XXXVII

264 68 37
                                    

Jiwoo terbangun saat merasakan dingin di sekujur tubuhnya, bagaimana pun hotel ini terletak di dekat pegunungan, sehingga udara cukup dingin. Jiwoo meraba-raba kasur di sebelahnya berharap bisa memeluknya suaminya untuk menghangatkan tubuhnya.

"Yeobo.." panggil Jiwoo dengan suara serak.

Mujin yang sudah bangun dan berpakaian rapi sweater pink dan celana panjang sedang duduk di kursi sambil memainkan ponsel, langsung meletakkannya dan tersenyum menatap istrinya.

Mujin yang sudah bangun dan berpakaian rapi sweater pink dan celana panjang sedang duduk di kursi sambil memainkan ponsel, langsung meletakkannya dan tersenyum menatap istrinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayang, kau sudah bangun?" tanya Mujin.

"Apa yang kau lakukan disana? Kemarilah" ucap Jiwoo.

Mujin menghampiri istrinya dan duduk di kasur.

"Kenapa pagi-pagi kau sudah rapi sekali? Kau tidak tidur?" tanya Jiwoo membuka sebelah matanya.

"Sepertinya jetlag, aku hanya tidur beberapa jam" balas Mujin.

"Kemarilah, peluk aku. Sangat dingin" Jiwoo merentangkan kedua tangannya dengan manja pada suaminya.

"Araseo" Mujin masuk ke dalam selimut dan memeluk istrinya memberikan kehangatan dan kenyamaman.

"Hm.. sangat nyaman, joh-a" Jiwoo tersenyum menggeliat di dalam dekapan Mujin.

Mujin mengecup puncak kepala istrinya dengan kasih sayang. Tangan kirinya turun ke perut Jiwoo, mengusapnya dengan gerakan naik turun, menyapa janin kecil didalam sana.

"Istirahatlah jika masih lelah, jangan terlalu memaksakan. Aku tidak ingin kau kenapa-kenapa" ucap Mujin mengusap lengan istrinya.

"Yeobo..."

"Hm.." Mujin menunduk melihat wajah istrinya yang cemberut.

"Aku ingin makan tteobokki"

"Apa?" Mujin menelan ludahnya, ia sedikit panik.

"Sayang, kita di swiss. Tidak ada tteobokki disini, kita makan yang lain saja ya?" Mujin berusaha membujuk keinginan Jiwoo yang sedikit nyeleneh.

"Baiklah aku akan menahannya, kalau begitu aku mandi dan kita harus check-out" Jiwoo melepaskan dekapan suaminya dan berjalan ke kamar mandi.

Mujin meraih ponselnya dan mencari supermarket atau restoran yang menjual makanan asia. Ia mempunyai ide membeli tteobokki instan, bagaimanapun permintaan istrinya adalah prioritas baginya.

Selesai mandi, Jiwoo duduk di pangkuan Mujin yang sedang memainkan ponselnya dan mengecup bibirnya memberikan morning kiss.

"Kau tampak lebih muda sepuluh tahun jika memakai pakaian seperti ini dan mencukur bersih janggutmu, siapa yang percaya suamiku sudah berumur kepala 4?" Jiwoo mengelus rahang tegas suaminya.

"Benarkah? Aku tidak akan membiarkan anak kita memanggilku grandpa" Mujin terkekeh.

Mujin mengusap pipi Jiwoo dan mendongak untuk meraih bibir istrinya mengajaknya berciuman. Jiwoo menempatkan kedua tangannya di bahu suaminya, ia menunduk dan menyatukan bibirnya, mengecup serta melumat lembut.
Suara kecupan-kecupan kedua bibir yang saling beradu tanpa henti terdengar indah memenuhi kamar.

"Yeobo, aku lapar" rengek Jiwoo.

"Berpakaianlah, kita pergi sarapan" Mujin meremas pelan pinggul istrinya

***

Tidak terasa sudah 4 hari keduanya menghabiskan waktu di Swiss. Kini keduanya sedang makan malam di sebuah restoran, setelah perjalanan seharian yang cukup melelahkan.

"Yeobo, belilah barang, perhiasan atau apapun itu. Kau bahkan sangat jarang memakai uangku"

"Sayang, uang yang kau berikan di rekeningku sudah cukup untuk membeli sebuah pulau. Aku bahkan tidak tau harus membuang kemana uang itu" Jiwoo terkekeh.

"Biarkan saja itu. Kumohon bantu aku menghabiskan uangku, hm? Aku tidak suka istriku berhemat" Mujin meremas jemari istrinya memelas.

"Araseo, ayo pergi belanja" Jiwoo menghela nafas mengalah.

...

Jiwoo merebahkan tubuhnya di tepi kasur empuk di hotel kedua yang ia booking sedangkan Mujin menyusun kopernya di kamar setelah di bawakan oleh seorang bellboy.

Mujin membungkuk dan mengurung tubuh istrinya serta mencium bibirnya.

"Ah.. daddy.." Jiwoo mendesah saat Mujin menggigit gemas bibirnya.

"Ayo mommy mandi dulu" Mujin bangkit dan menarik tubuh istrinya untuk beranjak menuju kamar mandi.

Keduanya berendam di dalam bathup air hangat untuk merileks kan otot-otot tubuh.
Setelah selesai keduanya melanjutkan diranjang. Sudah beberapa hari Mujin menahan gairahnya.

Jiwoo mengusap kedua pipi suaminya yang berada diatasnya.

"Gomawo, sudah menemaniku yeobo.."

"Sebagai suami tentu saja aku harus selalu menjaga, melindungi dan menemani istriku" Mujin mengecup lembut kening Jiwoo.

Mujin melumat bibir Jiwoo dengan penuh gairah, lalu turun ke leher mulus sang istri, melepaskan sweaternya dan kaitan bra menjilat, menghisap, membuat tanda cintanya di sekitar payudara istrinya.

"Ahh... yeobo.." Jiwoo menggelinjang.

Perlahan Mujin menciumi dan menjilati tubuh bagian atas Jiwoo hingga akhirnya berhenti di perut rampingnya. la tersenyum menatap tubuh seksi nan putih milik istrinya yang selalu ia inginkan setiap saat. Setelah melepaskan celana serta dalaman istrinya, ia memposisikan kepalanya di antara selangkangan Jiwoo, lidahnya memanjakan milik istrinya yang sudah basah.

Mujin bangkit dan melepaskan semua pakaiannya hingga tidak memakai sehelai benang pun. Ia kembali menindih Jiwoo di bawahnya, mencium bibirnya sambil meremas kedua payudara padat berisi istrinya. Jiwoo menekuk kedua kakinya memberi akses suaminya untuk memposisikan miliknya yang sudah menengang sempurna.
Mujin memasukkan miliknya ke milik Jiwoo yang membuat keduanya mendesah bersamaan merasakan kenikmatan bercinta.

Mujin menggerakkan pinggulnya dengan tempo pelan dan stabil menatap wajah istrinya yang mendesah, sesekali menjerit karena hentakkan dalam miliknya. Jiwoo mengalungkan kedua lengannya di leher Mujin, bersamaan dengan itu Mujin segera mengangkat tubuh Jiwoo ke atas pangkuannya. Giliran Jiwoo yang menggerakkan pinggulnya maju mundur dibantu kedua tangan Mujin.

Mujin mencium bibir istrinya dan kembali membaringkan tubuh Jiwoo ke kasur dan sedikit mempercepat gerakan pinggulnya seiring dengan Jiwoo yang sudah beberapa kali pelepasan membuat milik Mujin semakin licin.

"Argghh... yeobo..." Mujin menggeram nikmat.

Jiwoo mengangkat kepalanya untuk mencium dada bidang suaminya membuat Mujin semakin bergairah dan bernafsu.
Hampir satu jam Mujin terus menggempur Jiwoo hingga akhirnya ia menghentak beberapa kali ke titik terdalam dan mengeluarkan cairan hangatnya dengan deras di dalam istrinya.

"Sungguh nikmat, yeobo.." Mujin ambruk diatas Jiwoo dengan nafas tersengal.

"Kau sangat kuat jika tentang bercinta" Jiwoo terkekeh sambil memeluk leher suaminya.

Jiwoo ingin beristirahat setelah perjalanan dan bercinta dengan suaminya. Mujin mengecup perut istrinya sebelum ia memakai kembali celananya dan meraih ponselnya untuk menerima panggilan dari Taeju.


Pasutri masih menikmati honeymoon 🥰🥰
Gomawo yang masih setia nungguin kelanjutannya 😭❤️

Love Struck 2 : PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang