Prolog

71.7K 1.2K 8
                                    

⚠️
Si Bagas ke Kelapa gading
Yok guys enjoy reading

"Kayaknya kita cukup sampai disini" kata Reksa melucur tanpa beban.

Padahal, mereka baru saja mereguk kenikmatan bersama. Lelaki itu bahkan masih dalam dekapannya, Shenin menatap tak percaya.

Di elusnya rahang lelaki yang sudah tiga bulan ini yang menjadi pacarnya itu. Areksa Putra Adinata lelaki yang ia temui pada pertemuan tanpa sengaja saat acara ulang tahun kantornya.

Masih teringat jelas dikepala Shenin, bahwa lelaki berkulit sawo matang itu yang gencar mendekatinya. Shenin baru pertama kali melihat lelaki itu, mungkin karena mereka berbeda gedung.

"Kamu jangan bercandain aku, ga lucu tau!" ucap Shenin.

Bukannya menjawab perkataan kekasihnya, ah lebih tepatnya akan jadi mantan kekasih karena ia baru saja mengucapkan kata-kata putus walau belum disetujui oleh wanita keturunan bule  itu.

Reksa memakai bajunya, lalu melangkah ke kamar mandi. Tak lama kemudian, lelaki berbahu lebar dan bertubuh jankung itu keluar. Terlihat jelas jejak air di wajahnya.

Ia melangkah mendekati Shenin yang masih terdiam di sisi ranjang. "Aku minta maaf," ucapnya lagi-lagi tanpa beban seolah-olah ia sudah menyiapkan kata-kata itu sejak awal.

Shenin terperangah, menatap Reksa tak percaya. "Gampang banget kamu ngomong maaf!" air matanya lolos tanpa dikomando.

"Sorry, aku ga bisa lagi sama kamu. Aku suka sama yang lain, Bel"

Kali ini Shenin benar-benar murka. Tangannya meraih bantal lalu dilemparnya wajah Reksa yang menyebalkan dimatanya.

"Lelaki keparat! Mau enaknya aja! Kurang ajar,"ucapnya murka.

Reksa tertawa. "Ya, mau bagaimana lagi. Ini semua sudah terjadi. Aku akui itu kesalahanku. Tapi kamu sadar tidak, letak kesalahanmu dimana?"
Shenin terdiam, ia menggenggam erat selimut yang ada didekapannya. Menatap Reksa tajam.

Reksa mendekat, lalu berbisik. "Kesalahan kamu karena terlalu percaya sama lelaki. Segampang itu"

Lalu lelaki itu berlalu, tanpa mengucapkan apa-apa lagi. Meninggalkan Belleza Shenin yang tengah menatap nanar, ia merasa bodoh.



Ini ceritanya lebih santai, biar ga mumet-mumet amat jalanin hidup Kita kasi humor disini yok

Naksir Ayah MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang