Et calidum made

3.4K 305 18
                                    

Et calidum made
[ the warm morning ]

_____________

Setelah punya anak dan hidup dalam status pernikahan, pagi Karina selalu menjadi sesi tersibuknya untuk seharian itu. Kalau pemotretan dia hanya berganti pakaian, make up, dan berpose di depan kamera. Namun, saat menjadi istri dan sekaligus ibu buat dua malaikat titipan Tuhan, Hidup Karina jadi 100x lebih ribet daripada menjadi seorang model. Dia harus bangun lebih pagi, menyiapkan bekal buat anaknya bersama ART, pakaian kantor Jeno, membantu Sus Siti menyiapkan perlengkapan paud Gabby, belum lagi harus membangunkan tiga orang kesayangannya.

Ah, iya, belum lagi kalau Leon tiba tiba malas mandi atau Gabby harus ngambek lebih dulu. Semua itu membuat Karina pusing dan sedikit rempong setiap paginya. Namun, semua itu selalu diakhiri dengan senyum saat Karina melihat mereka berangkat sekolah juga kerja dengan perasaan yang bahagia pula.

"Jen, banguuuuun. Bantu aku bangunin adek. Adeknya susah dibangunin" seru Karina menggoyang-goyangkan tubuh bertelanjang dada itu.

"Jen, aku lagi siapin sarapan kakak" seru Karina lagi masih berusaha tubuh lelap Jeno.

Suara parau dan berat Jeno muncul, ia mengerang serta merenggangkan tangannya. Senyum kecilnya muncul ketika sadar ia kembali melihat Karina di pagi hari setelah sebulan ini tidak lagi melihatnya. "kenapa sayang?"

"bangunin adek, sus Siti lagi nyiapin perlengkapan dia. Kamu juga ngantor kan?" tanya Karina.

Jeno mengangguk pelan. "morning kiss nya?" tanya Jeno si pemilik love language physical touch.

"gak ah, kamu bauuuu belum sikat gigi" keluh Karina.

Pria itu terkekeh, benar juga, ia belum sikat gigi bahkan baru saja terjaga. "yaudah, aku aja yang cium sini pipinya" titah Jeno masih dalam posisi terbaring.

Karina menghembuskan nafas panjang---ia sudah biasa dengan permintaan Jeno ini disetiap pagi---lalu mendekatkan pipinya pada Jeno. Cukup singkat Jeno mengecup pipi halus beraroma strawberry yang Jeno yakini sudah bangun sejak tadi dan sudah mencuci wajahnya. Ugh, Jeno benar benar menyayangi istrinya.

Karina lalu kembali berdiri dan berlalu keluar kamar, sebelum keluar kamar Karina berbalik menatap Jeno yang kini memeluk tubuh Gabby yang terlelap disampingnya. "Jen, adek dibangunin ya, bukan kamu balik tidur lagi"

"iyaaa riin, nanti adek ama kakak keluar dari sini udah rapih" ucap Jeno.

Wanita itu tersenyum setelah melihat tempat makan anak anaknya sudah terisi makanan, begitu pula bekal buat si pria bugar berhati hello kitty itu---Jeno. "Sus, ini punya adek, ini punya Kakak okay? Jangan sampai ketuker" timpal Karina menunjuk dua tempat makan mini dengan hiasan menggemaskan diatasnya. Sus siti mengangguk paham, ia lalu memasukkan tempat makan Gabby ke dalam tas yang selalu ia bawa untuk perlengkapan Gabby.

"punya Leon, biar aku y---"

"Riiin, seragam kakak dimana ya?" teriak Jeno dari lantai atas.

Mulai deh batin Karina setelah mendengar seruan Jeno. "Riiin, ini adek mau dikuncir gimana rambutnya?" seru Jeno lagi.

"Sus, tolong masukin punya Leon juga ya. Aku mau ngurusin anak anak aku sama bayi gedeku" ucap Karina yang disusul tawa oleh Bi Rani dan Sus Siti.

Netra Karina menemukan Jeno sudah menggunakan bawahan tapi belum menggunakan atasan---iya, masih bertelanjang dada---lalu Leon sibuk menyisir rambutnya perlahan tapi masih dengan pakaian dalam, tanpa seragam. Sedangkan Gabby kebingungan dengan Jeno yang mencoba berbagai macam gaya ikatan rambut pada rambutnya dihadapan cermin. Karina menghembuskan nafas panjangnya.

faded and brokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang