satu karyawannya.

Pria itu tersenyum "iya, saya mau belanja buat keperluan di apartement"

"oh gitu, hati hati pak" jawab karyawannya yang lain.

"iya, kalian juga. Jangan kemalaman baliknya" ucap Jeno kemudian berjalan menuju dua lift yang pasti penuh karena jam pulang kantor.



Karena lokasi kantor Jeno yang berada di pusat kota, jarak kantornya ke mall yang ada disana terbilang cukup dekat. Hanya berbelok satu blok dua blok di depan, Jeno sudah bisa mendapat dua mall berbeda dengan fasilitas yang lengkap. Central city priviliege. Setelah mendapatkan lokasi parkir yang pas, pria itu pun turun dan berjalan sendiri melewati deretan mobil yang juga terparkir disana.

Sambil memegang handphone yang menampilkan note berisikan apa saja yang harus dia beli, Jeno berjalan menelusuri tiap rak rak yang ada di mart. Sesekali langkahnya berhenti untuk melihat beberapa produk----diluar note----yang mungkin dia butuhkan. "ini tuh bedanya apa sih semua? Kok warna dan bentuknya beda beda?" monolog Jeno memperhatikan sponge cuci piring yang beraneka macam di depannya.

Dia menghembuskan nafas panjang karena kebingungan melihat yang satu berwarna pink, yang satu berbentuk seperti huruf S, ada yang kotak berwarna kuning, ada yang kotak tebal berwarna hijau. "kalau di rumah tuh biasa pakai yang kuning" ingat Jeno pada bentuk sponge yang ada di rumahnya.

Setelah berhasil memilih sponges, Jeno berjalan menuju rak makanan instant. Di depan sana terlihat berbagai macam makanan instant, dari saus makanan yang tinggal dipanasi, sambal sambal siap makan, serta makanan makanan import yang sama instantnya dengan yang lain. "kesukaan Karina" timpal Jeno saat matanya menemukan cream soup kesukaan Karina.

Tanpa berpikir panjang, tangan Jeno secara otomatis meraih beberapa bungkus dari cream soup tersebut lalu memasukkannya di troli. "maybe she need it sometime" ucap Jeno. Selain cream soup, Jeno juga mengambil satu jar sambal terasi siap makan dan beberapa bungkus bumbu instan.

Saat dia berdiri di depan rak indomie, tanpa Jeno sadari dia terkekeh melihat berbungkus bungkus mie instan di hadapannya. Memorinya melayang ke momen momen dia grocery shopping dengan keluarga kecilnya. Kalau Jeno sudah berdiri di depan rak indomie bersama Leon digendongannya, Pasti Karina dari jauh sudah memelototinya karena tidak mau Jeno membeli indomie dengan begitu banyak. Apalagi nanti Leon malah mengikuti hal tersebut. "gak sehat Jen, nanti aku bikinin mie goreng yang buatan aku" pasti itu yang akan keluar dari mulut Karina, dan tentu akan selalu berhasil membujuk Jeno.

"beneran ya?" tanya Jeno kala itu.

Karina mengangguk kuat seraya mengembalikan setengah dari berbungkus bungkus indomie yang dimasukkan Jeno ke dalam troli mereka. "beneran, yuk ke rak lain aja"

Mengigat ingat tentang grocery shopping with you lovers membuat Jeno meringis dan merasa iba pada dirinya sendiri. "gak ada yang marahin aku lagi Rin" monolog Jeno dengan tangan yang sibuk memasukkan bungkusan bungkusan indomie yang ada disana.

Setelah sibuk dengan urusan indomie, langkah Jeno berpindah pada rak rak makanan beku yang di pojok mart. Dia menggigit bibir bawahnya melihat berbungkus bungkus makanan beku yang didinginkan dalam freezer. Ada nugget, dim sum, chicken karage, sosis, kentang, dan banyak lagi. Sesekali tangan Jeno menggeser pintu freezer, lalu meraih salah satu bungkusan, dan membolak baliknya. Mempertimbangkan haruskah dia membeli itu atau tidak?

faded and brokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang