XXXII

309 38 25
                                    

Mujin terbangun saat ponselnya bergetar pertanda pesan masuk. Ia mengeceknya sebentar dan meletakkan kembali ke nakas.
Ia melihat Jiwoo masih tertidur pulas dengan selimut yang sedikit terbuka sampai ke dadanya, memperlihatkan punggung putih mulusnya yang sedang tidur dengan posisi memunggunginya. Mujin bergeser lalu merapatkan tubuhnya ke istrinya memeluk dari belakang tubuh telanjangnya.

Mujin melingkarkan sebelah tangan ke leher Jiwoo dan tangan sebelahnya ke perut ramping Jiwoo, mengusapnya naik turun.
Ia mengecup leher belakang Jiwoo dan bahunya, tangan besarnya terus mengusap tubuh mulus Jiwoo dari leher, meremas pelan payudara Jiwoo yang sedikit terasa lebih besar.

Jiwoo sedikit mengerang dan bergerak karena Mujin terus mengganggu nya. Mujin membalikkan tubuh Jiwoo untuk terlentang, ia kembali mengecup seluruh tubuh Jiwoo dan akhirnya membuat Jiwoo terbangun dan membuka matanya.

"Ahh.. Mm.. yeobo.. apa yang kau lakukan?" suara desah Jiwoo yang serak membuat Mujin bergairah.

Mujin menindih tubuh Jiwoo dan mencium bibirnya, melumatnya penuh gairah.

"Yeobo.. kau sangat cantik dan seksi" Mujin tersenyum lalu membelai pipi Jiwoo dan merapikan rambutnya yang berantakan.

Jiwoo melingkarkan tangan di leher Mujin.

"Apa yang sedang kau lakukan tadi, hm?" tanya Jiwoo mengecup kening Mujin.

"Tentu saja mencium tubuh seksi istriku" Mujin tersenyum nakal mencolek hidung Jiwoo.

"Lalu sekarang kenapa kau berada diatasku?" Jiwoo memejamkan matanya, sepertinya nyawanya masih belum terkumpul.

"Morning sex hmm?" balas Mujin, ia langsung mengecup menghisap leher Jiwoo membuat tanda cintanya disana.

Kecupan demi kecupan dari Mujin membuat Jiwoo ikut bergairah. Mujin mengecup payudara Jiwoo, menggigit kecil putingnya dan kembali membuat tanda cintanya di belahan dada Jiwoo.

Jiwoo menyelipkan jemarinya dirambut Mujin dan terus mendesah. Ia menarik kepala Mujin untuk berciuman panas, Mujin membalas dengan memperdalam ciumannya, ia terus memainkan lidahnya didalam mulut Jiwoo.

Tangan kanannya turun ke bawah meraba-raba kewanitaan Jiwoo yang sudah basah. Ia memainkan jarinya disana dan memasukan jari tengahnya ke milik Jiwoo membuat tubuhnya menggelinjang membusungkan dadanya.

"Ahh.. Mujin-a.. ooh.." desah Jiwoo di sela-sela ciumannya.

Mujin merasakan cairan Jiwoo ditangannya. Jiwoo semakin melebarkan kedua pahanya membiarkan tangan Mujin untuk terus bermain dibawah sana.

"Yeobo.. aah.. aku menginginkan milikmu sekarang, please" racau Jiwoo.

"I'm coming, honey" Mujin menarik tangannya dan menjilat cairan Jiwoo yang menempel di tangannya.

Mujin mengambil bantal dan menyelipkannya di bawah pinggul Jiwoo. Membuat tubuh bawah Jiwoo sedikit lebih tinggi. Mujin sedikit mengurut miliknya lalu memasukkan miliknya yang sudah menegang ke dalam milik Jiwoo.

"Ahhh.. Jiwoo-ya... ahh.." Mujin menggeram saat merasakan kenikmatan yang membuatnya kehilangan akal sehat.

"Yeobo.. aku akan pelan-pelan" bisik Mujin yang dibalas anggukkan Jiwoo.

Mujin menggerakkan pingulnya dengan pelan, menghentak dalam-dalam miliknya dan terus seperti itu, membuat Jiwoo merasakan milik Mujin yang panjang terus menusuk-nusuk didalamnya.

"Jiwoo-ya.. aku mencintaimu.."

"Aku juga mencintamu Mujin-a"

Keduanya kembali berciuman, semakin dalam dan dalam, keringat bercucuran di punggung Mujin. Jiwoo menyeka keringat dipelipis Mujin dengan tangannya, saling menatap penuh cinta. Jiwoo memeluk Mujin membenamkan wajahnya di bahu Mujin.

Mujin semakin mendekati klimaks, ia menggeram nikmat saat cairan hangatnya akhirnya menyemprot ke dalam rahim Jiwoo dengan deras, dengan nafas terengah ia tersenyum. Jiwoo menggigit bahu Mujin saat merasakan hangatnya cairan Mujin didalamnya, Mujin memeluk tubuh Jiwoo yang bergetar karena ulahnya.

"Saranghae, yeobo" Mujin mengecup kening Jiwoo.

Mujin merebahkan tubuhnya disamping Jiwoo dan menarik Jiwoo kedalam dekapannya.

"Yeobo, aku sangat mencintaimu" ucap Mujin penuh cinta.

"Aku juga sangat mencintaimu yeobo" balas Jiwoo.

Mujin dan Jiwoo memutuskan untuk mandi bersama. Setelah selesai mandi, Jiwoo membantu Mujin memakaikan pakaiannya, saat Mujin sedang bersiap-siap, ia duluan keluar dari kamar menyiapkan sarapan untuk suaminya.

Jiwoo menyiapkan roti panggang dengan selai coklat dengan beberapa slices truffle kesukaan Mujin dan secangkir kopi panas untuk Mujin. Setelah selesai sarapan Mujin pamit ke Jiwoo, tak lupa ia mengecup kening dan bibir Jiwoo sebelum pergi.

***

Mujin dan Taeju sampai disebuah rumah sakit.
Mujin berjalan ke arah kamar VIP dengan beberapa pengawal berjaga dipintu.

"Anda siapa?"

"Choi Mujin"

Seorang pengawal masuk ke dalam, setelah mendapatkan izin, pria berjas hitam itu membuka pintu membiarkan Mujin masuk ke dalam.

Jinwoong duduk diranjang dengan selang infus yang tertanam dipunggung tangannya, beberapa bagian wajahnya masih lebam dan pelipis yang diperban.

Sesaat mereka saling melempar pandangan setajam pisau dan sirat kebencian yang kental.

"Apa kau datang untuk melihatku masih bernafas atau tidak?" Jinwoong tersenyum licik.

Mujin berusaha menahan emosinya, ia mendengus lalu berjalan mendekati ranjang Jinwoong.

"Tidak usah basa-basi, aku datang untuk memperingatimu untuk terakhir kalinya, jika kau masih berani menyentuh istriku bahkan sehelai rambutnya saja. Kau akan mati ditanganku" tatapan Mujin sedikit melotot dan mengintimidasi.

"Aku tidak main-main lagi kali ini! kau harus berpikir ratusan kali, tidak! Kau harus berpikir ribuan kali jika ingin mengusikku! Atau kau bisa mulai mempersiapkan pemakamanmu sendiri" Mujin sedikit mencondongkan wajahnya ke Jinwoong, matanya bagai bola api yang membara.

"Choi Mujin!" Jinwoong menggeram, ia mengepalkan tangannya dengan nafas tersengal.

"Aku dengan senang hati mengirimkan kepalamu ke ayahmu! Jadi berhentilah menggangguku dan istriku, jika kau masih ingin hidup!" sambung Mujin, setelah itu ia berbalik dan berjalan sampai keluar dari pintu.


Uhuyy, last warning nih untuk Jinwoong 😌
Apakah dia masih berani? Kita lihat saja nanti 😏😏

Love Struck 2 : PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang