Lima

451 61 4
                                    

•Haruto Brothership
•Sorry for typo

Hanbin menumpukan dagunya melihat Lisa istrinya yang sedari tadi berjalan ke sana dan kemari untuk membuat makanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hanbin menumpukan dagunya melihat Lisa istrinya yang sedari tadi berjalan ke sana dan kemari untuk membuat makanan. Meskipun mereka tergolong orang kaya, Lisa masih menyempatkan waktu untuk mengurus rumah tangga dan tak jarang ia sendiri yang membersihkan rumah mewah nya.

Pagi ini tidak ada yang spesial, hanya Lisa yang mengambil cuti karena Haru mengalami demam. Dan seperti biasa sarapan menjadi rutinitas yang selalu di jalan kan pagi ini.

"Haruto nanti kau akan ayah antar."

Haruto menghentikan acara makannya saat ayahnya membuka suara, ia lirik ayahnya yang duduk di tengah-tengah. Ibu nya hanya melempar senyum manis pada nya.

Haruto kembali mengambil sendok nya dan kembali memakan makanan nya, tak ia hiraukan perkataan ayahnya tadi.

"Aku bisa berangkat sendiri."

Hanbin menghela nafasnya berat, anak pertamanya ini memang sangat keras kepala lagi berhati batu. Hanbin maupun Lisa tidak bisa memakai cara kasar untuk mendidik anak-anak nya.

"Haruto dengarkan ayah mu ketika dia berbicara nak."

"Aku berangkat."

Haruto meletakkan sendok nya dengan keras hingga mengundang atensi beberapa pembantu yang kebetulan ada di sana. Haruto mengambil kasar jaket kulit dan tas nya berlalu dari ruang makan, sudah menjadi rahasia umum kalau Haruto itu suka membantah orang tua nya.

Hanbin menghela nafasnya kembali, ia pijat pangkal hidung mancung nya. Kepalanya berat memikirkan betapa bebal nya anak pertama nya itu. Lisa mengusap lembut punggung Hanbin guna menyalurkan kekuatan untuk nya.

Lisa juga merasakan bagaimana bebal nya anak itu, ia juga hampir menyerah mengurus Haruto kalau saja ia lupa kalau anak adalah amanah dan titipan dari Tuhan.

Wanita Thailand itu menjunjung tinggi norma kesopanan, ia juga mengajarkan pada Haruto dan Haru, namun hanya Haru yang mau mengikuti apa yang Lisa ajarkan. Sedangkan Haruto, entahlah, Lisa juga tidak tau.

"Kau yang sabar ya Hanbin, Haruto juga anak kita, ingat baik Haruto maupun Haru mereka titipan dari Tuhan. Kalau kita tidak menjaganya dengan baik, Tuhan akan meminta pertanggungjawaban atas kita. Jadi yang sabar hm,?."

Inilah mengapa Hanbin lebih memilih menikahi Lisa yang terpaut setahun dari nya. Lisa lebih dewasa dari dirinya, meskipun penampilan istrinya ini bisa terbilang seperti anak remaja, namun Lisa mempunyai pikiran yang dewasa, bahkan lebih dewasa di bandingkan Hanbin.

"Aku ke kamar Haru dulu, bubur nya sudah hangat." Lisa mencium pipi Hanbin sebelum membawa nampan berisi bubur untuk Haru.

Hanbin dapat melihat polesan merah alami di pipi istrinya saat bibir tipis nya menyentuh pipi tirus nya. Bahkan Lisa sedikit berlari demi menghindari tatapan mata Hanbin, ah Hanbin sangat-sangat bersyukur mempunyai istri seperti Lisa.

Life Live   [Haruto dan Senja]   [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang