Jadi istri

22.5K 466 21
                                    

"Bangun!"

Adinata menarik kaki sang istri, membuat wanita itu langsung membuka mata dan meliriknya dengan tatapan kesal. Tapi siapa peduli? Adinata kini malah mendekat pada sang istri, lalu menyingkap selimut istrinya.

"Masih pagi, Mas."

"Siang!"

"Masa?" Ujar Shenin sembari menarik selimutnya dan kembali menutupi tubuhnya yang polos.

Demi apapun tadi malam ia benar-benar merasa lelah. Pria itu ternyata tak memberinya ampun. Sehingga Shenin tak memiliki tenaga untuk mencari bajunya usai melakukan hubungan intim.

Seingatnya tadi malam setelah mereka melakukan hubungan intim, Adinata membersihkan kekacauan yang terjadi dan mengusap bagian intimnya dengan tisu basah.

"Harusnya kamu pipis dulu di kamar mandi."

"Kan udah di kasur."

"Ck! Itu bukan pipis!"

Ah, Shenin ingat sekarang! Ia benar-benar merasa malu pada sang suami. Mengingat kembali bagaimana ekspresinya tadi malam pasti menggelikan! Suaranya yang-

"Mikirin apa kamu? Jorok pasti!"

"Siapa bilang?"

Pria itu menarik lengan Shenin. "Mandi."

Shenin berdecak, mencebik pada sang suami yang tak romantis. "Masih sakit tau, Mas. Gendong dulu sampai kamar mandi, kalau bisa mandiin juga. Aku gak punya tenaga buat mandi sendiri."

"Kayak bayi!"

"Loh, tadi malam kamu bilang aku baby!"

Ingin menyangkal ucapan istrinya, tapi tak ada yang salah dengan itu. Adinata hanya berdecak lagi dan kemudian menggendong tubuh polos sang istri ke kamar mandi. Ia membaringkan istrinya di bathtub, lalu mulai mengisinya dengan air hangat.

Adinata lalu mengambil sabun. "Mandi sendiri! Saya jumpai Reksa dulu."

Wanita itu kembali mencebik, tapi tak ingin protes. Sebab ia sebenarnya malu juga di depan Adinata. Pun rasanya berdekatan dengan sang suami hanya akan membuat dirinya kembali teringat tentang kejadian tadi malam yang mendebarkan.

Ah, ia lagi-lagi mengingat bagaimana Adinata memasuki liang kewanitaannya dengan beberapa kali percobaan.

Malu!

Usai mandi, Shenin segera memakai pakaian yang telah disediakan oleh sang suami. Gadis itu tersenyum sendiri saat mendapati pakaian yang dipilih suaminya. Dress rumahan warna ungu muda yang begitu pas di tubuhnya.

Wanita itu lalu menyapukan foundation di area lehernya yang terbuka. Tak ingin Reksa melihat hal itu. Sebab banyak bekas keunguan, tentunya pasti akan menimbulkan reaksi aneh pada anak tirinya. Walau sebenarnya ia ingin memamerkannya.

Liat nih, ulah bokap Lo semua! Dia lebih jantan ternyata.

"Makan siang."

"Siang banget?"

"Jam 1!"

Shenin meringis, mengingat hari pertamanya menjadi istri. Harusnya ia bangun pagi lebih dulu dari sang suami dan menyiapkan sarapan untuk pria itu. Ah, harinya jadi kacau karena terlelap tanpa tahu waktu.

Adinata segera menggandeng tangannya, mengajak gadis itu menuju ruang makan yang tampak lebar. Ada meja panjang dengan ukiran rumit berwarna coklat. Makanan yang tersaji juga beragam menu disediakan.

Tak lupa ada anak tirinya yang duduk di sana sembari menoleh padanya. Tersenyum kecut saat Adinata merangkul istrinya dengan erat.

"Pengantin baru banget Pa!"

Naksir Ayah MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang