Haruto [16]

420 44 0
                                    

•Haruto Brothership
•Sorry for typo

Sudah Minggu ketiga Haruto masih setia menutup mata, di samping itu Lisa dan Haru tidak pernah sehari pun beranjak dari sisi Haruto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah Minggu ketiga Haruto masih setia menutup mata, di samping itu Lisa dan Haru tidak pernah sehari pun beranjak dari sisi Haruto. Rasa salah dan menyesal terus menghantui pikiran nya, tangan Haruto yang dingin senantiasa ia genggam guna menyalurkan rasa hangat, meskipun itu sia-sia.

Sudut matanya selalu mengalir air mata, ia sakit ketika melihat wajah pucat sang anak yang masih setia tertidur lelap di ranjang yang sangat tidak nyaman.

Seolah tau apa yang di rasakan Lisa, air mata Haruto turun dari sudut matanya. Meskipun begitu mata hitam nya tak membuka sedikitpun, tangan Lisa terulur untuk menghapus air mata yang mengalir di sudut mata anak nya, membuat air matanya semakin gencar berlomba-lomba untuk turun.

"Haruto jangan menangis ya nak, ibu disini, cepatlah sadar, maafkan ibu."

Lisa mengecup lembut kening Haruto, perlakuan yang sangat jarang bahkan tidak pernah ia lakukan pada Haruto.

Di matanya dulu, Haru yang ia sayang, yang ia perhatikan dan Haru adalah anak yang ia banggakan. Tidak ia perhatikan sang anak pertama yang menyimpan banyak luka dalam hati nya, menutupi semua dengan topeng tebal yang berlapis.

Haruto, ia bukan sebuah kesalahan, bila Lisa menganggap Haruto adalah kesalahan maka ia salah. Justru apa yang ia lakukan pada Haruto adalah sebuah kesalahan.

Bukankah Lisa pernah bilang bahwa anak adalah anugerah dari Tuhan?, lantas mengapa Lisa seolah-olah abai akan kehadiran anak pertama nya?.

Haruto, melakukan hal yang buruk hanya karena ia ingin di perhatikan oleh ke dua orang tuanya, ia menggunakan hal buruk itu untuk pelariannya, ia ingin mencari hal untuk melampiaskan apa yang ia rasakan.

"Aku memang bodoh, dosa masa laluku bukan diri mu nak, hiks."

Haru memperhatikan bagaimana menyesalnya ibu nya,  luka yang di derita Haruto cukup membuat nya terguncang. Namun Haru selalu meyakinkan dirinya sendiri bahwa kakaknya akan baik-baik saja, mereka saudara.

Kaki nya ia bawa untuk mendekat pada sang ibu, membawa sang ibu dalam pelukannya. Hanya itu yang bisa ia lakukan saat ini, Haru ingin menenangkan ibu nya yang sedari tadi menangis dengan terus menggenggam tangan dingin kakak nya.

Saat mereka berdua larut dalam keheningan, tangan Haruto yang masih di genggam oleh Lisa bergerak. Gerakan kecil tersebut membuat Lisa mengerjapkan matanya pelan saat iris matanya melihat kelopak mata anak nya sedikit demi sedikit terbuka.

"H-Haruto?."

"Ibu." lemah Haruto

" lemah Haruto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Life Live   [Haruto dan Senja]   [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang