procul

1.9K 235 65
                                    

Procul
[ distance ]

­________________ 

Pagi ini mulai sedikit berbeda dari pagi pagi sebelumnya, jarak mulai tercipta diantara Jeno dan Karina. Jarak yang hanya mereka yang sadari, tidak dengan kedua malaikat kecil mereka. "Kakak, pak Amad bentar izin ga bisa jemput kakak di sekolah" kata Karina sambil merapikan kemeja sekolah Leon.

"jadi yang jemput kakak sebentar pulang sekolah siapa?" tanya Leon dengan sedikit suara yang besar.

"kakak, suaranya" tegur Karina yang kini merapatkan ikat pinggang sulungnya.

Leon hanya ber-hehehe karena sadar dia juga salah. "maaf bundaa" sesalnya.

Suara Jeno muncul dari tangga, pria itu sudah terlihat begitu siap dengan dasi yang terpasang rapi juga kemeja kerjanya. Tangannya kini sibuk memasangkan pengait pada dasinya agar tidak berantakan saat dia berjalan. "ayah aja yang jemput kakak, gimana?" tanya Jeno melemparkan senyumnya pada dua orang yang sedang berada di dekat couch ruang tengah.

"gapapa banget ayaaah, abis itu kita makan siang sama bunda yuk" ajak Leon yang kini sudah duduk rapih menunggu Gabby berpakaian dengan Sus Siti.

"bundanya mau emang?" tanya Jeno melirik Karina yang duduk menyibukkan dirinya dengan tontonan berita pagi di tv. Wanita itu benar benar membuat jarak diantara mereka, bahkan yang lebih parahnya dia sama sekali tidak ingin menatap Jeno.

Semenjijikkan itukah aku, Rin? Batin Jeno.

Karina tersenyum kecil menatap Leon yang melihatnya menunggu jawaban atas pertanyaan Jeno. "maaf ya kakak, bunda ada janji sama stylish bundaa"

"nanti kakak makan malam sama adek dan bunda bentar malam" sambung Karina.

Mendengar alasan Karina, wajah Leon mulai ditekuk. Senyum yang tadinya lebar karena membayangkan makan siang bersama bunda dan ayahnya kini memudar. "yah, padahal kakak mau makan steak langganan kita bareng bunda sama ayah" sesal Leon.

Jeno menghembuskan nafas panjangnya saat Karina lebih mementingkan egonya dibanding Kakak dan Adek. "Ri---"

Pria itu baru saja ingin melayangkan teguran pada Karina, kata katanya sudah disela duluan oleh wanita itu "maaf ya kak, bunda beneran ga bisa nge-cancel kerjaan hari ini"

Leon mencoba memahami semuanya, dia hanya mengangguk menerima alasan Karina. "gapapa, bunda kan cari uang" ucapnya. Karina selalu berterima kasih pada mertuanya---Yuna---karena sejak kecil selalu membantu Karina menuntun Leon untuk tidak kesal dan memahami terlebih dahulu sesuatu sebelum mengeluarkan keluh kesahnya. Dia diajar dewasa lebih awal oleh Yuna.

"ayah" panggil Leon mengalihkan pandangannya pada Jeno yang berdiri memerhatikan perbincangan dua orang itu.

"iya, kakak?"

"kita makan steak boleh?" tanya Leon.

"boleh banget kakak" jawab Jeno tersenyum kemudian mengangkat tubuh Gabby yang berlari mendekatinya.

_____________


Jeno meraih handphonenya, dia benar benar merasa tidak enak saat melihat wajah Leon saat Karina menolak permintaan sulungnya. Jeno yakin, Leon benar benar seingin itu untuk makan makanan kesukaannya bersama Jeno dan Karina juga Gabby. Apalagi sejak Jeno ke Jepang, mereka sama sekali belum pernah makan diluar bersama sama. Selalu hanya Karina dan dua malaikat kecil itu, Jeno terlalu sibuk dengan file file juga new project yang selalu muncul tanpa mengenal waktu.


faded and brokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang