felices in aeternum

3.5K 196 5
                                    

felices in aeternum
[ happily ever after ]

___________________

Setelah acara makan makan itu, sebulan kemudian Jeno dan Karina melakukan pemberkataan kembali di tempat yang sama mereka melakukan pemberkataan beberapa tahun lalu. Hanya dihadiri keluarga dekat dan sahabat sahabat Karina juga Jeno dan beberapa wartawan yang Karina percaya. Hari itu, mereka kembali bersama dengan ikatan janji yang juga dulu pernah mengikat mereka. Namun, Kali ini mereka ikut berjanji kejadian yang dulu tak akan terulang kembali bahkan tak akan ada kata cerai atau pisah dari salah satu mulut mereka. Mereka akan menjadi lebih dewasa dan lebih menghadapi semua kemungkinan yang bisa terjadi.

Namun, disaat hari bahagia itu mata Karina sama sekali tak melihat keberadaan Jaemin. Bahkan, saat dia sembunyi sembunyi mengecheck buku tamu pun ketika Jeno terlelap dia juga tak menemukan nama Jaemin tertulis disana. Bahkan semua orang diam dengan ketidakhadiran orang itu, seorang Yuna yang merupakan bundanya pun ikut bungkam saat Karina menanyakan dimana Jaemin secara diam diam. Malam setelah pemberkatan pun, Karina mencoba mengchat pria itu tapi ternyata yang dia dapatkan pesannya sama sekali tak terkirim.

Jaemin blocked her.

Itulah kalimat paling cocok untuk mendeskripsikan bubble chat yang berwarna hijau itu. Malam itu pun Karina memilih menyerah untuk mencari keberadaan Jaemin, karena dia mulai menghargai pilihan pria tersebut.

Tiba tiba suara serak muncul dari ranjang, Jeno memanggilnya "Rin, belum tidur?"

Karina dengan buru buru menutup buku tamu diatas coffee table lalu segera ikut berbaring disamping tubuh Gabby yang tidur ditengah tengah mereka. "ini udah mau heheh" jawab Karina.

Hope it can cures you, Jaem batin Karina perlahan mulai menutup matanya dan tenggelam dengan dunia mimpinya.

___________________

Karena Jeno tak bisa lagi mengajukan cuti----jatah cuti tahunannya sudah habis----akhirnya mereka liburan diakhir minggu. Itupun ke destinasi mainstream orang orang Jakarta. Iyap, puncak. Mumpung mereka sudah lama tidak berkunjung ke puncak dan main ke villa mereka. Saat sore menyapa, Karina mulai menyiapkan bahan bahan panggangannya di dapur dengan pintu pintu besar dapur yang terbuka sehingga ia bisa memasak sambil melihat Jeno yang berenang dengan Leon juga Gabby.

Senyumnya mengembang saat melihat tawa lebar Leon juga Gabby sore itu. Selama 3 bulan ini---selama dia cerai dengan Jeno---Karina sama sekali belum pernah melihat senyum mereka yang sebahagia itu. Bahkan seruan bahagia Gabby karena godaan Jeno pun hilang di bulan bulan itu. Namun, Karina tak perlu gelisah sekarang, semuanya kembali seperti semua. Leon pun sudah tahu soal dua orangtuanya kembali bersatu saat hari pemberkataan mereka saat itu. Dan, yeah, hingga sekarang Gabby tidak tau soal ini. Entah kapan Karina dan Jeno akan siap menceritakan kejadian ini pada si bungsu.

"brrrrrr.... dingin yaaah" keluh Gabby saat si kecil naik ke tepian kolam dibantu Jeno.

"dingin? Adek kedinginan?"

Gabby mengangguk dengan mulut yang bergetar. Melihat itu, Jeno pun segera naik pula dari kolam. "kakak udahan yuk, kita lanjut mandi di kamar mandi ya" pinta Jeno yang tanpa berlama lama langsung diangguki oleh Leon.

Melihat itu, Karina mendekati tiga orang kesayangannya lalu melilit kedua tubuh anaknya dengan handuk tebal. Lalu memberikan selembar bathrobe pada Jeno. "abis itu kita makan yaa" ucap Karina sambil mengeringkan rambut Gabby yang basah.

"bunda masak apa?" tanya Leon.

"rahasiaaaa" seru Karina yang malah mendapat cibiran bibir Leon sedangkan Jeno hanya bisa tertawa.

faded and brokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang