Sinar matahari terik menembus tirai kamar. Jiwoo terbangun masih dalam dekapan Mujin. Ia membuka matanya, yang pertama terlihat adalah bentuk rahang tegas dengan bulu tipis dan bibir merah suaminya.
Jiwoo sedikit menggeliat lalu kembali memejamkan matanya, berada dalam dekapan suaminya adalah kesukaannya lebih tepatnya kebiasaan, merasakan hangat tubuh dan mendengar detak jantungnya ditambah akhir-akhir ini Mujin selalu tidur tanpa memakai baju. Mungkin suaminya bisa membaca isi pikiran Jiwoo yang menyukainya tidur tanpa baju membuat Jiwoo terkekeh dalam hati. Bagaimana ia bisa terus merajuk pada suaminya jika sikapnya selalu lembut, penyayang dan selalu mengalah seperti ini. Sepertinya pertahanannya akan runtuh jika Mujin terus bersikap manis.
Sebelah tangan Jiwoo yang melingkar di pinggang Mujin. Jiwoo sedikit mendongak dan tersenyum tipis melihat suaminya dari bawah. Tiba-tiba Mujin semakin mengeratkan pelukannya. Seakan tau Jiwoo sedang memandanginya.
"Sayang, kau sudah bangun?" Suara berat Mujin khas orang bangun tidur terdengar begitu seksi.
Jiwoo kembali memejamkan matanya tanpa menjawab, tapi Mujin bisa merasakan dari gerakan jemari Jiwoo yang melingkar di pinggangnya.
"Baiklah, cukup dengarkan saja.." Mujin mengecup dan menghirup aroma wangi rambut Jiwoo.
"Maafkan aku Jiwoo-ya, aku sangat mengerti maksudmu untuk menyuruhku berhenti dari pekerjaanku. Aku akan mendengarkanmu, karena sekarang kau lah alasan ku hidup dan mati. Aku rela melakukan apapun demi kebahagianmu" Mujin sambil terus mengusap rambut Jiwoo dengan kasih sayang. Jiwoo masih mendengarkan dalam diam. Ia membiarkan Mujin mengungkapkan isi hatinya.
"Saat mengejarmu, jatuh cinta padamu. Aku sudah berkomitmen untuk membangun keluarga kecil denganmu. Walaupun aku tau, aku terlalu serakah menginginkan kebahagiaan darimu. Pria kelam sepertiku seharusnya tidak menginginkan semua itu" suara Mujin terdengar tersiksa.
"Geunde Jiwoo-ya, nan sigan jom jullae?" Kata Mujin dengan suara sangat lembut.
Jiwoo mulai luluh dengan ketulusan ucapan Mujin. Mendengar ucapan Mujin membuat Jiwoo merasa bersalah. Apa seharusnya dia membiarkan Mujin melakukan apa yang ia mau? Tapi bagaimana jika suatu saat hal-hal yang tidak diinginkan terjadi lagi? Bukankah ia sudah pernah melihat Mujin terluka? Bahkan terakhir kali ia tertembak. Apalagi yang harus ia saksikan didepan matanya nanti?. Entahlah memikirkan itu hanya akan membuatnya marah.
Jiwoo menghela nafas panjang, Mujin bisa merasakan nafas istrinya yang terasa berat itu. Mujin juga bisa merasakan remasan kecil jemari di pinggangnya, ia tau Jiwoo menahan sesuatu dalam hatinya. Ia tidak bermaksud ingin menyakiti istrinya bahkan sedikitpun, karena menyakiti Jiwoo sama saja menyakiti dirinya.
"Jiwoo-ya, aku mencintaimu.. sangat mencintaimu" Mujin mencium kening Jiwoo dengan dalam dan lama, menyalurkan seluruh jiwa raga kasih sayang untuk istri tercintanya.
"Aku akan melakukan apapun untukmu Jiwoo-ya, hanya berikan aku sedikit waktu..hm?" Ucapan Mujin kali ini berhasil membuat Jiwoo mengangguk dalam dekapannya.
"Gomawo yeobo.. saranghae.." Mujin sedikit bergerak turun untuk mensejajarkan wajahnya dengan istri tercintanya.
Jiwoo dengan pelan membuka matanya yang sudah berkaca-kaca, Mujin sedari tadi sudah menatap lembut padanya. Kedua pasang mata saling terus menatap lama dan hangat. Mujin tersenyum dan mengecup lama bibir merah Jiwoo.
"Jangan marah lagi padaku sayang, itu sangat amat menyiksaku. Aku bahkan tidak bisa bernafas saat kau menyuruhku pergi" Rengek Mujin, mengingat semalam Jiwoo menyuruhnya pergi membuat dadanya terasa sesak dan nyeri.
"Aku tidak ingin kita bertengkar. Aku hanya ingin membahagiakanmu seumur hidupku.." Mujin mengusap lembut pipi Jiwoo dengan ibu jarinya.
Jiwoo tersenyum dan mengangguk, ia mencium telapak tangan suaminya. Ia mengerti semua perkataan Mujin. Jiwoo bergeser dan membenamkan wajahnya di dada Mujin. Wanita mana yang tidak luluh jika suaminya yang seorang mafia kejam tapi bersikap sangat perhatian dan lembut pada istrinya, ditambah terkadang bersikap manja seperti bocah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Struck 2 : Painful
RomanceSilahkan baca Love Struck dulu ya, ini Sequel nya 💜