Jiwoo yang baru keluar dari toilet langsung melotot saat melihat seorang wanita tengah menggoda dan menyentuh suaminya.
Dengan emosi dan darah mendidih, Jiwoo mencengkram wanita pergelangan tangan wanita itu."Who are you bitch!" ucap Jiwoo dingin menatap sinis.
"Argh!" jerit wanita itu.
Mujin cukup terkejut dengan mata terbelalak dengan menelan ludahnya.
"Yeo-bo.." panggil Mujin gagap.
Jiwoo menghempaskan dengan kasar tangan wanita itu hingga terhuyung ke belakang membentur tembok disebelahnya.
"Go away fucking bitch!" Jiwoo mengumpat didepan wajah wanita itu.
Wanita itu hanya terdiam menahan amarah dan kekesalan tanpa membalas. Terlihat ia takut pada Jiwoo yang barusan menyerangnya.
Jiwoo berjalan meninggalkan wanita itu. Mujin mengikuti istrinya dari belakang.
"Apa kau hanya akan diam saja disentuh wanita?" tanya Jiwoo datar.
"Yeobo, dia tiba-tiba menyentuhku, aku belum sempat menghindar" jelas Mujin takut.
Jiwoo menghentikan jalannya dan mendelik kesal ke Mujin. "Kalau begitu pria lain boleh menyentuhku?"
"Yeobo, aku akan membunuh siapapun yang berani menyentuhmu. Tadi hanya salah paham. Mianhae" Mujin memegang kedua tangan istrinya.
"Maafkan aku. Kau tahu aku bukan pria seperti itu" Mujin menatap istrinya lekat-lekat.
"Lepaskan aku" Jiwoo merasanya semakin kesal karena Mujin mencoba menjelaskannya.
"Kau makan malam saja dengan wanita itu" sambung Jiwoo.
"Yeobo, jangan marah. Hanya dirimu istriku paling kucintai" Mujin berusaha membujuk istrinya.
"Aku sudah tidak mood, kau bersenang-senanglah dengan wanita itu. Aku tidak peduli. Malam ini jangan tidur denganku" Jiwoo berdecak kesal dan meninggalkan Mujin.
"Taeju-ssi, berikan kunci mobil" Taeju menelan ludahnya ketakutan karena ia brlum pernah melihat Jiwoo semarah ini dan dengan bodohnya ia memberikan kunci pada Jiwoo.
"Ya! Jung TaeJu!" teriak Mujin.
"Maafkan aku, sajangnim" jawab Taeju tergagap karena serba salah terjebak di antara sepasang suami istri yang sedang bertengkar.
Mujin dan Taeju menyusul Jiwoo yang sudah melajukan mobilnya bak pembalap.
"Kau tau Jiwoo sedang hamil! Sangat berbahaya membiarkannya menyetir sendiri! Batalkan pertemuan makan malam" ucap Mujin memijit pelipisnya.
Taeju membungkuk dan berlari ke mobil lainnya.
"Aku saja yang menyetir" kata Mujin yang tergesa-gesa memasuki bagian pengemudi dan Taeju di sebelahnya.
Tidak sia-sia Mujin menginstall aplikasi pelacak di ponsel Jiwoo. Sekarang ia bisa tau dimana istrinya sekarang.
Entah bagaimana cara Mujin membujuk Jiwoo, mereka akhirnya pulang bersama setelah satu jam kemudian. Mujin tersenyum sumringah saat menyetir, sebelah tangannya memegang tangan Jiwoo.
"Yeobo, kau tadi sangat keren saat mengatakan, bitch" puji Mujin.
Jiwoo hanya terdiam dan memalingkan pandangannya ke luar jendela.
"Kau ingin makan es krim?"
"Tteobokki?"
"Makan saja dengan wanita itu" balas Jiwoo dingin.
Mujin menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Entah jurus apalagi yang bisa meluluhkan istrinya. Rasanya takut setengah mati saat Jiwoo marah padanya.
"Bagaimana jika jalan-jalan?"
"Jalan saja dengan wanita itu" balas Jiwoo.
Mujin mengigit bibirnya. Kepalanya terasa berputar dan pusing.
Jiwoo turun dan berjalan sendiri saat mobil Mujin sampai di Liber. Taeju yang sudah menunggu hanya bisa menatap dengan takut sambil mengusap tengkuknya. Sepertinya wanita hamil jika sedang marah cukup menakutkan.
Mujin memeluk Jiwoo dengan manja dari belakang saat istrinya sedang berganti pakaian.
"Jangan mendekat. Tubuhmu sudah di pegang wanita lain. Aku tidak ingin disentuh olehmu" Jiwoo berdecak kesal dan merebahkan tubuhnya ke ranjang.
"Yeobo.. aku harus bagaimana?" suara Mujin memelas.
"Tidur sana dengan wanita itu" Jiwoo melempar bantal ke wajah Mujin.
Mujin tidak menyerah. Ia masuk ke dalam selimut dan memeluk Jiwoo dari belakang dan menyelipkan kepalanya di ceruk leher istrinya.
"Jangan peluk aku"
"Hm, aku ingin memeluk istriku, milikku"
"Choi Mujin!"
"Aku juga mencintaimu, sayang"
"Kau menyebalkan"
"Aku juga menyayangimu, istriku"
Jiwoo memejamkan matanya dengan kesal dan membiarkan suami nakalnya memeluknya.
Beberapa saat kemudian ia bangkit."Ada apa?" tanya Mujin bingung.
Jiwoo hanya mendengus lalu turun dari ranjang dan keluar dari kamar.
Mujin mengikuti Jiwoo seperti anak ayam yang mengikuti induknya.
Jiwoo mengambil ramyeon dari lemari."Yeobo, jangan makan ramyeon, aku akan memasak untukmu"
"Tidak usah, masak saja untuk wanita itu"
Mujin yang sudah cukup sabar namun gemas dengan kelakuan istrinya. Tanpa basa-basi ia mencium bibir Jiwoo dengan lembut. Jiwoo yang awalnya menolak dan diam namun akhirnya luluh dan membalas ciuman suaminya. Jujur saja, Jiwoo sangat menyukai berciuman dengan suaminya.
Mujin tersenyum puas. Setelah lama berciuman, Jiwoo mendorong dada Mujin karena kehabisan udara. Ia menatap suaminya dengan sebal."Jangan marah lagi, sayang. Bagaimana aku bisa hidup jika istriku marah dan mengabaikanku" ucap Mujin sambil merapikan helaian rambut istrinya dengan penuh kasih sayang.
"Siapa wanita itu! Aku sangat kesal! Rasanya aku ingin memotong tangannya!" Jiwoo memutar bolanya kembali kesal.
"Dia sudah ku usir dari Liber, lupakan saja" Mujin mengecup kening Jiwoo.
"Baby kita pasti terkejut saat mommy nya sangat galak tadi" Mujin mengelus perut istrinya yang sudah sedikit buncit.
Jiwoo yang masih kesal memukul bahu suaminya karena bercandaannya.
"Aku ingin makan ayam goreng dan bir"
"Sayang, tidak boleh minum bir, nanti baby kita mabuk, Bagaimana kalau soda?"
Jiwoo terkekeh.
"Dua kaleng" kata Jiwoo dengan menunjuk dua jari.
"Tidak boleh, satu saja" ucap Mujin tegas.
Mujin begitu menyukai saat istrinya manja dan imut seperti sekarang, seolah-olah di dunia ini tidak ada beban sama sekali, cukup istrinya senang saja ia sudah ikut merasakannya.
Walau takut istrinya marah. Mujin cukup ketat dengan pola makan dan selalu menjaga asupan gizi istrinya. Jiwoo sendiri sudah terbiasa dengan sifat posesif suaminya bahkan ia menyukainya juga.
"Aku akan menyuruh Taeju membelinya, kita makan sambil nonton film?"
Jiwoo mengangguk pelan seperti anak kecil membuat Mujin merasa gemas dan mengecup bibir istrinya.
Jangan macam-macam nih sm istri mafia 😏
Maap lagi pengen up aja 😆😆✌🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Struck 2 : Painful
RomanceSilahkan baca Love Struck dulu ya, ini Sequel nya 💜