Selesai dengan acara lamaran mendadak itu, Adinata mengajaknya untuk check in. Bayangkan, pria yang dulu menolaknya mentah-mentah kini malah mengajaknya untuk menginap bersama di hotel!
Anehnya Shenin bahkan tidak menolak kesempatan ini, ia bisa tidur dalam dekapan pria itu dan menikmati suasana hotel yang mewah tanpa mengeluarkan uang.
"Mas, tentang anak kamu."
"Ada apa?" tanya Adinata sembari membuka kancing kemejanya dan hanya meninggalkan kaos tipis.
Pria itu menggantungkan bajunya di lemari, lalu ia membuka celana panjang dan meninggalkankan celana pendek di atas lutut yang melekat pada tubuhnya. Dengan santainya, ia malah ikut bergabung di ranjang tepat di samping Shenin.
Jelas wajah Shenin langsung memerah, ia juga menelan ludahnya dengan kasar. Pemandangan itu tentu sjaa tak bisa dilewatkan, kaki jenjang calon suaminya juga kulitnya masih terlihat sekal di umur yang sudah makin menua. Aneh, sepertinya pria itu vampir karena tidak pernah menua.
"Ehm, aku merasa gak enak aja sama anak kamu. Pasti menurut dia berat banget buat terima kenyataan kalau calon Mama tirinya masih begitu muda."
Tangan Adinata kini berpindah untuk merengkuh bahu Shenin, pria itu mengajak Shenin untuk mendekat. Lalu mereka berbaring di ranjang empuk tersebut.
"Nanti lama-lama dia akan merasa terbiasa."
Namun bukan hal itu masalahnya, Shenin bingung menjelaskan pada pria itu bahwa calon anak tirinya merupakan mantan terakhir yang ia benci. Belum lagi mereka pernah terlibat pads hubungan asmara yang tak biasa. Ya, meskipun saat itu hanya sekedar pelukan semata. Alias cuddle sambil menikmati layar televisi.
Tapi tetap saja, kalau Adinata mengetahui fakta ini mungkin pria itu akan marah atau juga merasa kecewa padanya.
"Mas.."
"Ya?"
"Apa kamu yakin buat lanjutin hubungan ini? Kalau kamu merasa terpaksa dan pengen berhenti sampai di sini, aku tidak masalah."
Kini tubuh Adinata sedikit bergeser, pria itu berhadapan dengan kekasihnya. Menatap mata Shenin dan mencari keseriusan di sana. Dulu wanita itu yang gencar untuk mendekatinya sampai ia dibuat risih, tapi kini malah seolah Shenin yang ingin menjauhinya.
Apa ini merupakan trik perempuan?
"Kenapa?"
Shenin mengulum bibirnya, wanita itu kemudian menghembuskan nafas perlahan. "Kamu tahu kan, kalau sebelum sama kamu aku pasti udah pernah pacaran. Dan aku bukan wanita baik-baik kalau kamu mau tahu. Jadi, aku gak ingin suatu hari nanti kamu mengungkit hal itu. Lebih baik kita omongin dari sekarang, kalau memang kamu merasa keberatan maka aku akan mundur. Kamu bisa cari wanjta baik-baik di luar sana, pasti akan banyak yang antri."
Oh, itu masalahnya. Adinata menganggukkan kepala, pria itu malah semakin mendekatkan jarak antara tubuhnya dengan Shenin. Setelah meninggalnya sang istri, ia bahkan tak pernah interaksi berlebih atau melakukan hal intim pada wanita lain.
Meskipun temannya sempat menawarkan banyak wanita, tapi ia selalu menolak karena tak bisa melakukannya. Wajah istrinya begitu terngiang-ngiang di ingatan, pria itu tak sanggup untuk menyentuh wanita lain.
Tapi, sekarang ia ingin mencoba.
"Saya juga sudah kalau kamu mau tahu. Umur saya bahkan jauh di atas kamu, harusnya kamu yang masalah karena pasti akan banyak pria muda yang mau sama kamu."
Shenin berdecak. "Mas gak kelihatan tua banget kok, tapi kalau diperhatikan betul memang sedikit ada kerutan di wajah. Itu hal yang wajar terjadi karena umur Mas yang udah menua. Tapi buat hal lain aku rasa oke banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
Naksir Ayah Mantan
RomanceBelleza Shenin menyukai tetangga barunya, duda yang mempunyai jarak umur sangat jauh dengannya. Bagian plot twist nya adalah ternyata lelaki yang ia sukai-- ayah dari mantan pacarnya. Januar Adinata, lelaki duda beranak satu yang setia pada almarhum...