"Ih! Males banget gue! Dasar, lelaki gak tau malu! Iki miii minti miif, bacot!" omel Shenin.
Wanita mengusap kasar tangannya yang dipegang oleh Reksa. Tak sudi! Shenin bukan jajaran wanita yang sulit move on dan melupakan orang yang telah menyakitinya. Baginya, setelah seseorang itu menyakiti dirinya dan tak menginginkannya lagi, maka Shenin juga akan melepaskan orang tersebut.
Mengapa harus memperjuangkan seseorang yang tak bisa menghargai kita? Bagi Shenin, harga diri adalah yang paling utama! Ia tak mau dicap wanita bodoh bin bego hanya karena cinta. Baginya, makan cinta juga tak membuat dirinya merasa kenyang!
Ibu-ibu di sebelah kursi Shenin meliriknya takut-takut, mungkin takut jikalau orang yang di sampingnya adalah wanita yang kurang kewarasan. Anak ibu itu yang berada di pangkuan, langsung di geser dekat sudut jendela kendaraan umum tersebut.
"Gue gak gila kok," ucap Shenin.
Syukur, sebentar lagi telah sampai halte depan apartemennya. Wanita itu segera bersiap turun, ia mengibaskan tangannya di rok yang ia pakai. Barangkali, ada kotoran yang menempel.
Namun, wanita itu langsung terkaget saat seseorang mendekapnya dari belakang. Tangan Shenin langsung tangkas menyikut perut seseorang menggunakan sikunya dengan keras, lelaki itu yang telah berbuat tak senonoh padanya.
"Awh.. sshhhh," ringis lelaki itu.
"Ada apa ini? Mbak, apa lelaki ini bersikap kurang ajar sama Mbak?" tanya salah satu seorang penumpang.
Shenin menoleh, melihat lelaki yang sedang meringis. Wajahnya tak terlihat, tapi dari samping Shenin hafal sekali badan tegap serta harum parfum lelaki itu.
Salah satu diantara para penumpang kendaraan umum itu mendekat ke arah lelaki yang sedang meringis tersebut. Tangannya dengan segera mengunci pergerakan lelaki itu. "Dasar! Sudah tua! Tapi, masih saja bersikap mesum! Itu pelecehan pada wanita! Bagaimana kalo yang diperlakukan anak atau siapa anda?" ucap penumpang itu dengan suara keras.
Shenin terbelalak saat penumpang itu meninju wajah lelaki yang telah memegangnya tadi. "Pak! Stop! Aduh, kan wajahnya Mas jadi gak cakep lagi ntar!" kata Shenin menghentikan bogeman.
Telah ada satu bogeman yang mendarat di wajah lelaki tampan itu. Shenin meringis, melihat wajah Adinata yang memerah.
"Loh, kenapa? Bukannya tadi, bapak ini udah mau jahatin kamu? Mbak jangan takut, ini bisa dibawa ke jalur hukum. Kami bisa dijadikan sebagai saksi," kata seseorang perwakilan dari gerombolan penumpang.
Shenin menggeleng dengan cepat. "Ini saya kenal, tadi saya cuma refleks aja karena kaget. Aduh! Wajahnya jadi bonyok karena bapak!" katanya.
Beberapa orang yang menonton keributan tercengang, aneh sekali!
"Terus, kenapa bapak ini tadi tiba-tiba meluk mbaknya gitu? Saya lihat, gak usah menyangkal," kata sala seorang lagi.
Adinata berdecak malas, ia mengelus pelan wajahnya yang masih terasa perih. Setelah tadi wanita itu secara spontan memukul perutnya, kini orang lain yang memukul wajahnya. Padahal, ia hanya bermaksud baik pada Shenin, tak ada maksud untuk kurang ajar.
Tadi, saat beranjak dari kursinya, Adinata tak sengaja melihat seseorang yang ia kenal. Namun, matanya juga tak sengaja tertuju pada rok Shenin yang berwarna cream. Jelas, darah itu terlihat.
"Dia lagi menstruasi, terus darahnya jug-"
Belum sempat Adinata menyelesaikan ucapannya, Shenin langsung mendekam bibir Adinata. Ia baru mengingat bahwa ini adalah tanggal biasa ia menstruasi, sialan! Pantas, tadi ia merasa kurang nyaman. Ternyata, memalukan!
Wajahnya memerah menahan malu, karena semua orang sekarang memperhatikannya. "Mas ini suami saya Pak, maaf semua jadi menimbulkan salah paham. Kami tadi memang berangkat terpisah, terus saya juga gak tau beliau ada di bus yang sama dengan saya," jelas Shenin.
Orang-orang yang berada di kerumunan menghela nafas panjang, ternyata salah paham. Padahal, mereka sudah bersiap merekam dan akan mencurahkan hal ini ke media sosial. Yah, tak jadi membuat konten!
Adinata mengerenyit, tapi tak mungkin juga ia mengklarifikasi hal ini di depan publik. Bukan urusannya, terserah orang-orang beranggapan apa.
Beberapa orang-orang bubar dari kerumunan, sedangkan Shenin dan Adinata masih berdiri berhadapan.
"Maaf, karena aku tadi mas jadi gini. Aku refleks aja tadi," ucap Shenin.
Adinata hanya mendengkus, lalu ia berjalan lebih dulu. Meninggalkan Shenin begitu saja.
"Mas!"
"Hm."
"Tungguin, ini gimana aku? Tadi katanya mau niat bantu, masa ditinggal gitu aja?" tanya Shenin.
Adinata menghembuskan nafasnya dengan kasar, pria itu merangkul pundak Shenin. "Udah jalan," bisiknya.
Wah, berdekatan dengan Adinata membuat jantung Shenin seperti meledak-ledak. Ini gila! Sensasinya, lebih gila daripada ia di rangkul oleh mantan-mantannya. Di rangkul saja, ia sudah merasa seperti ini. Bagaimana, jikalau mereka melakukan hal yang lebih dari ini?
Oh, otak kotor Shenin mulai liar berpikiran kemana-mana. Sepertinya z ia harus mencuci otaknya menggunakan pemutih pakaian!
"Cepat! Jalan! Mau saya tinggal?" ucap Adinata.
Oh, suara seksi lelaki itu membuat tengkuknya meremang. Shenin benar-benar bisa gila kali ini!
__。◕‿◕。__
"Pelan!" kata Adinata, saat Shenin mencoba membersihkan lukanya.
Akibat tonjokan keras tadi, wajah Adinata jadi lebam dan bengkak. Bahkan, bibir lelaki itu juga sedikit luka. Tak disangka, niat baiknya berujung petaka seperti ini.
Shenin menuang alkohol di kapas. "Aku pelan kok, Mas. Beneran ini, pelan banget padahal. Berarti Mas gak bisa main kasar ya?" goda Shenin terkekeh.
Adinata berdecak, matanya mendelik. "Jangan berani-berani buat memikirkan hal yang tidak-tidak tentang saya!" balasnya.
Wanita itu menutup mulutnya, ia baru saja keceplosan. Reputasi gadis baik-baik nan polos di depan Adinata, tercoreng sudah! Shenin tak bisa lagi untuk pura-pura polos, duh, tapi bisa jadi tipe Adinata wanita agresif, bukan?
Ia bisa agresif, nanti mungkin wanita itu akan membaca novel bergenre romance plus-plus. Referensi bacaan, sebelum menikah dengan Adinata! Duh, otaknya makin liar kesana-kemari. Ya Tuhan, tolong dmjodohkan ia dengan Adinata! pekiknya dalam hati.
"Heh! Kapasnya malah masuk dalam mulut saya. Kamu sebenarnya ikhlas mau ngobatin saya, tidak?" tanya Adinata.
Nah, karena pikiran kotornya. Setelah ia mengobati luka Adinata, Shenin sedikit menjauh dari lelaki itu. Bukan apa-apa, ini karena ia tak mau jika tiba-tiba melumat bibir Adinata yang seksi itu.
"Maaf, mas. Tadi aku lagi mikirin cucian di apart. Kayaknya, aku belum cok ke listrik," jawab Shenin.
Adinata mengerenyit, cucian apanya! Ia sering melihat Shenin mengantarkan pakaian kotor ke laundry bawah.
"Laundry."
"Hah?"
Wanita itu mengerenyit, mengapa tiba-tiba bahas laundry? Oh, mungkin maksud Adinata...
"Kamu nyuruh aku laundry? Pasti gak mau aku kecapean," kata Sehnin percaya diri.
Adinata kembali berdecak, biacara dengan wanita itu hanya dapat membuat emosinya memuncak.
"Saya sering lihat kamu laundry, jangan mengada-ngada. Sudah sana, saya mau istirahat," kata Adinata.
Yah, tidak apa-apa. Mungkin sekarang Adinata belum begitu peduli padanya, tapi lihat nanti! Shenin akan membuat Adinata yang tergila-gila padanya, yang jelas karena cinta.
"Bukannya kita suami istri?" goda Shenin.
"Mimpi kamu! Sana, mandi!" ucap Adinata dengan nada ketus.
Aku tadi salah up haha
Makasih udah nungguin cerita ini, jangan lupa kasih ⭐Makasih udah baca, sehat selalu ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Naksir Ayah Mantan
RomantizmBelleza Shenin menyukai tetangga barunya, duda yang mempunyai jarak umur sangat jauh dengannya. Bagian plot twist nya adalah ternyata lelaki yang ia sukai-- ayah dari mantan pacarnya. Januar Adinata, lelaki duda beranak satu yang setia pada almarhum...