"Sakit?"
"Gak terlalu. Nyeri sedikit aja." Shenin berusaha tersenyum untuk memastikan bahwa dirinya baik-baik saja.
Wanita itu menghela nafas panjang, ia lantas tersenyum ketika dua bayi mungil dibawa menuju padanya.
Adinata lantas menyambut kedua anaknya, bayi laki-laki itu ia gendong. Sedangkan bayi perempuan ia baringkan di dekat Shenin. Agar wanita itu bisa melihat anak mereka lebih dekat.
"Kalau susunya belum keluar, bisa dicoba nanti Bu."
"Iya."
Mata Shenin tak henti-hentinya memandang putrinya yang terlelap dengan kain bedong warna pink. Rambut bayi itu lebat berwarna hitam, mirip seperti suaminya. Sedangkan bagian bibirnya berwarna pink dan tipis, hidungnya mancung dan bulu matanya yang lentik. Cantik sekali! Ia tak pernah menyangka bahwa bayi yang ia kandung akan meng-copy paste wajahnya.
Pintu ruang rawat Shenin terbuka, ada Reksa dan dua orang pria yang menyusul di belakangnya.
Shenin lantas mendekap putrinya saat kedua pria itu mendekat. "Kenapa datang?"
"Kami tidak mungkin membiarkan adik bungsu kami sendiri di sini."
"Ada suamiku," jawabnya ketus.
Merasa bahwa suasana mendadak berubah, Adinata lantas mengembalikan bayinya pada suster. Ia mengusap kelapa sang istri dan berbisik pelan. "Tidak apa-apa. Mereka hanya datang untuk menjenguk."
"Ini kayaknya Bunda lagi kesal sama aku waktu hamil. Kok yang satu malah mirip aku?" Reksa langsung berceloteh saat melihat bayi digendongan suster.
"Mirip Papa!" Balas Adinata tak terima. Jelas bayi laki-laki itu mirip dengannya.
Reksa berdecak pelan, ia mengambil alih adiknya dan menggendong bayi itu dengan sangat hati-hati. "Mirip aku, Pa. Kan waktu bayi aku mirip Papa."
"Asal kelakuannya jangan," sahut Shenin.
Ia mulai kembali ceria saat Adinata dan Reksa memecah suasana hening. Pun saudara tirinya sama sekali tak mengganggu. Benar-benar hanya niat untuk menjenguk dan melihat kedua bayinya. Pun mereka tak banyak bicara, kecuali saat Adinata atau Reksa yang menjagak bicara.
Mama tirinya, jangan ditanya. Shenin tak begitu berharap pada wanita itu akan menjenguknya. Pun ia juga tak lagi ingin terikat dengan keluarganya.
Reksa mengambil potret selfie dengan bayi laki-laki itu. "Ini kalau aku posting, bikin heboh sih. Apalagi mereka yang gak tau kalau Papa nikah lagi."
"Jangan di-posting dulu. Tunggu udah besar nanti," kata Shenin.
"Kenapa?"
"Gak ada. Cuma buat jaga-jaga aja."
Pria itu hanya mengangguk, ia mengambil banyak foto kedua adiknya yang terlihat imut saat tidur. Siapa sangka, ia akan mendapatkan adik saat usianya mencapai 27 tahun? Tapi ternyata tak begitu buruk, sebab ia benar-benar senang melihat kedua bayi itu.
Waktu berlalu, Shenin pun telah kembali ke rumah. Adinata mempekerjakan asisten 2 rumah tangga dan 1 baby sitter untuk membantu sang istri.
Sebab meski sudah ikut pelatihan kelas parenting dan semacamnya, Shenin masih kaku saat memandikan bayinya. Pun wanita itu masih takut-takut untuk menggendong bayinya.
Terkadang Adinata yang membantu saat bayi itu ingin menyusu jika ia di rumah, terkadang baby sitter. Saat malam pun, mereka secara bergantian bangun. Adinata pun tak tega melihat istrinya yang terjaga setiap kali anak mereka menangis.
![](https://img.wattpad.com/cover/300151054-288-k963894.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Naksir Ayah Mantan
RomanceBelleza Shenin menyukai tetangga barunya, duda yang mempunyai jarak umur sangat jauh dengannya. Bagian plot twist nya adalah ternyata lelaki yang ia sukai-- ayah dari mantan pacarnya. Januar Adinata, lelaki duda beranak satu yang setia pada almarhum...