Menatap Malam

24.4K 948 23
                                    

Kalo kelen suka sama ceritanya. Tolong lah kasi jejak dikit, biar ga ngawang 🐱

🐣🐣🐣

"Ya gitu, Mbak. Agak geser lagi ke tengah dikit, nah gitu," suara Andi--fotografer menginstruksi gerakan Shenin. Selain pengangguran sesekali ia menerima tawaran job, sebagai model.

Sara tersenyum sumringah melihat hasil foto yang ditunjukkan oleh Andi. Gadis itu meminta Shenin untuk menjadi model produknya, fashion wanita dari berbagai macam jenis baju, sepatu atau sandal dan beberapa pernak-pernik. Usaha ini didirikan oleh Sara dan pacarnya.

Sara mengacungkan jempol. "Cakep banget lo Shen buset. Kalo gue cowok mah gue pacarin," ceplosnya, dilirik aneh oleh Andi.

Shenin melempar baju produk Sara. "Gue ga mau kali sama lo. Ya kali, gila aja. Meski jomblo gini gue gak sefrustasi itu," balasnya.

Wanita itu duduk sembarang dilantai, melipat kakinya. "Ga guna ac nya. Sangat tidak worth it buat para model. Coba kalo lo nyuruh orang lain, beuh ga bakal mau tuh," omelnya.

Andi menyerahkan minuman botol dari kulkas, lelaki itu juga ikut duduk dilesehen tepat di depan Shenin. "Kamu ga mau nyoba dunia modelling aja? Cocok, pasti makin banyak yang pakai jasa kamu. Jadi tidak hanya berorientasi dengan Sara dan beberapa teman kamu aja," usul Andi.

Shenin menggeleng, ia terkekeh. Ia tidak ingin terjun pada dunia modelling, pasti akan banyak sekali godaan. Ia cukul menikmati menjadi pengangguran sekarang, meskipun tidak seutuhnya menganggur. Wanita itu mendapatkan pemasukan dari investasi, ia sudah menyiapkan ini sejak lama.

"Males gue. Nguras tenaga aja, mending rebahan," jawabnya cuek.

Sara berdecak, ia juga ikut duduk dilesehan. Sehingga sekarang mereka berbentuk melingkar. "Ye, nih anak. Dimana-mana orang tuh ngejar karir diusia muda. Ini malah mudanya leha-leha," timpalnya.

Shenin menjentikkan jari. "Gue tipikal anak muda yang ga terlalu berminat pada karir. Udah cukup buat kemarin. Lagian ga semua orang kok ngejar pencapaian karir, kebahagiaan kan ga selalu berorientasi pada karir atau jabatan." jelasnya.

Wanita itu tak terlalu suka hal yang rumit, dan itu juga yang membuatnya keluar dari rumah. Ia ingin kebebasan dalam memilih jalan hidup, baginya selagi hal yang baik akan ia lakoni.

Andi melempar kulit kacang. "Nikah sama aku yuk. Tapi ya rumah masih kredit, kendaraan juga biasa aja. Tanggungan ada adek satu," katanya tanpa beban.

Shenin mengerenyit, ia balik melemparkan kulit kacang. "Males, lo kan tukang foto cewek-cewek cantik. Tiap hari ketemu."

Andi mendekat, ia menatap wanita blasteran Israel itu. "Kalo aku berhenti jadi fotografer  gimana?" tanyanya dengan penuh keyakinan.

Sara tertawa. "Haduh, gue pasti ngerusak momen kalian. Pergu dulu deh, mau nyamperin ayang juga," wanita itu berlalu pergi meninggalkan dua orang yang saling tatap.

Setelah Sara pergi dan hanya menyisakan mereka berdua, Andi kembali bertanya. "Bagaimana?" tanyanya menuntut.

Shenin hanya menyungging senyum. "Haduh, kok lo anggap ini tuh serius sih. Gue becanda kali tadi, gue juga tahu lo tuh bercanda doang. Lauren, cakep tuh," jawabnya. Wanita itu beranjak, ini terlalu akward. Andi tidak pernah bercanda berlebihan seperti itu.

Naksir Ayah MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang