Adinata sialan!

13.6K 541 54
                                    

"Selamat ya, akhirnya nikah juga Ev!"

Shenin memeluk temannya tersebut, wanita itu kemudian mencubit gemas pipi Evelyn. Terbiasa melihat temannya tampil tomboy dan kini ia melihat Evelyn duduk anggun di singgasana bak ratu.

"Jangan pegang-pegang Shen, nanti bedak gue luntur."

"Ya elah, gitu doang. Lagian juga kan Lo pakai jasa MUA hebat. Masa sih luntur karena dipegang gue doang?" Protes Shenin.

Lalu wanita itu menyingkir dan siap berdiri di samping Shenin. Ia tersenyum saat kamera mengarah padanya. Beberapa kali sesi foto diarahkan dan Shenin hanya bisa menurut saja. Apalagi Sara dan Eva yang heboh ingin membuat beberapa gaya yang unik serta konten di media sosial.

Usai sesi foto, mereka kembali turun dari panggung dan duduk di kursi undangan.

Sara mencolek dagu Shenin. "Itu mantan Lo!"

Shenin mendengus saat menyadari siapa yang datang, ia tak tahu kalau saja suami dari Evelyn merupakan teman Reksa. Sial! Lagi-lagi ia harus bertemu dengan pria itu. Kalau saja hari ini Adinata bisa diajak pergi ke tempat pesta, pasti Shenin ada gandengan.

"Najis!"

"Jangan najis begitu Shen, nanti jodoh beneran loh."

Mendengar ucapan dari Eva, Shenin hanya bisa bergidik ngeri membayangkan kalau ia merupakan jodoh dari Reksa. Dari segi apapun, Adinata lebih terdepan daripada anaknya itu!

"Jangan ngomong sembarangan, gue udah punya Mas Adi. Bentar lagi kita juga nikah."

Sara berdecak. "Mana dia? Perasaan kalau kumpul, dia enggak pernah muncul deh. Bahkan sekedar buat nganter Lo doang pun gak pernah? Kayak gitu tuh duda tua yang Lo pertahankan."

Memang Adinata tak sama dengan pria kebanyakan, namanya pria tua nan kaku. Adinata benar-benar kuno, caranya juga terkadang terlihat sangat norak. Pria itu tak pernah mengantar Shenin kemanapun, tapi bahkan Adinata selalu memberikan uang saku. Ya, yang Shenin tahu cara pria itu memberikan perhatian padanya sangat berbeda.

Shenin mengendikkan bahunya. "Namanya juga sibuk, calon suami gue perlu persiapan buat kehidupan ke depan nanti. Lo tau sendiri kalau biaya hidup makin mahal, apalagi kalau udah punya anak nanti."

"Nikah aja belum, udah mikirin anak. Tunggu dulu tuh si duda ngucao janji suci, baru kita percaya kalau dia emang serius."

Terserah, Shenin tak perlu membuktikan pada teman-temannya bahwa memang Adinata serius padanya. Cukup pria itu memberikan aksi agar Shenin lebih percaya. Seperti sekarang ini contohnya, pria itu tengah memperjuangkan tender proyek besar. Rencananya nanti Adinata bilang keuntungannya akan ia gunakan untuk mahar.

Cukup lama berada di tempat pesta Evelyn, sampai Shenin merasa lelah. Akhirnya gadis itu pamit pulang dan menolak kamar hotel yang telah dipesan oleh Evelyn.

"Bel!"

Shenin menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Apa lagi sih?"

Reksa mendekat, pria itu tersenyum.

"Jangan dekat-dekat! Nanti kalau ada yang lihat, bagaimana?"

Pria itu kembali mundur, ia mengangguk. "Oke. Bagaimana kalau pulang bersama? Kebetulan ayah hari ini pulang, harusnya kamu sambut kedatangan ayah dong."

Menarik! Shenin baru ingat kalau Adinata pulang hari ini. Tapi masalahnya wanita itu enggan mengunjungi Adinata bersama dengan Reksa. Sial memang! Mengapa pria itu malah pulang ke rumahnya?

Itu karena keinginan dari ibu dari Adinata, beliau sangsi kalau mereka tinggal berdampingan. Ya, meskipun sesekali Adinata melanggar janji dan kembali ke apartemen. Bahkan jiga ikut menginap ke apartemennya, tapi tenang! Mereka tak berada di kamar yang sama.

"Maaf, aku bisa sendiri."

"Biar lebih mudah? Aku udah mencoba berdamai dengan masa lalu. Dan aku berharap kamu pun juga sama, Shen. Bagaimana kita bisa jadi ibu dan anak kalau kamu sendiri selalu seperti ini?" Cecar Reksa.

Shenin mendengus. "Siapa yang mau jadi ibu kamu?" Balasnya sengit.

Reksa menghela nafas kasar. "Oke, setidaknya jadi teman atau apapun. Kamu akan jadi istri dari ayah. Kita harus membuat hubungan kita tanpa canggung agar ayah tak tahu tentang masa lalu kita, benar?"

Oke! Kalau begitu Shenin lebih setuju. Semkga setelah ini Reksa lebih sadar kalau sekarang dirinya adalah milik Adinata.

Meski dengan perdebatan yang cukup alot, akhirnya Shenin bisa berada di mobil Reksa menuju tempat tinggalnya yang kini juga tempat tinggal Adinata.

Setelah cukup lama berdesak-desakan di jalan, mereka sampai di rumah dengan gaya klasik Eropa. Shenin pernah sekali ke sana, tapi ia hanya sampai di ruang tamu saja.

"Yuk, mobil ayah udah terlihat. Aku tidak bilang akan pergi sama kamu ke sini."

Shenin mengangguk, ia tersenyum dan mulai melangkahkan kakinya menuju pintu utama.

Reksa mengajak Shenin memasuki rumah. "Sepertinya ayah berada di kamar. Mungkin beliau capek. Kamu mau tunggu di sini?" Tanyanya.

Ruang tamu cukup sepi, tapi Shenin juga rasanya sungkan kalau tiba-tiba langsung menghampiri Adinata ke kamarnya.

"Eh-m, Bik Narsih di mana?" Tanyanya.

Biasanya ada asisten rumah tangga, tapi kini benar-benar terlihat sepi. Shenin jadi takut kalau Reksa malah menjebaknya di sini.

"Biasanya sih jam segini ada di dapur, tapi kenapa tidak terdengar juga? Kamu ketuk saja pintu ayah. Aku mau ganti baju sebentar," ujar pria itu.

Lalu reksa menuju lantai atas kamarnya, meninggalkan Shenin yang kini berdiri di depan pintu kamar Adinata.

Dengan perasaan ragu, Shenin mengetuk pintu. Tapi tak ada sahutan, ia malah mendengar suara-suara lain di balik pintu yang tak terkunci dengan rapat. Perasaannya kini mulai bimbang, antara membuka pintu tersebut atau malah menunggu Adinata menghampirinya.

"Ah, mas!"

Brak!

Adinata membuka pintu dengan kasar, pria itu membelalak saat melihat Shenin yang berdiri di ambang pintu dan juga sedang menatapnya.

Shenin mengerjap. "Mas sama siapa?"

Pria itu tampak gelagapan, lalu memandang wanita lain yang tampak lebih berumur dari Shenin. "Eh-m ini bukan seperti bayangan kamu."

"Memangnya aku membayangkan apa?" Tanya Shenin lagi.

Wanita dengan rambut acak-acakan dan terlebih bajunya ikut berantakan. Kancing bajunya juga tak beraturan menandakan kalau tadi mereka sedang melakukan sesuatu yang tak senonoh.

Adinata mengusap kasar rambutnya, ia kemudian menoleh pada wanita di belakangnya. "Dia Aunty dari Reksa. Maksud saya adik ipar saya yang juga adik kandung dari istri saya."

"Oh." Shenin mengangguk santai. "Cantik. Kelihatannya juga cocok kok sama Mas Adi. Lebih dewasa, sexsy dan sepertinya juga bisa memuaskan Mas. Kalau gitu, aku permisi dulu! Langgeng ya?"

Lalu Shenin berlari cepat meninggalkan rumah itu, ia mengusap air matanya dengan kasar. Sial! Sial! Adinata memang brengsek dan sialan! Sayang sekali ia sempat menjatuhkan hatinya pada pria bajingan tengik itu!

Jangan-jangan pertunangan palsu itu terjadi karena Adinata ingin menutupi skandal ia dengan adik iparnya itu? Atau mungkin memang wanita sexsy tadi juga sudah memiliki keluarga? Ah!!! Menyebalkan! Anak dan ayah sama saja!

Apakah kalian sudah lupa dengan alurnya? Ya, kita sama heheh

Selamat membaca ya! Have a nice day! Padahal selesai dari pagi, tapi malah ke draft 🤣

Naksir Ayah MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang