•Haruto Brothership
•Sorry For Typo
Hanbin melajukan mobilnya di atas rata-rata, jalanan tampak lenggang malam hari ini sehingga Hanbin tak perlu repot-repot lagi untuk menyalip kendaraan.Tangan kanan dan kirinya sibuk melajukan stir bundar yang ada di depannya. Tujuannya kali ini adalah rumah nya sendiri.
Tempat di mana dulu ia tinggal sebelum menikah dan membeli rumah untuk di tinggali nya bersama anak-anak nya.
Mobil mewah Hanbin berhenti tepat di halaman rumah mewah namun terkesan sederhana itu. Rumah yang di dominasi warna hitam dan kelabu serta taman luas yang ada di samping kanan dan kiri rumah, menambah kesan segar di sana.
Hanbin turun dari mobil nya dan melangkah kan kaki nya masuk ke dalam rumah, suasana rumah nya masih sama seperti dulu, di sini rapi, karena ia membayar orang untuk selalu membersihkan nya.
"Apakah selama ini aku sudah keterlaluan Tuhan?." Hanbin menengadahkan kepalanya ke atas melihat langit-langit ruang tamu.
Ia mengangkat tangan kanannya, tangan yang tadi ia gunakan untuk melukai anak nya, Haruto.
"Dulu aku selalu mengelus kepala Haruto dan menggendong tubuh Haruto dengan tangan ku ini, namun kenapa sekarang tangan ini menjadi awal dari pesakitan anak ku?."
Hanbin menelisik lebih jauh ke belakang, dimana dulu Haruto masih kecil. Bocah gembul yang selalu menjadi penyemangat nya dan penghilang penat saat lelah.
Bocah yang selalu tersenyum dan mencium pipi nya kala ia berangkat atau pun pulang kerja.
'Aku yang akan menikah mu, menjadi ayah untuk bayi itu'
Hanbin menengadahkan kepalanya ke sofa saat ingatan-ingatan itu masuk ke dalam otak nya.
'Kita jaga bersama-sama anak itu, kita besarkan dan didik dia bersama, akan aku sayangi dia seperti anak ku sendiri.'
Kata-katanya kembali ter ingang di kepalanya, ia malu pada dirinya sendiri karena tidak bisa melakukan apa yang sudah ia ucap kan.
Ia seperti orang munafik yang hanya bisa berbicara namun tak bisa bertindak. Ia ingkar pada ucapan nya sendiri, ucapan nya 17 tahun yang lalu bagaikan angin lalu yang hilang.
"Maafkan ayah Haruto."
Tak terasa air matanya turun, kembali ia pandangi tangannya, saat itu ia juga pernah melukai Haruto dengan tangan nya sendiri karena ia pulang malam.
Ia tak segan-segan melayangkan pukulannya di tubuh Haruto, ia benar-benar merasa menjadi ayah yang kejam di sini, ayah mana yang tega memukul anak nya sendiri?, maka jawabannya adalah diri nya sendiri.
'Kak Haruto menjadi seperti itu juga karena ingin di perhatikan oleh ayah dan ibu.'
'Apa ayah tidak kasihan pada kakak?, kakak selalu diam saat ayah marah.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Live [Haruto dan Senja] [Selesai]✓
Teen FictionTerinspirasi dari 'Treasure Web Drama' Aku adalah separuh jiwa yang hilang dan rusak, aku minim akan perasaan dan aku beban dalam hidup. Aku adalah bagian terburuk dari hidup mereka. Haruto Brothership [Selesai] [Part lengkap] Author note: Wattpad k...