Familia cena

1.6K 197 56
                                    

Familia cena
[ family dinner ]

______________________

Hari demi hari, entah Gabby juga Leon sama sama merasakan kesepian. Padahal mereka tidak sendiri. selalu ada Karina yang mencoba menyenangkan mereka, mengikuti semua kemauan mereka, mengajak keduanya bermain bersama, membacakan kisah kisah di malam hari, juga menemani dua orang itu menonton series kartun kesayangan, Tapi ternyata dua malaikat kecil Wijaya itu masih saja merasa kesepian. Seperti ada yang kurang, ah memang ada yang kurang sebenarnya.

Sapaan tengah malam Jeno menghilang di hari hari mereka, lelucon garing Jeno tak terdengar lagi, godaan godaan Jeno pada Leon juga tidak lagi meributkan rumah, gelak tawa berisik Gabby juga Jeno tak mericuh lagi, tak ada asap gosong atau dapur berantakan yang Jeno perbuat dengan alibi ingin memasakkan mereka, tak ada suara dengkuran Jeno yang ketiduran di kamar Leon, dan banyak lagi yang menghilang.

Mereka benar benar merasa tidak lengkap, seperti ada kepingan puzzle yang menghilang dari tempatnya dan sulit buat ditemukan. Mereka merasa kurang, bagaimanapun usaha Karina mencoba melengkapi rasa kosong itu.

Walau setiap akhir minggu, Jeno akan pergi ke rumah dan bermain dengan mereka disana. tak jarang Jeno menjemput keduanya di sekolah atau lokasi pemotretan dan mengajak keduanya menghabiskan waktu bersama. Tapi tetap saja, mereka masih merasa tidak lengkap.

Akhir minggu kali ini tepat setelah 2 bulan Jeno Karina cerai, Jeno memasuki rumah mereka berniat menjemput Leon dan Gabby untuk menghabiskan weekend bersama. Senyum Jeno tak juga luntur saat mengetahui fakta dari Irene bahwa Karina selalu menghabiskan makanan yang Jeno kirim setiap mengantar Leon Gabby pulang. Bahkan wanita itu tidak akan membiarkan Irene memintanya dan tak memberitahukan dari siapa Karina mendapat makanan tersebut, padahal tanpa Irene tanya pun wanita paruh bayah itu sudah tau. Dia kan mata mata Jeno di rumah ini.

"kenapa senyum senyum gitu?" tanya Karina menatap bingung Jeno.

Jeno menggeleng pelan, dia hanya berdiri dengan tatapan yang terus mengikuti kemanapun Karina pergi. "jangan dilihatin" sahut Karina yang sadar.

"kamu makin hari kenapa makin cantik ya?"

"kalau makin cantik mah, kamu gak bakal selingkuh" Kan. Setiap Jeno kesana dan mengajak Karina ngobrol, pasti dan selalu Karina akan mengungkit tentang kebodohan Jeno yang membuat mereka semua seperti itu.

"aku gak selingkuh" sanggah Jeno. Pria itu kini duduk di ruang makan setelah disuguhkan buah buahan oleh Karina, sedangkan wanita itu kini sibuk mengatur soft cookie buatannya yang akan dibawa Leon Gabby ke waterboom.

"kamu mau jalan lagi sama Jaemin?" tanya Jeno tiba tiba.

Mendengar nama Jaemin tersebut dari mulut Jeno, dia sempat menghentikan gerakannya untuk beberapa saat. Lalu kembali melanjutkannya sambil berdeham mengiyakan pertanyaan Jeno. "sudah sejauh apa kalian?"

"not your business" ketus Karina berbalik mengulurkan kotak cookie pada Jeno.

Jeno hanya menghembuskan nafas panjangnya, baru saja ingin kembali bertanya tapi suara Leon yang "Bundaaaa? Ayaaaah?" berhasil menghentikan gerakan mulutnya. Dua orang itu lantas melihat ke arah sumber suara. Terlihat Leon yang sudah berbalut pakaian santai dengan ransel biru tua yang menggantung di kedua bahunya. Tak lupa kacamata dengan lensa orange menempel di matanya, benar benar seorang copy paste seorang Jeno Wijaya.

"iya, kakak?" respon kedua orang itu bersamaan.

Leon terkikik menyadari seberapa menggemaskannya orang tuanya. Dia mendekati mereka lalu mencomot satu cookie dari wadah yang lain. "ayuk ayah, nanti makin panas" ajak Leon.

faded and brokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang