XXVI

355 43 43
                                    

Mujin berjalan memasuki lift dan bersandar di sisi lift itu dengan kedua tangan disaku. Rahang menegang, wajah datar nan dingin, ia menuju ke ruang bawah tanah.

 Rahang menegang, wajah datar nan dingin, ia menuju ke ruang bawah tanah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Taeju membungkuk saat melihat Mujin berjalan pelan menuruni anak tangga.
Seorang wanita dengan kain terikat dimatanya menutup pandangannya, mulut dilakban, tangan diikat kuat membuat pergelangan tangannya terlihat memar.

Mujin membuka jas dan dasi hitam nya, ia membuka 2 kancing kemeja nya lalu menggulung lengan kemeja sampai ke siku memperlihatkan otot lengan yang dilapisi urat-urat panjang.

"Bagaimana dengan bocah itu?" suara rendah nan berat Mujin terdengar mengintimidasi siapapun yang mendengarnya.

"Dia sudah pergi ke luar negri untuk alasan bisnis, maaf sajangnim" Taeju menunduk.

"Cari dia sampai dapat dan seret dia kesini" perintah Mujin sambil menatap wanita yang terduduk dilantai kotor, berdebu dengan pakaian dan rambut yang berantakan. Taeju mengangguk.

Mujin berjongkok dan menyeringai. Ia menjambak kuat rambut wanita itu membuatnya mendongak dengan nafas tersengal.

"Wanita jalang! Kau berani bermain-main denganku" Kata Mujin lalu menarik kasar lakban dari mulut wanita itu dan memperkuat tarikan rambutnya.

"Maafkan aku! Maafkan aku! Aku hanya menuruti perintah.. aku mohon lepaskan aku.." wanita itu menangis ketakutan.

"Apa bocah itu yang menyuruhmu?!" bentak Mujin.

Wanita itu mengangguk cepat dengan bibir bergetar ketakutan.

"Aku mohon lepaskan aku.." wanita itu terus memohon dalam tangisan yang menyedihkan.

"Tidak ada ampunan untuk wanita jalang sepertimu kecuali kau bisa memberiku informasi lebih?hm?" Desis Mujin.

"Ada! Ada, pria lain yang menyuruh dia untuk menyuruhku melakukannya padamu, aku tidak sengaja mendengarnya memanggilnya Jo Daepyeonim" ucap wanita itu terengah-engah.

"Kumohon lepaskan aku.." wanita itu mulai menjerit kesakitan

"Terima kasih atas informasi mu jalang! Tapi aku tidak bisa memaafkan perbuatanmu!" Mujin semakin geram mengingat Jiwoo yang pastinya sakit hati dengan foto-foto itu.

Mujin berdiri lalu mengulurkan tangan kanannya ke Taeju, bawahan paling setianya itu memberikan sebuah pistol kepada Mujin.

"Aku akan mengirimmu ke neraka tanpa rasa sakit!" Mujin menarik pelatuk pistol, dengan tatapan gelap nan tajam ia mengarahkan pistol itu ke bawah, tubuh wanita itu.

Dor! Dor! Dor! Dor!

Seketika wanita itu terjatuh ke samping dengan darah yang mengucur deras dari seluruh tubuhnya, 4 buah peluru timah panas itu berhasil membuatnya merenggang nyawa dalam hitungan detik.

Love Struck 2 : PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang