non magis forte

1.8K 216 105
                                    

Non magis forte
[ no more chance ]

_____________ 


Sidang kedua akan diadakan minggu depan. Kini Karina duduk di dalam satu ruang private di kafe tempat dia dan Luna janjian. Di sidang kedua ini, karena proses mediasi gagal----sebenarnya bukan gagal tapi karena Karina menolak----akhirnya di sidang kedua mereka harus menghadirkan saksi untuk memperkuat keinginan mereka masing masing. Satu satunya yang bisa memperkuat pernyataan mereka adalah wanita berambut pendek dihadapan Karina sekarang.

"Waw, gue ga tau kalau lo bakal ngajak gue buat kerja sama" celetuk Luna setelah mendengar permintaan Karina untuk menjadikan dirinya sebagai saksi dipersidangan kedua mereka.

"Anda sebagai saksi terkuat sekaligus bukti nyata dari perselingkuhan Pak Jeno" Jelas Dimas yang menemani Karina untuk bertemu dengan Luna. Awalnya Karina ingin pergi sendiri dan berbicara face-to-face dengan Luna, tapi Jaemin melarangnya. Dia menyuruh Dimas untuk ikut sebagai kuasa hukum Karina, sekaligus menghindari hal hal yang tidak diinginkan yang bisa saja terjadi karena luapan emosi Karina.

"lo kan yang mau biar urusan gue sama Jeno cepat selesai" tandas Karina tersenyum kecil menatap wanita didepannya.

Luna mengangguk setuju, semakin cepat mereka cerai tujuan Luna juga semakin cepat tercapai. Dia menyeringai "bayaran gue berapa?"

Tidak Dimas, tidak Karina sama sama terkejut dengan apa yang Luna minta. "Lah, emang suami gue belum cukup?" tanya Karina dengan nada ketusnya. Bisa bisanya Luna masih minta bayaran setelah dia berhasil ngambil Jeno yang notabenenya paling berharga buat Karina.

"lo tuh udah ngam----" tangan Dimas di pergelengan tangan Karina berhasil membuat Karina bungkam seketika. Itu tandanya biar Dimas yang mengambil alih pembicaraan ini, karena Karina sangat gampang tersulut emosi.

"10 juta" tawar Dimas menatap berani mata Luna.

"wow" Luna tersenyum puas, tapi dia menggeleng setelahnya "masih dikit, naikin lagi"

Mungkin kalau Dimas tidak ada disana, Karina sudah jambak jambakkan betulan sama Luna. Bagaimana bisa dia masih minta bayaran? Bahkan dengan bayaran semahal itu dia masih mau tawaran itu dinaikkan lagi? Padahal dari cara berpakaian Luna dia terlihat bukan orang susah, orang susah mana yang di tahun 2022 ini pakai mobil keluaran terbaru dengan pakai braded up to toe? Terlebih wanita itu adalah anak dari kepala cabang kantor Jeno di Jepang. Imagine it, how rich that woman is....

"ok, 15" Dimas menaikkan 5 juta pada tawarannya.

"deal, sebenarnya masih mau lagi naiknya sih, tapi...." Luna menggantungkan ucapannya kemudian menoleh pada Karina yang sedari tadi memberikan tatapan mematikan padanya. "tapi kayaknya kalau Jeno Karina cerai, Karina kehilangan sumber uangnya" sambungnya.

Karina mendengus kesal, Bisa bisanya Luna beranggapan sumber uang Karina bergantung pada Jeno? Padahal bayaran Karina sebagai model dan pengiklan itu bisa sebesar gaji ayahnya---Luna----atau para notaris notaris terkenal di Indonesia. Merasa tidak terima di anggap rendah seperti itu, Karina beranjak dari duduknya. Tangannya meraih ice chocolate milshake pesanan Dimas, lalu mengguyur Luna dengan tumpahan minuman cokelat tersebut.

Persetan sama peduli dan etika, Karina tidak memikirkan itu sama sekali. Dia kesal merasa di remehkan sama perempuan yang----harusnya sadar diri----lebih rendah dari dia. Bodoamat, pakaian branded dengan wangi tajam itu kena tumpahan coklat, yang penting Karina berhasil meluapkan emosinya.

"Riiin....." Dimas kehilangan kata katanya melihat apa yang Karina lakukan.

"urusan elo kak, gue kirim uangnya sebentar setelah deal. Bilang ke gue berapa yang dia mau, asal dia tetap jadi saksi dan bukti persidangan minggu depan" ungkap Karina mengambil tas tangannya kemudian berlalu pergi keluar dari private room tersebut.

faded and brokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang