Childhood

260 29 4
                                    

•Haruto Brothership
•Alur maju mundur
•Sorry For Typo

•Haruto Brothership•Alur maju mundur•Sorry For Typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Haruto sayang."

Haruto yang sedang makan macaron nya menoleh saat sang ayah memanggil nya, meskipun ia sedang makan Haruto tetap turun dari meja nya dan berlari ke arah ayah nya.

"Ayaaahhh..."

Haruto kecil dengan aksen cadel nya berlari ke arah Hanbin. Dengan sigap sang ayah menangkap bayi berumur dua tahun itu, Hanbin mencium pucuk kepala Haruto tak lupa ia membersihkan sisa-sisa macaron yang ada di bibir kecil Haruto.

Haruto langsung mencium lembut pipi Hanbin, ia bahkan meletakkan kepalanya di bahu lebar sang ayah, ia rindu dengan ayah tampannya ini.

"Ayah Halu tangen." bocah dua tahun itu berbicara dengan mulut mengerucut.

Hanbin tertawa, anak nya ini menggemaskan sekali, "Benarkah?, tapi kenapa ayah tidak merasa kangen ya?."

Hanbin berbicara dengan nada anak kecil nya, bermaksud menggoda Haruto, namun dalam hati nya ia juga merindukan anak manis nya ini.

Namun yang di terima adalah Haruto yang mengerucut kan bibir nya, matanya memerah dengan liquid bening yang menumpuk di pelupuk matanya, jangan lupakan hidung nya yang memerah.

"Hiks...ayah...tidak cayang halu?."

Oh Ya Tuhan, Hanbin bahkan kelabakan melihat Haruto yang menangis. Ia menepuk-nepuk punggung sempit bocah yang ada di gendongan nya ini, kalau Lisa tau bisa hancur dirinya.

"B-bukan seperti itu nak, ayah rindu kok sama Haruto, bahkan ayah tidak bisa tidur karena kangen sama Haruto."

Hanbin menghapus lelehan air mata yang turun di pipi Haruto bahkan ingus anak itu hampir keluar.

"Hiks...tapi-

-Hanbin apa yang kau lakukan pada anak ku hah?!."

Hanbin meringis kesakitan saat cuping telinga nya di tarik kuat oleh Lisa. Hanbin bahkan sebisa mungkin menahan keseimbangannya agar anak nya ini tidak jatuh dari gendongan nya.

"Ampun Lisa, bukan seperti itu, aku hanya bercanda, Lisa aku mohon lepaskan, ini sakit, Ya Tuhan."

Lisa melepaskan tangannya di cuping telinga Hanbin, ia mengambil alih Haruto dari gendongan Hanbin. Ia memeluk anak nya yang baru saja menginjak dua tahun ini.

Ia tepuk dengan pelan punggung Haruto, ia juga menciumi pucuk kepala Haruto. Matanya masih mendelik tajam pada Hanbin yang mengelus-elus telinga nya yang memerah.

"Sekali lagi kau buat anakku menangis, aku pastikan telinga mu tinggal sebelah."

Hanbin menatap Lisa dengan pandangan ngeri, ia jadi menyesal sudah membuat Haruto menangis tadi.

"Tapi, Haruto juga anakku."

"Dia anak mu bukan berarti membuatnya menangis Hanbin Watanabe!."

Oke Hanbin kalah, atau lebih tepatnya dia mengalah. Jika pembicaraan ini di teruskan maka yang terjadi adalah ia yang meringkuk tidur di luar dan ia tidak bisa menyentuh anak nya.

Life Live   [Haruto dan Senja]   [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang