Sorry, maybe [30]

249 29 0
                                    

•Haruto Brothership
•Sorry For Typo

Haruto duduk di atas motor nya, menunggu seseorang yang masih ada di dalam rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haruto duduk di atas motor nya, menunggu seseorang yang masih ada di dalam rumah. Lisa dan Hanbin kini berada di luar negeri karena perjalanan bisnis Hanbin.

Haruto duduk dengan tenang nya di atas motor nya dengan tangan yang sibuk menyuapkan sandwich yang baru saja ia buat pagi tadi.

Lima menit kemudian Haru baru keluar dari dalam rumah dengan dirinya yang masih sibuk dengan jas dan tas nya.

Ia menatap bingung sang kakak yang masih belum berangkat sedari tadi, yang di lihat hanya mengangkat alis nya.

"Kakak belum berangkat?." Haru berjalan mendekati Haruto.

Haruto menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sebenarnya ia hanya ingin mengajak Haru berangkat bersama.

"Eumm...aku tidak punya teman buat berangkat." Haruto tersenyum memperlihatkan gigi nya yang rapi.

Haru masih diam, memproses semua omongan kakak nya ini.

"A-ayah ku memberi banyak uang saku dan-

Haruto menepuk motor nya sendiri.

-motor baru."

Haru tersenyum, hatinya menghangat melihat senyuman kakak nya ini. Ah dan motor baru kakak nya, motor asli nya sudah tak dapat di gunakan lagi memang dan seminggu yang lalu Taehyung membelikan motor sport keluaran terbaru.

Haru akhirnya mengerti arah pembicaraan nya kali ini, ia akhirnya naik di belakang kakak nya.

"Hari ini akan menjadi jam bebas kak, bagaimana kalau kita ke game center?."

Tidak masuk sekolah selama tiga Minggu membuatnya terlambat mendapatkan informasi.

Ia juga tidak membuka aplikasi percakapan dengan teman-teman nya karena handphone sudah hilang entah kemana, nasib nya sial akhir-akhir ini.

"Memang ayah mu memperbolehkan?."

Haru mengerutkan keningnya, ia membenarkan letak helm nya sebelum kakaknya menarik pedal gas dan menjauhi area rumah mewah mereka.

"Ayah ku juga ayah kakak."

Haruto merotasikan bola matanya, sebenarnya ia sedikit riskan jika berbicara tentang pria itu.

"Baiklah."

Haru sedikit tertawa melihat kakaknya, sebenarnya Haru masih sedikit terkejut dengan perubahan sang kakak.

Perubahan kakaknya begitu mengejutkan, namun Haru bersyukur karena Tuhan telah membuka hati kakaknya. Ia menyayangi pemuda yang ada di depannya ini meskipun mereka berbeda ayah.

"Game center tidak buruk."

Lamunan Haru buyar ketika Haruto bersuara, ia hanya mengangguk dan menepuk pelan pundak sang kakak tanda ia setuju.

Life Live   [Haruto dan Senja]   [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang