post paus die fuerant per

1.9K 190 61
                                    

post paus dies fuerant per
[ after the few days ]

____________________ 

"siang bunda, adekk" sapa Leon memasuki kamar inap Gabby. Disusul dengan Jeno yang masih berpakaian kerja dengan lanyard yang menggantung di lehernya.

"kok kamu yang jemput? Pak Amad?" tepat sehari setelah Gabby masuk rumah sakit, Pak Amad dan Sus Siti kembali kerja seperti biasa.

"pengen jemput aja, mumpung kosong"

"udah bilang pak Amadnya?"

Jeno mengangguk, dia lalu mengulurkan dua paper bag mcd pada Karina. "makan dulu gih, aku bungkusin makanan nih sama kakak"

"bunda mau juga..." lirih Gabby.

Karina menoleh, "adek mau? Tapi janji abis itu obatnya jangan dimuntahin lagi ya" ucap Karina.

"loh, adek masih muntahin obatnya? Kalau kayak gitu kapan bisa main main lagi" respon Jeno.

Mendengar ucapan Jeno, bibir Gabby mengerucut. Dia juga kangen main sama teman temannya di paud, dia juga mau berceritas soal kehidupan sekolahnya seperti yang Leon lakukan sekarang. Tapi disisi lain, dia juga tidak suka dengan rasa obat bubuk yang diberi dokter. Pahit dan bikin muntah. "obatnya gak enak ayah" lapor Gabby.

"bayangin obatnya itu permen yang diancurin, jangan bayangin itu bubuk obat" ucap Jeno.

"janji ya sama Ayah buat gak muntahin obatnya abis makan ini?" Jeno mengulurkan jari kelingkingnya. Dengan sedikit ragu Gabby mengangguk dan menautkan kelingking mungilnya dengan kelingking Jeno. "adek pintar" ucap Jeno.

Melihat hal tersebut, Karina tersenyum. Hatinya menghangat seketika.

"yaudah, kita makan ya" Karina pun beranjak, mencuci tangan, dan menyiapkan makanan yang telah dibeli Jeno untuk mereka.

"kakak udah makan?" tanya Karina.

"belum, mau makan juga"

"ayo makan sama bunda sini" ajak Karina.

Lalu Karina menoleh pada Jeno, "kamu udah makan, Jen?"

Jeno mengangguk "udah, tadi di kantor Yoga bagi bagi lunch box karena hari terakhir dia di Jakarta"

"oh ya? Udah mau pindah dia?" tanya Karina menyubiti potongan ayam.

"iya, minggu lalu kan acara perpisahannya"

"terus hubungan dia sama Luna?"

"udah pacaran" jawab Jeno singkat.

"waw, happy for them"

"sad for us" sambung Jeno pada ucapan Karina. Wanita itu tertawa miris mendengar apa yang Jeno katakan.

Jujur, mengingat Luna seperti membuka luka yang sudah coba dia kubur lama lama. Menyadari itu Karina merutuki dirinya sendiri kenapa malah bertanya dan meladeni topik itu. Topik yang harusnya dia bilang ke Jeno kalau dia tak mau itu diungkit lagi. Karena, karena dia tidak mau memutar memorinya ke memori 2 bulan lalu, masa masa dia begitu terpuruk dengan realitas yang ada.

Setelah makan dan minum obat, kini Gabby sudah terlelap di tempat tidur. Sedangkan Leon kini sibuk bermain game di kursi. "adek pulang besok kan?" tanya Jeno.

Karina mengangguk "kamu bisa nganter aku balik kan?"

Jeno terdiam sejenak, mengingat jadwal kerjanya besok di sore hari. "mungkin bisa"

"ada yang mau aku omongin soalnya"

"oh, yaudah besok sama aku aja. Nanti aku bilangin ke Pak Amad"

"makasih Jen"

faded and brokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang