Sebelas

356 49 8
                                    

•Haruto Brothership
•Sorry for typo
•this is a backward flow / flashback

Haruto memarkirkan sepeda motornya tepat di depan rumahnya, untung malam hari ini tidak macet dan dia tidak minum miras, alhasil dirinya tidak mabuk sama sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haruto memarkirkan sepeda motornya tepat di depan rumahnya, untung malam hari ini tidak macet dan dia tidak minum miras, alhasil dirinya tidak mabuk sama sekali.

Kaki jenjangnya melangkah menuju pintu ruang utama, Haruto berspekulasi bahwa semua anggota keluarga nya sudah tertidur, karena semua lampu sudah padam. Haruto akan sedikit lega karena semua keluarga nya telah terlelap.

Namun realitanya tidak, saat tangannya sudah memegang gagang pintu, di single sofa ayahnya masih belum terlelap. Lelaki berkepala empat itu masih setia membaca buku yang di pegang nya dengan di temani kopi pahit di sampingnya.

"Haruto." suara berat Hanbin membuat langkah Haruto terhenti.

Haruto tidak menoleh ke belakang di mana sang ayah yang masih setia duduk di sofa nya. Hanbin bangkit dari tempat duduk nya menggapai bahu lebar Haruto.

Meskipun Haruto terkenal dengan imej anak nakal dan berandal, namun saat di hadapan orang tua nya ia akan takut. Terlepas dari image nya yang kuat, berandal, dan tak tersentuh aturan, ia tetap lah seorang anak.

Hanbin menghela nafas nya kasar, wajahnya sedikit memerah menahan amarah, "Sudah ayah bilang kan jangan pulang larut malam."

Haruto bergeming.

"Haruto."

Masih bergeming.

"Haruto!." Hanbin menaikkan nada bicaranya, membuat Haruto sedikit terlonjak dari tempatnya.

Hanbin menarik kasar bahu anak pertamanya, hingga wajah mereka saling berhadapan. Di lihat dari samping sini, wajah Haruto lebih tampan dari ayah nya dan juga tinggi badannya juga lebih tinggi Haruto.

Hanbin meremat pelan bahu Haruto menyalurkan amarah yang sejak tadi dia pendam. Entah kenapa ketika melihat wajah anak nya yang satu ini, amarah nya selalu di ubun-ubun dan bayang-bayang masa lalu kelam itu terus berputar bagai kaset rusak.

"Kenapa kau selalu membangkang Haruto W-Watanabe?!." Hanbin berteriak tepat di hadapan Haruto, sontak Haruto sedikit memejamkan matanya.

Rematan di bahu Haruto semakin kuat hingga Haruto sedikit meringis sakit, "Kenapa kau tidak menjawab hah?!, bicara lah dan jawab pertanyaan ayah!."

Haruto masih saja tidak menjawab, sumpah pemuda yang ada di depan Hanbin ini takut. Amarah ayah nya selalu membuat nyali nya ciut seketika.

Hanbin menghempaskan tubuh Haruto hingga membuat Haruto sedikit menjauh ke belakang. Hanbin memijit kepalanya pelan, pening di kepalanya semakin menjadi saat melihat anak nya yang satu ini, kenapa ia sangat berbeda dengan Haru?.

"Kenapa kau sangat berbeda dengan Haru?!, lihat Haru, dia sangat pendiam dan tidak pernah membangkang apa yang ayah katakan, dan kau?-, Hanbin menelisik setiap cekungan wajah Haruto.

Life Live   [Haruto dan Senja]   [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang