Paenitet

1.9K 187 59
                                    

Paenitet
[ I'm sorry ]

____________________

Karina merenggangkan lehernya, pukul 11 malam hari ini dia baru saja pulang dari jadwal pemotretannya. Akhirnya dia bisa bertemu dengan kakak dan adek setelah hampir 3 hari penuhnya. Kalau bukan karena mencari uang dan memenuhi kebutuhan mereka, Karina mungkin sudah membatalkan kontrak itu lalu memilih menghabiskan waktu dengan anak anaknya.

Ini juga sudah hari keempat setelah keputusan Karina tentang hubungannya dan Jeno. Pria itu sama sekali tak menghubunginya, padahal hati kecil Karina masih berharap.

Saat menaiki tangga menuju kamarnya, dia mendengar isak tangis Leon dari kamar si sulung. Lantas Karina mendekatkan telinganya ke pintu kayu tersebut untuk memastikan apa yang dia dengar adalah benar.

Hatinya teriris saat ia yakin bahwa sulungnya menangis didalam sana. Dengan perlahan dia mengetuk pintu itu, suara isakan Leon berhenti seketika. Membuat Karina semakin penasarab tapi juga sakit hati mengetahui anaknya menangis diam diam di belakangnya.

Karena tak ada respon sama sekali, Karina pun membuka pintu tersebut. Matanya menangkap Leon yang sedang berusaha keras membersihkan sisa air mata di wajahnya, bahkan membersihkan hidungnya dari ingus menggunakan tisu.

"Kakak belum tidur?" Saat mendengar pertanyaan Karina, tangis Leon kembali meledak.

Karina pun langsung mendekati si sulung lalu membawa Leon ke pelukannya. Bukannya mereda, tangisan Leon semakin kuat, bahkan dia mencengkram kain baju Karina.

"Kakak, kakak kenapa sayang?" Tanya Karina lembut dengan tangan yang mengelus elus rambut Leon.

"Kakak kangen ayah, bunda"

"Selama bunda pergi kerja, udah ga ada ayah yang nemenin kakak sama adek main" jelas Leon disela sela tangisnya.

Dia menarik ingusnya lalu kembali bersuara "kakak nelpon ayah, tapi ayah sama sekali gak angkat telpon kakak"

"Kakak kangen ayah bunda...."

"Kakak mau jalan jalan sama ayah lagi"

"Kakak juga mau dijemput sama ayah kayak teman teman kakak yang lain" keluh Leon lagi.

Mendengar alasan Leon menangis, Karina menelan salivanya. Ini semua tidak pernah dia harapkan terjadi. Bagaimana kalau Leon tau dia dan Jeno tak bisa bersatu lagi? Apa dia akan membenci Karina?

"bunda? Bunda gak bisa balik sama ayah aja?" Pinta Leon yang berhasil membuat Karina seperti ditampar.

Karina tak merespon, seketika otaknya juga kacau dan berantakan karena permintaan Leon.

Tangisan Leon perlahan berhenti, dia melepaskan pelukannya lalu membersihkan wajahnya. Si sulung itu mendongak menatap Karina yang menatap kosong lampu meja disamping ranjang Leon.

"Gak bisa ya bunda?"

"Gak gitu kakak.."

"Padahal kalau bisa, pasti seru kita bisa bareng bareng lagi. Kalau bunda pergi jauh, ada ayah yang nemenin kakak sama adek main" jelas Leon.

faded and brokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang