IV

310 36 48
                                    

Pagi ini Mujin dan Jiwoo bersiap-siap. Hari ini jadwal pemeriksaan kandungan Jiwoo.

"Yeobo.. sudah selesai?" tanya Mujin.

Jiwoo mengangguk. Mereka berdua keluar dari kamar dan sarapan bersama.
Mujin menggandeng Jiwoo keluar dari penthouse, mereka menuju basement untuk mengambil mobil.

Mujin membukakan pintu untuk Jiwoo, ia lalu masuk ke bagian pengemudi. Mobil listrik itu melaju dengan tenang.

Beberapa saat setelah sampai di Rumah Sakit. Mujin membantu Jiwoo untuk turun dari mobil dan berjalan masuk ke rumah sakit.

Sepasang mata pria terkejut terbelalak melihat keduanya namun sebenarnya bukan melihat keduanya lah ia terkejut melainkan melihat perut Jiwoo.

Jo Jinwoong terdiam terpaku, cukup lama ia berdiri dengan tatapan kosong seakan tidak percaya dengan apa yang barusan dilihatnya. Nafasnya terasa berat, jantung berdegup kencang. Dengan perlahan ia memasuki mobilnya, Hari ini Jinwoong menemani ayahnya untuk checkup rutin di rumah sakit.

Jinwoong sampai dikantornya. Pikirannya masih terfokus pada Jiwoo. Sudah lama sejak Mujin mengancamnya. Hati yang cemburu, jahat dan licik mulai menjalar pikirannya.

"Jika aku tidak bisa mendapatkanmu Yoon Jiwoo, maka dia juga tidak pantas" ucap Jinwoong datar.



Dokter lalu melakukan USG, ia mengoleskan gel keperut Jiwoo dengan alat ultrasonografi 3D.
Jiwoo dan Mujin bisa melihat di monitor yang menampakkan bayi kecil mereka.

"Dok, perempuan atau laki-laki?" Mujin bertanya dengan tidak sabar sembari matanya berbinar melihat layar monitor itu.

"Anda bisa melihatnya sendiri.. ini adalah laki-laki" jawab Dokter itu tersenyum.

"Keadaan bayi anda sangat sehat, rajin berolahraga dan konsumsi makanan yang bergizi lebih banyak ya" sambungnya.

Mujin tidak dapat menyembunyikan wajah bahagianya. Dokter lalu memberikan foto hitam putih USG itu ke Mujin.

"Terima kasih Dokter!" ucap keduanya dengan menunduk.

Mujin dan Jiwoo bergandengan tangan keluar dari ruangan itu dan senyuman yang cerah bahagia.

"Yeobo.. gigimu akan kering jika kau terus tersenyum seperti itu" ucap Jiwoo terkekeh.

"Aku sangat bahagia" bisik Mujin ditelinga Jiwoo.

Sepanjang perjalanan pulang juga Mujin menyetir dengan wajah tersenyum.

"Yeobo.. aku akan pergi setelah mengantarmu ya, aku ada janji penting" ucap Mujin.

"Arraseo"  balas Jiwoo mengangguk pelan.

Mujin mengantarkan istrinya sampai ke dalam penthouse lalu ia keluar lagi, ia bahkan tidak bisa meninggalkan wanita itu sendirian jika bukan di dalam rumahnya.

Hari menjelang sore, Jiwoo membuka kulkas dan mencari beberapa bahan, hari ini ia ingin memasak makan malam untuk suaminya.

"Ahjumma, aku ingin memasak dan membeli beberapa bahan, ayo kita belanja" ucap Jiwoo ke ahjumma.

Jiwoo dan Ahjumma sampai di supermarket terdekat diantar salah satu bodyguard Mujin.

Love Struck 2 : PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang