Jiwoo terbangun dan melirik jam yang sudah pukul 12 siang. Badannya terasa gerah, ia mengecup bibir Mujin sekilas lalu turun dari ranjang besar itu dan ingin mandi.
Setelah 15 menit, Jiwoo yang selesai mandi dan sudah memakai bathrobe hendak keluar, namun Mujin tiba-tiba masuk yang hanya memakai celana tidurnya tanpa baju dan memeluk Jiwoo.
"Yeobo..kenapa tidak mengajakku mandi bersama hm?" suara berat Mujin membuat Jiwoo tersenyum lebar.
"Yeobo.. aku ingin mencukur janggutmu, kemarilah" kata Jiwoo meraba-raba rahang berjanggut tipis, Mujin mengangguk setuju.
Mujin mengangkat tubuh Jiwoo untuk duduk disamping wastafel, kaki Jiwoo menjuntai ke bawah, ia melebarkan kakinya agar Mujin lebih dekat dengannya, Mujin menopang tubuhnya dengan kedua tangannya disamping tubuh Jiwoo dengan posisi mengurung dengan tubuh besarnya. Ia mengambil alat cukur dan shaving foam dari rak cabinet yang terletak di dinding belakang Jiwoo dan memberikannya.
Mujin mencondongkan kepalanya kedepan dan terus menatap Jiwoo tanpa berkedip.
Jiwoo mulai mengusapkan shaving foam di kumis tipis dan janggut Mujin dan pelan-pelan mencukur janggut dan kumis suaminya agar tidak terluka. Sesekali Jiwoo menjahili Mujin dengan mencolek shaving foam itu ke hidung suaminya.Jiwoo tertawa terbahak-bahak, membuat Mujin sangat gemas dengannya.
"Cepatlah yeobo.. aku sudah tidak sabar ingin menciummu.." kata Mujin meremas paha Jiwoo.
Setelah beberapa menit Jiwoo berhasil mencukur kumis dan janggut Mujin hingga bersih, membuat suaminya terlihat jauh lebih muda dan seribu kali lipat lebih tampan.
"Lihatlah suamiku seribu kali lipat lebih tampan sekarang" Jiwoo terkekeh.
Dengan tidak sabar Mujin menempelkan bibirnya ke bibir Jiwoo dan melumatnya rakus dengan bergairah. Jiwoo mengalungkan lengannya ke leher Mujin dan membalasnya ciuman itu tak kalah bernafsu.
Mujin melingkarkan lengan kirinya ke pinggang Jiwoo dan menggendong tubuh Jiwoo tanpa melepas ciumannya sedangkan lengan kanannya menopang tubuhnya di dinding kamar mandi. Jiwoo melingkarkan kedua kaki mengapit di pinggang Mujin.
Keduanya melepaskan ciuman lama itu setelah hampir kehabisan nafas. Mujin mengecup basah seluruh wajah Jiwoo hingga lehernya. Mujin mengangkat kepalanya dan menatap Jiwoo dengan nafas terengah dengan masih menggendong istrinya didepan dengan satu tangannya dipinggangnya dan tangan satunya mengusap punggung Jiwoo.
"Aigo.. lihatlah bibir bengkakmu yeobo.." Jiwoo mengusap bibir Mujin yang terlihat memerah bengkak karena gigitan dan hisapan nakal Jiwoo.
"Bibir kita harus bengkak setiap hari" Mujin mengerucutkan bibirnya membuat Jiwoo terkekeh.
Mujin tersenyum lebar memperlihatkan giginya yang rapi dan putih lalu membenamkan wajahnya di ceruk leher Jiwoo.
"Turunkan aku, mandilah.." ucap Jiwoo mengangkat kepala Mujin untuk menatapnya, ia mengecup seluruh wajah Mujin hingga turun mengelilingi leher yang terhias beberapa urat, jakun yang menonjol seksi sembari meraba-raba dada telanjang Mujin lalu mengecup dada bertatto Mujin yang terlihat seksi.
"Yeobo.. kau ingin melakukannya lagi hm?" tanya Mujin sumringah dengan suara berat yang menggoda.
"Aku kelaparan, kita bisa melanjutkannya nanti" Jiwoo mengedipkan sebelah matanya membuat Mujin semakin gemas dan kembali mencium melumat bibir candu Jiwoo.
Tok tok tok
Jiwoo mendorong pelan bahu Mujin untuk melepas ciuman panas itu saat mendengar ketukan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Struck 2 : Painful
RomanceSilahkan baca Love Struck dulu ya, ini Sequel nya 💜