Delapan

382 57 2
                                    

•Haruto Brothership
•Sorry for typo

Bernafas, Haru menghembuskan nafas lelah nya akibat rasa sakit yang merongrong leher nya, lima menit yang lalu ia baru saja memuntahkan isi perutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bernafas, Haru menghembuskan nafas lelah nya akibat rasa sakit yang merongrong leher nya, lima menit yang lalu ia baru saja memuntahkan isi perutnya. Ia tidak tau mengapa kesehatan nya semakin lemah akhir-akhir ini.

Haru mengelap pelan sudut bibir nya, Haru memicingkan matanya saat knop pintu terbuka perlahan dan memperlihatkan kakaknya yang berdiri tepat di depannya. Mata mereka benar-benar bertemu satu sama lain, pemilik mata hitam legam yang pertama kali memutuskan dan berjalan menjauh dari si pemilik bambi coklat.

Haruto melenggang pergi enggan memasuki kamar mandi, hanya karena tidak ingin melihat Haru. Terdengar sangat kejam, namun Haruto sedikit menyembunyikan sesuatu.

"Kak, tidak jadi ke kamar mandi?." Haru sedikit menepuk pundak kakak nya, kali ini Haruto sedikit mengedikkan bahu nya.

Haruto tidak menjawab pertanyaan Haru, ia hanya melangkah menjauh dari Haru, tujuannya sekarang hanya ke dapur untuk melihat apakah ada hal yang bisa mengganjal perut lapar nya.

Sesekali Haruto membuka setiap laci dan lemari es, namun nihil tidak ada apa-apa di dalamnya. Kebetulan saat itu Haru lewat di dapur dan melihat kakaknya yang seperti sedang mencari sesuatu, kakinya ia bawa mendekat ke arah Haruto yang masih sibuk mencari makanan.

"Kakak cari apa?." seperti biasa tidak ada balasan, bahkan Haruto menjauh lagi, namun bunyi perut Haruto menjawab pertanyaan Haru.

"Kakak lapar?, tunggu sebentar ya Haru masak kan sesuatu."

Haru membalikkan tubuhnya ke belakang dimana Haruto berdiri di belakang tubuh nya.

"Kakak ke kamar saja, nanti kalau masakannya sudah matang Haru panggil." tak lupa Haru menyematkan senyuman manis yang menjadi andalannya.

Haruto melangkah kan kakinya menuju kamar nya, kamar nya terletak di lantai dua, dimana ia harus melewati tangga untuk mencapai kamarnya.

Haruto menutup pintu nya dengan keras, pusing di kepalanya tidak bisa di ajak kompromi. Haruto terus menjambak rambut nya sendiri kala nyeri mulai menyerang nya, nafas Haruto bahkan sempat memberat.

Di belakang tubuhnya sudah ada seseorang yang mengetuk pintunya, itu pasti adik nya Haru, namun tenaga nya seakan terkuras habis. Ia mengerang pelan saat pusing di kepalanya tak kunjung hilang.

"Kakak, kakak kau baik-baik saja di dalam sana?!, buka pintunya kak?!."

Haruto merasakan di balik belakang punggungnya dimana getaran tebal dimana Haru menggedor-gedor pintu kamar nya.

"Aakhh." Haruto masih setia menjambak rambutnya sendiri hingga tak sadar beberapa helai dari rambut tebal nya rontok.

Haruto melihat pandangan nya yang mulai berembun, air matanya entah mengapa sudah menetes seperti air sungai. Dan setelahnya pandangan gelap sebelum ia melihat siluet tubuh seseorang yang berlari panik dari belakang tubuh nya.

Life Live   [Haruto dan Senja]   [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang